Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara

Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara - Pada pembahasan materi PKN kali ini mengenai Kawasan Asia Tenggara dan Kerja sama negara-negara Asia Tenggara dan juga tentang nama Asia Tenggara, Lintasan sejarah masa lalu Masyarakat Asia Tenggara, Faktor pendorong kerja sama negara-negara kawasan Asia Tenggara, Organisasi formal kerja sama negara-negara Asia Tenggara, Bentuk kerja sama negara-negara Asia Tenggara, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara

Pernahkah kamu mendengar istilah kerja sama negara-negara ASEAN? Pernahkah kamu mengikuti siaran langsung tentang pesta olahraga negara-negara ASEAN? Apa yang kamu ketahui tentang ASEAN? dengan mempelajari materi kali ini kalian akan dapat menjelaskan kawasan Asia Tenggara;  menyebutkan negara-negara kawasan Asia Tenggara; menggambarkan kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara; dan memberikan contoh bentuk-bentuk kerja sama negara-negara kawasan Asia Tenggara.

   Kawasan Asia Tenggara

1. Tentang Nama Asia Tenggara

Nama Asia Tenggara pertama kali muncul kurang lebih pada abad ke-20. Sebelumnya Asia Tenggara dikenal dengan nama India Jauh (jika dibandingkan dengan anak benua India). Kawasan ini meliputi semenanjung Indocina, Melayu, serta beberapa kepulauan di sekitarnya.
Peta Asia Tenggara, Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara
Peta Asia Tenggara, Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara

Secara astronomis letak kawasan Asia Tenggara berada di antara 29° LU - 11° LS dan 93° BT – 141° BT. Sedangkan secara geografis letak kawasan Asia Tenggara adalah: Sebelah utara berbatasan dengan Cina. Sebelah timur berbatasan dengan Papua Nugini. Sebelah barat dan selatan masing-masing berbatasan dengan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Dewasa ini kawasan Asia Tenggara terdiri atas sebelas negara. Negara-negara yang termasuk dalam kawasan tersebut ada yang berbentuk kepulauan dan daratan. Negara-negara yang termasuk kepulauan adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, juga yang terbaru Timor Leste (dulu menjadi bagian dari wilayah Indonesia dengan nama Provinsi Timor Timur). Sementara negara-negara yang termasuk daratan adalah Vietnam, Thailand, Laos, Kamboja, dan Myanmar (Burma).

Karena kondisi geografis yang berdekatan dengan India dan China, kawasan ini banyak terpengaruh oleh kebudayaan dua negara tersebut. Dalam perjalanan lebih lanjut di kawasan ini juga berkembang unsur-unsur budaya Islam yang dibawa oleh pedagang-pedagang muslim dari Gujarat (sekarang Pakistan). Posisi Selat Malaka yang merupakan urat nadi jalur perdagangan sejak berabad-abad lalu dan masih bertahan hingga sekarang, tampaknya menjadi faktor pentingnya.

2. Negara-negara Asia Tenggara

Seperti sudah disinggung, kawasan Asia Tenggara terdiri atas beberapa negara, baik itu negara kepulauan maupun daratan. Untuk lebih jelasnya, uraian tentang negara-negara tersebut adalah sebagai berikut:

a. Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang wilayahnya paling luas (± 5.193.252 km2). Penduduk negara Indonesia jumlahnya juga paling banyak (± 203.456.055 jiwa). Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau (± 13.000 pulau) besar dan kecil, terbentang dari Sabang (Nanggroe Aceh Darussalam) hingga Merauke (Papua). Keadaan alamnya subur serta berlimpahan aneka kekayaan alam perairan, daratan, juga bermacammacam jenis bahan tambang/galian.

Karena kekayaan alam yang melimpah ruah itulah orang-orang Eropa ( Portugis, Inggris, Belanda, Spanyol) datang silih berganti di bumi Nusantara (cikal bakal Indonesia). Kolonial Belanda menjajah Nusantara ± selama 350 tahun dan Jepang 2,5 tahun.

Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Pengakuan atas kemerdekaan tersebut dari Belanda diperoleh tanggal 17 September 1949. Bentuk negara Indonesia adalah Republik, dan beribu kota Jakarta.

b. Malaysia
Malaysia merupakan negara tetangga terdekat Indonesia. Negara ini biasa disebut dengan Negeri Jiran. Kita semua tahu, sebagian wilayah negara ini berada di bagian paling utara Pulau Kalimantan (Sabah dan Serawak). Sementara yang sebagian lagi dari Pulau Kalimantan itu merupakan wilayah RI.

Dulu Malaysia dijajah oleh bangsa Inggris, dan memperoleh kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957. Ibu kota negeri ini adalah Kuala Lumpur. Mayoritas penduduk Malaysia adalah bangsa Melayu, karena itu banyak memiliki persamaan akar kebudayaan dengan negara kita (Ingat, akar dari bahasa nasional kita juga bahasa Melayu!). Hasil utama negeri itu timah, minyak bumi, karet, juga kelapa sawit.

c. Singapura
Di kawasan Asia Tenggara Singapura tergolong negara kecil. Akan tetapi negeri tersebut menjadi pusat perdagangan internasional. Penghasilan utama negara ini juga bukan berasal dari hasil bumi (melainkan industri obat-obatan, barang-barang elektronik/jasa dan transportasi). Tidak heran jika Singapura menjadi negara paling maju di Asia Tenggara.

Dalam catatan sejarah, dulu sebelum menjadi pusat perdagangan, Singapura bernama Tumasik atau Temasek (sebuah perkampungan yang pada abad ke-13 menjadi wilayah kerajaan Sriwijaya, dan pada abad ke-14 dihancurkan Majapahit).

Pada awal abad ke-19 Singapura berada di bawah Kesultanan Johor. Pada tahun 1819 Sir Stamford Raffles datang ke Singapura untuk membangun basis perdagangan bagi English East India.

Bulan September 1963 Singapura merdeka di bawah federasi negara Malaysia. Selanjutnya karena perbedaan politik, terhitung sejak 9 Agustus 1965 Singapura memisahkan diri dari Malaysia. Negara ini beribu kota Singapura.

d. Thailand
Konon, Thailand berarti tanah bangsa yang merdeka. Mungkin benar, sebab Thailand merupakan satu-satunya bangsa di kawasan Asia Tenggara yang belum pernah dijajah oleh bangsa asing.

Bentuk pemerintahan negara Thailand adalah kerajaan konstitusional. Kepala negaranya seorang raja, sedang kepala pemerintahannya dipegang oleh seorang perdana menteri. Thailand terkenal dengan sebutan Negeri Gajah putih, Negeri Seribu Pagoda, dan Negeri Jubah Kuning.

Ibu kota negara Thailand adalah Bangkok. Penghasilan utama negeri ini di bidang pertambangan adalah timah, mangaan, dan tembaga. Sedang penghasilan utama di bidang pertanian adalah beras, jagung, karet, dan kelapa.

Di kawasan Asia Tenggara, Thailand merupakan penghasil beras terbesar. Karena itu negeri ini mendapat sebutan lumbung padi di Asia. Selain itu, industri penting di negeri Thailand adalah gula. Tidak heran jika Indonesia juga sering mengimpor gula dan beras dari negeri ini.

e. Brunei Darussalam
Letak negara Brunei di bagian utara Pulau Kalimantan. Bentuk negara Brunei adalah kesultanan (monarki) dan dipimpin oleh seorang Sultan. Negeri ini dulunya merupakan jajahan Inggris. Akan tetapi terhitung sejak tanggal 1 Januari 1984 Brunei menjadi negara merdeka dengan Ibu kota Bandar Seri Begawan. Penghasilan utama negeri kesultanan ini adalah minyak bumi dan gas alam.

f. Filipina
Filipina termasuk negara kepulauan dengan luas wilayah ± 400.440 km2. Hasil utama negeri ini di antaranya adalah emas dan tembaga (bidang tambang). Sedang di bidang pertanian, Filipina adalah penghasil kopra dan nanas. Di kota Los Bannos terdapat lembaga penelitian padi internasional yang bernama IRRI (International Rice Reserch Institute).

Dulu, Filipina merupakan jajahan bangsa Spanyol dan Amerika Serikat. Sejak 12 Juni 1898 Filipina resmi menjadi negara merdeka. Namun kemerdekaan ini berumur pendek. Waktu itu negara yang menjajah Filipina (Spanyol) menjual kepada Amerika Serikat.

Filipina memperoleh kemerdekaan yang sebenarnya pada tanggal 4 Juli 1946. Bentuk negara Filipina adalah republik dan Manila adalah ibukotanya. Dalam negerinya, Filipina mempunyai masalah yakni Bangsa Moro di Pulau Mindanao yang ingin memerdekakan diri.

g. Vietnam
Negara Vietnam terletak di kawasan Indocina. Vietnam adalah negara bekas jajahan Prancis. Terhitung sejak 2 September 1945, negeri ini menjadi bangsa yang merdeka. Akan tetapi dalam kemerdekaan tersebut Vietnam terpecah menjadi dua bagian (Vietnam Utara dan Vietnam Selatan). Penyebab perpecahan tersebut adalah perbedaan ideologi.

Karena perbedaan ideologi itulah, akhirnya terjadi perpecahan dan perang saudara. Sejak tahun 1975 Vietnam Utara dan Vietnam Selatan bersatu kembali menjadi satu negara Vietnam dengan ibu kota Hanoi. Hasil utama negeri ini adalah padi, kayu, kelapa, dan teh (bidang pertanian).

Sementara di bidang tambang hasil utamanya adalah emas, bijih besi, dan timah. Kota terbesar negeri ini adalah Saigon (sekarang Ho Chi Minh), sedangkan sungai yang terkenal adalah Mekong.

h. Laos
Negara ini berada dalam kawasan Indocina. Terletak di antara sungai Mekong dan pegunungan Annam. Laos merupakan bekas jajahan Prancis. Terhitung sejak 19 Juli 1949 Laos menjadi negara yang merdeka dengan ibukota Viantiane.

Luas wilayah negara Laos ± 326.804 km2, dan sebagian wilayahnya masih berupa hutan rimba serta perbukitan dan gunung. Maka keadaan pembangunan ekonomi negeri ini termasuk negara yang tertinggal di kawasan Asia Tenggara.

i. Kamboja Bentuk pemerintahan negeri ini adalah kerajaan (monarki). Kepala pemerintahan-nya seorang perdana menteri. Kamboja terletak di bagian selatan semenanjung Indocina dengan luas wilayah ± 181.035 km2.

Kamboja merupakan negara bekas jajahan Prancis. Terhitung sejak 7 April 1949 Kamboja menjadi negara yang merdeka. Ibukota negara ini adalah Phnomp Penh. Hasil utama negeri ini adalah padi, karet, dan kapas. Di negeri ini ada peninggalan penting kebudayaan kuno, yakni candi Angkor Wat dan Angkor Tom.

j. Myanmar (Burma) Myanmar (dulu bernama Burma) merupakan negara bekas jajahan Prancis. Letak negeri ini di bagian barat laut Semenanjung Indo Cina. Bentuk pemerintahan negara ini adalah republik dan ibukotanya Yangoon, dengan luas wilayah 678.576 km2.

Saat ini Myanmar masih dikuasai oleh junta militer. Ibu kotanya yang sekarang pindah di Niyap Nyidaw. Di Myanmar juga terdapat seorang perempuan yang terkenal sebagai tokoh demokrasi (menentang pemerintah junta militer), yakni Aung San Suu Kyi.

k. Timor Leste Dulu Timor Leste adalah bagian dari wilayah RI, yakni provinsi Timor Timur. Melalui Jajak pendapat yang diadakan pada tahun 1998, akhirnya Timor Timur memisahkan diri dari pemerintahan RI dan menjadi negara merdeka dan berdiri sendiri. Timor Leste beribukota di Dilli.

3. Lintasan Sejarah Masa Lalu Masyarakat Asia Tenggara

Jalinan hubungan, serta pergaulan antarmasyarakat Asia Tenggara sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dulu. Kerajaan besar Sriwijaya dan Majapahit misalnya, mempunyai hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di kawasan Asia Tenggara. Dalam sejarah, Sriwijaya pernah menjadi pusat perdagangan dan agama Buddha di Asia Tenggara. Begitu pula dengan kerajaan-kerajaan sesudahnya (kerajaan-kerajaan Islam) seperti Samudra Pasai, Malaka, Aceh, dan lain-lain, juga menjadi pusat-pusat kegiatan hubungan kerja sama di kawasan ini.

Kebudayaan masyarakat kawasan Asia Tenggara diwarnai oleh masuknya unsur-unsur kebudayaan Hindu-Buddha, Cina, juga Islam. Unsur-unsur kebudayaan Hindu Buddha dibawa oleh para pedagang dari India. Unsur-unsur kebudayaan Cina dibawa oleh pedagang-pedagang dari Cina. Terakhir, unsur-unsur kebudayaan Islam dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat dan Arab (Hadramaut).

Berbagai jalinan hubungan kerja sama antar bangsa Asia Tenggara tadi (termasuk juga dengan bangsa-bangsa Asia yang lain) didasarkan atas beberapa prinsip. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah saling menghormati dan memberi kemanfaatan/keuntungan (mutualisme), mengupayakan kemakmuran, ketenteraman, serta kedamaian.

Jalinan hubungan antarbangsa Asia Tenggara dengan beberapa prinsip tadi berjalan cukup lama. Akan tetapi setelah kedatangan bangsa-bangsa kolonial Barat hubungan-hubungan tadi menjadi berantakan. Bukan itu saja, silang sengketa juga sempat terjadi pada saat awal berdirinya negara-negara baru (yang merdeka), terutama menyangkut kekuasaan wilayah masing-masing negara.

Hubungan Antarmasyarakat Asia Tenggara Sampai Masa Kolonialisme
Apabila dirinci, hubungan-hubungan antarmasyarakat di kawasan Asia Tenggara hingga datangnya kolonialisme (Barat) dapat diperiodisasikan sebagai berikut:

1. Zaman Prehistoris
Jalinan hubungan antarbangsa Asia Tenggara zaman prehistoris terjadi ± tahun 500 SM. Jalinan hubungan tersebut tumbuh oleh sebab ditemukannya teknologi pembuatan alat-alat dari perunggu di Vietnam Utara. Teknologi perunggu itu dikenal dengan Kebudayaan Dongson. Ditemukannya tong perunggu di China misalnya, membuktikan pengaruh Kebudayaan Dongson menyebar ke negara-negara di sekitarnya, yakni kawasan Asia Tenggara.

2. Zaman Kerajaan Hindu dan Buddha
Hubungan antarmasyarakat Asia Tenggara juga terjadi pada saat bangsa India mulai berlayar. Bangsa India berlayar ke kawasan Asia Tenggara untuk berdagang rempah-rempah, emas, dan cendana. Hubungan dagang ini juga diikuti masuknya budaya India seperti bahasa Sanskerta, agama, seni, dan arsitektur. Ketika itu budaya India masuk dan berkembang di Kamboja, Campa, Semenanjung Malaka, Indonesia, Myanmar, dan Thailand.

Kerajaan-kerajaan hasil dari masuknya budaya India yang berdiri di Asia Tenggara bahkan mewariskan kebudayaannya pada generasi sekarang. Kejayaan kerajaan masa itu bisa ditilik dari peninggalan Candi Borobudur dan Prambanan (Indonesia), Angkor Wat (Kamboja), Lopburi dan Ayuthia (Thailand), dan Pagan (Myanmar). Beberapa warisan budaya itu memiliki kemiripan dari ukiran relief candi yang bersumber pada ajaran Hindu dan Buddha.

Bukan itu saja. Hubungan antarmasyarakat di Asia Tenggara juga terjalin dalam bidang religi. Candi Borobudur dulu pernah menjadi pusat sekolah agama Buddha yang sangat terkenal di Asia Tenggara. Para pelajar datang dari berbagai negara untuk memperdalam ilmu religi. Contoh nyatanya adalah kehadiran Atisa (nama lengkapnya Atisa Dipamkara Shrijnana yang lahir di India) untuk belajar agama Buddha di Borobudur.

Atisa mempelajari Bodhicitta di Indonesia selama 12 tahun, di bawah bimbingan Dharmarakshita yang dikenal oleh orang Tibet dengan nama Serlingpa. Ilmu yang diperoleh oleh Atisa kemudian dibawa ke Tibet. Ajaran Atisa, konon berkembang dan menjadi besar hingga kini. Guru besar agama Buddha itu ternyata pernah belajar di Sumatra selama dua tahun dan kemudian datang ke Borobudur karena di sanalah pusat untuk belajar agama Buddha.

3. Zaman Kerajaan Islam

Saat Islam mengembangkan pengaruhnya, antarmasyarakat Asia Tenggara juga saling menjalin hubungan dan kerja sama dengan baik. Ada kerajaan Islam di Malaka (Malaysia), Pahang, Patani (Thailand), Sulu (Filipina), masyarakat Phanrang (Vietnam), Demak Banten, Gowa, dan Aceh (Indonesia). Mereka menjalin hubungan dan bekerja sama terutama untuk menghadapi bangsa-bangsa Barat yang mulai berdatangan dan menjadi kendala hubungan perdagangan. Kita tahu orang-orang Barat tersebut menghendaki monopoli perdagangan. Demikian sekilas hubungan antarmasyarakat Asia Tenggara dalam sejarah masa lalu sampai datangnya orang-orang Barat.
(Sumber: Agung Setyahadi (2006) dan Azyumardi Azra (1989)).

  Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara

Kerja sama berarti saling berhubungan, saling membuat jalinan dan saling dukung mendukung untuk kepentingan bersama serta saling menguntungkan. Kerja sama dalam perdagangan, pendidikan, keamanan bersama, kebudayaan, dan lain-lain. Semua itu dilakukan untuk kepentingan bersama dan saling menguntungkan.

Logo Asean, Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara
Logo Asean, Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara
Kerja sama antarnegara-negara kawasan Asia Tenggara sudah lama dilakukan, baik itu secara formal maupun non formal.

1. Faktor-faktor Pendorong Kerja Sama Negara-negara Kawasan Asia Tenggara

Sebuah negara tidak mungkin hidup menyendiri. Setiap negara butuh hubungan dan kerja sama dengan negara lain dalam berbagai hal. Apalagi jika negara-negara tersebut saling berdekatan wilayahnya seperti di kawasan Asia Tenggara ini. Sebagai contoh, kerja sama bidang perdagangan (untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi), kerja sama bidang keamanan dan ketertiban, dukungan politik internasional, dan masih banyak lagi.
Mengapa kerja sama antarnegara-negara kawasan Asia Tenggara penting? Berdasar pengalaman masa lalu hingga saat ini, paling tidak terdapat beberapa faktor penting. Beberapa faktor penting yang dimaksud paling tidak meliputi:

a. Faktor Kesamaan Nasib dan Sejarah
Semua negara-negara di kawasan Asia Tenggara sama-sama mengalami penjajahan oleh bangsa lain (kecuali Thailand). Selain itu bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sudah lama menjalin hubungan baik. Ingat, dulu pernah berkembang dua kerajaan besar yang menyatukan bangsa-bangsa di kawasan ini yakni Kerajaan Sriwijaya (abad ke-5) yang berpusat di Palembang dan Kerajaan Majapahit (± abad ke-7) yang berpusat di pulau Jawa. Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara dewasa ini mayoritas juga sebagai negara berkembang (kecuali Singapura).

b. Faktor Kedekatan Geografis
Bagaimanapun, wilayah negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, saling berdekatan satu sama lain (perhatikan kembali peta negara-negara di kawasan Asia Tenggara!). Karena itu demi terjaganya stabilitas pada masing-masing negara di kawasan ini butuh jalinan kerja sama yang baik dan terus-menerus.

c. Faktor Strategisnya Letak Kawasan
Sejak dulu, kawasan Asia Tenggara menjadi jalur lalu-lintas internasional yang ramai. Barangkali hal tersebut wajar, sebab letak kawasan ini memang strategis. Namun demikian letak yang strategis ternyata mempunyai sisi positif dan negatif.

Sisi positifnya mempercepat perkembangan di segala bidang kehidupan. Sementara itu, sisi negatifnya terjadi berbagai jenis perselisihan atau sengketa regional akibat perbedaan-perbedaan kepentingan masing-masing negara. Contoh konkritnya, Indonesia dan Malaysia pernah mengalami ketegangan politik. Contoh lain, antara Malaysia dan Filipina, juga Singapura, pernah dilanda perselisihan (sengketa soal wilayah Sabah dan Serawak, di bagian utara Pulau Kalimantan).

Sisi negatif yang lain? Letak kawasan yang strategis adalah negara-negara kawasan Asia Tenggara rawan menjadi ajang persaingan kepentingan-kepentingan yang datang dari luar. Selain itu, kawasan Asia yang strategis tersebut juga menjadi rawan akan munculnya berbagai bentuk kemerosotan moral serta budaya.

Bentuk Kerja Sama Antarnegara
Dewasa ini, kerja sama antarnegara dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk.
Masing-masing dari bentuk kerja sama tersebut adalah:
  1. 1. Kerja sama bilateral, yakni kerja sama yang melibatkan dua negara. Contoh
  2. kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dalam pengiriman TKI (Tenaga
  3. Kerja Indonesia).
  4. 2. Kerja sama multilateral, yakni kerja sama yang melibatkan beberapa/banyak
  5. negara. Contoh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
  6. 3. Kerja sama regional, yakni kerja sama yang melibatkan beberapa negara
  7. dalam satu kawasan. Contohnya ASEAN/Association of South East Asian
  8. Nations (Kerja sama antar bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara), Liga
  9. Arab (kerja sama antar bangsa-bangsa arab).

2. Organisasi Formal Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara

Menyadari berada dalam satu kawasan, bagaimanapun kerja sama antarnegara-negara Asia Tenggara sangatlah penting. Akan tetapi, (sebelum tahun 1960-an) wadah atau organisasi formal dari kerja sama tersebut belum terbentuk.

Lantas bagaimana sejarah perjalanan pembentukan organisasi formal kerja sama negara-negara Asia Tenggara? Mari kita simak uraian berikut:

a. ASA (Asosiasi Asia Tenggara)
ASA merupakan organisasi formal kerja sama Asia Tenggara yang pertama. Organisasi ini didirikan pada tanggal 14 Juli 1961, dengan negara-negara anggota Malaysia, Filipina, dan Thailand. Yang mengilhami pembentukan organisasi ini adalah konferensi bersejarah negara-negara Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
b. ASEAN (Association of South East Asian Nations)
Menyadari keterbatasan jumlah anggota, Thanat Khoman (menteri luar negeri Thailand) menggagas suatu kelompok yang lebih besar dari ASA. Thanat mengemukakan gagasan tersebut dalam sebuah diskusi terbatas dengan beberapa menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1966. Selanjutnya pada bulan Mei tahun 1967 Thanat secara formal mengajukan gagasannya (dalam deklarasi secara tertulis) kepada Tun Abdul Razak (Perdana Menteri Malaysia), dan sebelumnya Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI waktu itu) sudah mempelajarinya.

Pada tanggal 8 Agustus 1967, lima menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara bertemu di Bangkok untuk menandatangani ”Deklarasi Bangkok” dan setuju mendirikan organisasi regional baru yang selanjutnya dikenal dengan ASEAN (kepanjangan dari Association of South East Asian Nations). Lima orang menteri luar negeri penandatangan deklarasi sekaligus pendiri organisasi ASEAN tersebut adalah:
  1. Adam Malik: Menteri Luar Negeri Indonesia
  2. Tun Abdul Razak: Perdana Menteri Malaysia
  3. S. Rajaratnam: Menteri Luar Negeri Singapura
  4. Thanat Khoman: Menteri Luar Negeri Thailand
  5. Narsisco Ramos: Menteri Luar Negeri Filipina
Dengan demikian, kini ASEAN memperluas sekaligus menggantikan organisasi kerja sama sebelumnya, yakni ASA.

Dewasa ini, jumlah anggota ASEAN menjadi 10 negara dengan rincian:
  • Brunei Darussalam masuk menjadi anggota ASEAN tanggal 7 Januari 1984.
  • Vietnam masuk ASEAN tanggal 28 Juli 1995.
  • Myanmar dan Laos diterima sebagai anggota ASEAN tanggal 3 Juli 1997.
  • Kamboja bergabung dengan ASEAN pada tahun 1999.

Tujuan, Asas, dan Program ASEAN
Sebagai sebuah organisasi kerja sama antarnegara (dalam satu kawasan) ASEAN memiliki tujuan, asas, serta program. Uraian tentang tujuan, asas, serta program yang dimaksud adalah:

1. Tujuan dari pembentukan ASEAN
Tujuan dari pembentukan ASEAN sebagaimana dalam Deklarasi Bangkok ada tujuh butir. Tujuh butir yang dimaksud dapat digarisbawahi sebagai berikut:
  • mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan melalui usaha bersama dan dengan semangat kebersamaan;
  • meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
  • meningkatkan kerja sama dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi;
  • saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi;
  • peningkatan pertanian, industri, dan memperluas bidang perdagangan untuk meningkatkan taraf hidup;
  • memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara; dan
  • memelihara kerja sama yang erat serta bermanfaat, baik terhadap organisasi internasional maupun regional lainnya.

2. Asas ASEAN

Asas dari (pembentukan) ASEAN meliputi 6 hal, yakni:
  • saling menghormati kedaulatan kemerdekaan, persamaan derajat dan identitas nasional semua bangsa;
  • hak hidup bebas setiap negara, bangsa, tidak ada campur tangan pihak luar, subversi atau paksaan;
  • tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain;
  • penyelesaian sengketa dengan cara damai;
  • tidak melakukan ancaman atau kekerasan terhadap negara anggota lain; dan
  • mengadakan kerja sama yang efektif di antara negara anggota.

3. Program ASEAN

Dalam rangka mewujudkan tujuan ASEAN, maka dilaksanakan beberapa program. Program-program tersebut antara lain terdiri atas:
  • KTT (Konferensi Tingkat Tinggi), yakni pertemuan para kepala pemerintahan negara-negara anggota ASEAN.
  • Sidang Tahunan para menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN.
  • Sidang Tahunan para menteri ekonomi dan non ekonomi negara-negara anggota ASEAN.

3. Bentuk Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara

Setelah pembentukan ASEAN, bagaimana wujud nyata dari pelaksanaan kerja sama negara-negara Asia Tenggara? Bentuk-bentuk kerja sama antara negara-negara Asia Tenggara tersebut antara lain:

a. Bidang Ekonomi
Kerja sama di bidang ekonomi negara-negara kawasan Asia Tenggara meliputi perdagangan ekspor impor barang-barang mentah serta jadi, pengelolaan tanaman pangan dan hutan, pendirian pabrik bersama, juga pengiriman tenaga kerja, dan masih banyak lagi.

Tentang proyek industri bersama juga telah diselenggarakan, antara lain:
  • Pendirian pabrik pupuk Urea di Indonesia (di Provinsi NAD).
  • Pendirian pabrik pupuk Urea di Malaysia.
  • Pendirian pabrik tembaga di Filipina.
  • Pendirian pabrik diesel Marine di Singapura (dibatalkan, sebab menjadi proyek nasional Singapura sendiri).
  • Proyek abu soda di Thailand.
  • Proyek Vaksin di Singapura.
b. Bidang Politik dan Keamanan
Awalnya, kerja sama negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) adalah di bidang ekonomi. Akan tetapi karena tuntutan perkembangan situasi kawasan, akhirnya juga melibatkan kerja sama politik dan keamanan.

Kerja sama bidang politik dan keamanan ASEAN dimulai sejak pertemuan para menteri luar negeri negara anggota ASEAN di Kuala Lumpur, tanggal 27 November 1971. Ketika itu perang Vietnam sedang berkecamuk sengit. Selain itu negara-negara adikuasa (Amerika, RRC, dan Uni Soviet) ikut bermain di balik pertikaian tersebut. Dalam pertemuan di Kuala Lumpur itu ditandatangani Deklarasi Kuala Lumpur.

Deklarasi tersebut berisi kesepakatan untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, bebas, dan netral, atau biasa dikenal dengan ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality). Kerja sama bidang politik dan keamanan ASEAN lebih ditegaskan lagi dalam KTT pertama di Bali tanggal 23-25 Februari 1976. Dalam KTT tersebut menghasilkan Declaration of ASEAN Concord yang salah satu isinya antara lain berupa penegasan tentang keterikatan para negara anggota ASEAN untuk membina perdamaian, di samping kemajuan dan kesejahteraan.

Contoh hasil kerja sama negara-negara Asia Tenggara antara lain di bidang politik dan keamanan antara lain meliputi:
  1. Penyelenggaraan kerja sama untuk menjaga stabilitas keamanan kawasan wilayah Asia Tenggara.
  2. Pelepasan tuntutan kepemilikan atas wilayah Sabah oleh Filipina kepada Malaysia (sebaliknya, Malaysia tidak boleh membantu para gerilyawan Moro).
  3. Mengadakan perjanjian ekstradisi (penyerahan pelarian yang tertangkap kepada negara asal) antarnegara anggota ASEAN.
  4. Penandatanganan kesepakatan tentang Asia Tenggara sebagai kawasan yang bebas senjata nuklir.

c. Bidang Sosial Budaya

Kerja sama negara-negara ASEAN di bidang sosial dan budaya dilaksanakan oleh COSD (Committee on Social Development). Kerja sama sosial budaya antarnegara Asia Tenggara di antaranya meliputi:
  1. Program peningkatan kesehatan (makanan dan obat-obatan).
  2. Pertukaran budaya dan seni, juga festival film ASEAN.
  3. Penandatanganan kesepakatan bersama di bidang pariwisata ASEAN Tourism Agreement (ATA).
  4. Penyelenggaraan pesta olahraga dua tahun sekali Sea-Games.

Rangkuman

  1. Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan di benua Asia yang meliputi negara-negara kepulauan serta daratan di sekitar Semenanjung Melayu dan Indocina.
  2. Kerja sama antarnegara Asia Tenggara mempunyai arti penting, sebab secara geografis negara-negara tersebut saling berdekatan dan bertetangga.
  3. ASEAN merupakan salah satu bentuk organisasi kerja sama regional negara-negara Asia Tenggara.
  4. ASEAN merupakan organisasi kerja sama yang bersifat kooperatif, bukan integratif.
  5. Adanya kerja sama antarnegara-negara di kawasan Asia Tenggara, diharapkan terjadi perkembangan-perkembangan baru yang saling menguntungkan.
  6. Kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara perlu ditingkatkan secara terus menerus, sehingga manfaat-manfaat yang dirasakan jadi lebih banyak dan luas.
Sekian pembahasan mengenai Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara dan juga tentang nama Asia Tenggara, Lintasan sejarah masa lalu Masyarakat Asia Tenggara, Faktor pendorong kerja sama negara-negara kawasan Asia Tenggara, Organisasi formal kerja sama negara-negara Asia Tenggara, Bentuk kerja sama negara-negara Asia Tenggara, selamat belajar!