Budaya Indonesia yang Pernah Tampil dalam Misi Kebudayaan Internasional

Budaya Indonesia yang Pernah Tampil dalam Misi Kebudayaan Internasional - Globalisasi membuat dunia seolah-olah tanpa batas. Apa yang terjadi pada suatu negara dapat dengan mudah dan cepat diketahui oleh negara lain. Begitupun juga halnya dengan budaya. Budaya negara lain dapat dengan mudah masuk ke negara kita. Akibatnya kita mengenal budaya-budaya dari berbagai negara di dunia. Dengan begitu, budaya negara kitapun juga mudah dikenal oleh negara lain.

Budaya Indonesia yang Pernah Tampil dalam Misi Kebudayaan Internasional

Di kelas III, kamu sudah belajar tentang keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Masih ingatkah kamu dengan materi itu? Kamu tentu masih ingat. Untuk menyegarkan kembali ingatanmu, sekarang coba kamu buka kembali buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas III milikmu.

Sebagai anak Indonesia, kamu harus bangga memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Kamu harus menghargai dan melestarikan budaya daerah sendiri. Kamu tidak boleh merendahkan budaya daerah yang satu dari budaya daerah yang lain. Begitu pula sebaliknya, kamu tidak boleh menganggap budaya daerah dari suku bangsamu sendiri yang lebih baik dan lebih hebat.

Selain itu, kamu juga harus menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri. Kebudayaan kita jauh lebih baik, karena sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Kamu harus memperkenalkan dan mengembangkan budaya Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.

Budaya Indonesia yang Pernah Tampil dalam Misi Kebudayaan Internasional
Budaya Indonesia yang Pernah Tampil dalam Misi Kebudayaan Internasional
Teman-teman, tahukah kamu bahwa kebudayaan kita sering tampil dalam misi kebudayaan internasional? Berikut ini beberapa budaya bangsa kita yang pernah tampil dalam misi kebudayaan internasional.

1. Tari-Tarian Daerah Bali

Tahukah kamu nama-nama jenis tarian daerah yang berasal dari Bali? Wah, kamu sangat cerdas ya. Tari Kecak, Pendet, Gabor, Jangger, dan Legong merupakan beberapa contoh tarian daerah yang berasal dari Bali. Tarian tersebut pernah dibawakan oleh Tim Kesenian Bali ke Chili dan Peru. Pementasan ini atas undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

2. Wayang Kulit

Pernahkah kamu menonton pertunjukan wayang kulit? Pertunjukan wayang kulit memadukan seni rupa, peran, suara, musik, dan sastra. Biasanya, cerita wayang kulit diambil dari epos Mahabharata dan Ramayana yang berasal dari karya sastra India.

Wayang kulit adalah salah satu seni pertunjukan Indonesia yang paling tua. Saat ini, kesenian wayang kulit telah dikenal berbagai negara di dunia. Dalang wayang kulit Ki Anom Suroto dari Jawa Tengah, pernah tampil di beberapa negara di dunia.

Salah satu cara pelestarian wayang adalah dengan mendirikan museum di Jakarta. Museum wayang terdapat di Taman Fatahillah dan Taman Mini Indonesia Indah.

3. Kebudayaan dan Tarian dari Suku Dayak

Tarian dari suku Dayak di Kalimantan Timur merupakan kelompok tari yang agak terkemuka, di samping tarian Jawa dan Bali. Jenis tarian dari suku Dayak antara lain tari Kanjet, Giring-Giring, dan Mandau. Kebudayaan dan tarian dari suku Dayak pernah dipentaskan dalam Festival Asia di Madrid, Spanyol. Pementasan tersebut dibawakan oleh kelompok Bougenville dari Kalimantan Barat.

4. Kerajinan Pahatan Suku Asmat

Suku Asmat telah terkenal dengan pahatannya. Mereka menjual hasil pahatannya itu kepada para wisatawan. Pemahat suku Asmat dari Papua pernah berpameran dan menunjukkan kebolehannya dalam membuat patung.

Menentukan Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi

Arus globalisasi tidak dapat kita bendung atau hentikan. Pengaruhnya telah menyebar ke negara-negara di dunia, termasuk negara kita. Seperti telah kamu pelajari di depan, pengaruh globalisasi itu ada yang positif dan ada yang negatif. Untuk menyikapinya, kamu harus selektif. Kamu harus dapat menyaring segala pengaruh yang masuk, baik budaya maupun iptek. Kamu harus pandai dalam memilih. Kamu harus dapat mengambil yang positif dan harus membuang jauh-jauh hal-hal yang negatif.

Berkaitan dengan budaya luar negeri yang masuk di era globalisasi ini, kamu harus benar-benar selektif. Kamu harus menolak kebiasaan-kebiasaan orang luar negeri yang bertentangan dengan budaya dan kepribadian bangsa kita yang berasaskan Pancasila. Budaya apa sajakah yang dimaksud? Budaya-budaya itu antara lain sebagai berikut.
  1. Kekerasan
  2. Individualisme, Individualisme adalah suatu paham yang menganggap diri sendiri lebih penting daripada orang lain.
  3. Materialisme, Materialisme adalah paham yang mencari dasar segala sesuatu itu berupa kebendaan, seperti uang, harta, dan sebagainya.
  4. Pergaulan bebas
  5. Minum-minuman keras
Sebaiknya, kamu harus menerima budaya-budaya dari luar yang dapat memajukan bangsa kita. Tahukah kamu, budaya apa saja itu? Benar sekali. Pengamatan yang sangat bagus. Ya, budaya itu di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Giat bekerja
  2. Disiplin3. Tanggung jawab
  3. Berorientasi ke masa depan
  4. Menghargai waktu
Sikap selektif ini dimaksudkan juga agar budaya bangsa kita tidak punah dengan masuknya budaya asing. Kita harus menjaga kelestariannya.

Dalam bidang iptek, kamu harus dapat menerapkan teknologi yang memberikan manfaat. Misalnya teknologi yang tidak merusak lingkungan, teknologi yang bisa menghemat waktu seperti traktor, dan teknologi yang bisa menjaga kelestarian sumber daya alam.

Ringkasan

Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
  • Dampak positif globalisasi
• kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Perubahan gaya hidup manusia.
  • Dampak negatif globalisasi
• Masuknya berbagai budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
  • Pancasila merupakan perisai utama terhadap pengaruh negatif globalisasi.
  • Pengaruh globalisasi yang masuk ke negara kita harus disikapi secara selektif.
  • Budaya luar negeri yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa Indonesia:
• Kekerasan
• Individualisme
• Materialisme
• Pergaulan bebas
• Menghargai waktu
  • Budaya luar negeri yang dapat memajukan bangsa Indonesia:
• Giat bekerja
• Disiplin
• Tanggung jawab
• Berorientasi ke masa depan
• Menghargai waktu

Glosarium

  1. Arsip : dokumen tertulis, lisan, atau bergambar dari waktu yang lampau, disimpan dalam media tertulis, elektronik.
  2. Bengkok : tanah milik desa yang dipinjamkan kepada pamong desa untuk digarap dan dipetik hasilnya sebagai pengganti gaji.
  3. Dokumen : surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan.
  4. Epos : cerita kepahlawanan.
  5. Globalisasi : proses masuknya ke ruang lingkup dunia
  6. Hak : kekuasaan untuk berbuat sesuatu
  7. Inspektorat : Badan (lembaga, pemerintah) yang melakukan pekerjaan pemeriksaan.
  8. Intensif : secara sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal.
  9. Kepribadian : sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau bangsa yang membedakan dengan orang atau bangsa lain.
  10. Konstitusi : segala ketentuan dan peraturan tentang ketatanegaraan suatu negara.
  11. Mandat : perintah atau arahan yang diberikan oleh orang banyak (rakyat) kepada seseorang (beberapa orang) untuk dilaksanakan sesuai dengan kehendak orang banyak itu.
  12. Martabat : tingkat harkat kemanusiaan; harga diri.
  13. Otonomi : pemerintahan sendiri
  14. Remote Control : menjalankan dengan pengemudian dari jarak jauh.