Menulis Surat Pribadi, Surat Resmi dan Tidak

Komposisi, isi, dan bahasa surat yang ditujukan kepada pihak sekolah, sahabat, teman, guru - Pada pembahasan materi bahasa Indonesia kali ini mengenai cara menulis surat pribadi baik untuk sahabat, teman, guru, sekolah serta perbedaan surat resmi dan surat tidak resmi, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan berikut ini!

Menulis Surat Pribadi, Perbedaan Surat Resmi dan Tidak resmi

Surat merupakan salah satu sarana komunikasi, yaitu sebagai sarana bentuk komunikasi tertulis. Dalam surat, seseorang atau pembuat surat dapat menyampaikan maksud menulis surat yang ingin disampaikan kepada penerima surat. Sebagai media komunikasi, tentunya surat juga memiliki aturan atau syarat tertentu. Dalam hal ini, seorang penulis surat yang baik akan memerhatikan etika penulisan surat, baik secara bentuk, struktur, maupun kebahasaan.

Ditinjau dari sifatnya, surat memiliki jenis berikut.

1. Surat resmi atau kedinasan

Surat resmi merupakan jenis surat yang digunakan dalam situasi resmi. Contoh surat dalam situasi resmi adalah surat yang berisi keperluan kedinasan suatu instansi atau lembaga tertentu serta surat pribadi yang ditujukan untuk instansi atau lembaga tertentu. 
Menulis Surat Pribadi dan Surat Resmi Tidak resmi
Menulis Surat Pribadi dan Surat Resmi Tidak resmi

Surat resmi memiliki syarat 
  • penggunaan bahasa baku, 
  • penggunaan struktur penulisan yang baku, serta 
  • digunakan untuk perihal yang bersifat resmi. 
Sebagai sarana komunikasi, bahasa baku yang digunakan dalam surat resmi harus komunikatif dan jelas. Isi dari surat resmi antara lain undangan rapat, pengumuman lelang dari instansi pemerintah, surat lamaran pekerjaan, dan surat izin.

Dalam surat resmi terdapat bagian-bagian berikut.
  1. Kop atau kepala surat sebagai identitas lengkap instansi pembuat surat (jika ada).
  2. Tempat dan tanggal penulisan surat.
  3. Nomor surat (jika ada).
  4. Perihal surat.
  5. Lampiran (jika ada).
  6. Orang atau instansi yang dituju.
  7. Isi surat yang meliputi salam, pembuka, isi, dan penutup.
  8. Nama terang dan jabatan.
  9. Tanda tangan.
  10. Cap atau stempel (jika ada).

2. Surat tidak resmi

Surat tidak resmi adalah surat yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Contoh situasi tidak resmi adalah keperluan pertemanan atau persaudaraan. Surat tidak resmi tidak harus ditulis dengan bahasa serta penggunaan struktur yang baku. Dalam hal ini, hal terpenting dalam surat tidak resmi adalah kesampaian isi atau maksud surat secara jelas. Jadi, dalam surat tidak resmi penggunaan bahasanya tidak harus baku, tapi tetap harus komunikatif dan santun. Surat tidak resmi dapat berupa surat perkenalan kepada seseorang, surat kepada sahabat tentang suatu kabar, ataupun surat kepada kerabat.

Berdasarkan pengirimnya, surat digolongkan sebagai berikut.
1. Surat pribadi
Surat pribadi merupakan surat yang bersifat pribadi atau memuat kepentingan pribadi yang dikirim atas nama pribadi, baik ditujukan kepada orang lain secara perorangan, kelompok, ataupun instansi atau lembaga tertentu. Surat pribadi dapat dibedakan berdasarkan isinya, yakni surat pribadi yang bersifat resmi dan surat pribadi yang bersifat nonresmi.

Surat resmi adalah surat yang isinya bersifat resmi, misalnya surat lamaran pekerjaan. Penulisan surat pribadi yang bersifat resmi harus memerhatikan kaidah penulisan surat resmi, dengan penggunaan format dan bahasa yang baku.

Adapun surat nonresmi adalah surat yang isinya bersifat kekeluargaan, persahabatan, dan perkenalan. Surat pribadi nonresmi tidak harus menggunakan format dan bahasa yang baku. Namun, dalam penulisan surat pribadi nonresmi tetap harus memerhatikan sistematika surat dan bahasa yang komunikatif. Hal ini bertujuan agar maksud yang hendak kita sampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh si penerima surat.

2. Surat instansi atau lembaga
Surat instansi atau lembaga merupakan surat yang dibuat untuk kepentingan instansi atau lembaga yang dikirim atas nama instansi atau lembaga pembuat surat, baik ditujukan kepada orang secara perorangan, kelompok, ataupun instansi atau lembaga tertentu. Surat instansi atau lembaga selalu bersifat resmi. Jadi, penulisan surat instansi atau lembaga harus menggunakan format dan bahasa yang baku.

Secara umum, dalam surat terdapat bagian-bagian sebagai berikut.
1. Pembukaan, mencakup penyebutan tempat dan tanggal, alamat yang dituju, dan salam pembuka.
2. Isi surat.
3. Penutup, mencakup penulisan salam penutup, tanda tangan, dan nama terang.

Guna memahami materi ini lebih jauh, simaklah contoh dua surat berikut beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran kalian.
 Contoh Surat 1
Jogjakarta, 10 Maret 2007

Yth. Wali Kelas VIIA SMP Rejoluhur
di Jogjakarta

Dengan hormat,
Berkenaan dengan keikutsertaan SMP Rejoluhur dalam kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi DIJ, saya:

nama : Dhani Saihaya
kelas : VIIA
no. induk : 2312

Mohon izin untuk tidak mengikuti pelajaran pada tanggal 11 Maret 2007, dalam rangka mewakili SMP Rejoluhur dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi DIJ.

Atas kebijaksanaan Bapak, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Dhani Saihaya

Surat tersebut merupakan surat pribadi yang bersifat resmi. Dalam surat resmi harus menggunakan bahasa dan struktur penulisan yang baku sesuai dengan ejaan. Surat di atas merupakan surat izin kepada wali kelas atas nama Dhani Saihaya untuk tidak mengikuti pelajaran pada tanggal 11 Maret 2007, dengan alasan mewakili SMP Rejoluhur dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi DIJ.


Selain berfungsi sebagai sarana komunikasi, surat juga berfungsi sebagai:
  • alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan, buah pikiran atau gagasan;
  • alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian;
  • alat untuk mengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan;
  • bukti historis, misalnya surat-surat bersejarah;
  • pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah.

 Contoh Surat 2 
Jakarta, 3 Februari 2007
Yth. Iwan
di Wonorejo–Jawa Tengah

Salam jumpa, Teman ...
Seminggu sudah kita terpisah oleh jarak dan waktu. Namun, perkenalanku denganmu telah membuat kesan yang begitu mendalam. Aku berharap persahabatan ini dapat berlanjut sampai kita tua nanti. He ... he ... he.

Ketika aku membaca suratmu, tiba-tiba saja aku terbayang dirimu sedang beraktivitas di desamu yang begitu sejuk, tenang, dan damai. Jauh dari deru mesin kendaraan yang berpacu ingin cepat sampai ke tempat yang dituju. Jauh dari kepulan asap pabrik yang terus menyembur dari cerobong-cerobong asap. Jauh dari polusi asap knalpot kendaraan yang terus menderu setiap harinya.

Rasanya aku iri lho, kenapa diriku tidak bisa menikmati lingkungan yang begitu indah selayaknya dirimu. Jujur saja, terkadang aku merasa cemburu bila mengingat ceritamu tentang hobi memancingmu yang dilakukan hampir setiap minggu di sungai-sungai di desamu. Kalau di kota, jangankan membayangkan mancing ikan di sungai, membayangkan sungai bersih dari sampah saja sudah khayalan yang terlalu jauh rasanya. Kenapa sih, orangorang kota tidak bisa berpikir untuk generasi berikutnya? Kenapa sih, orangorang kota selalu mementingkan keperluan dirinya sendiri saja? Ah, sudahlah
....
Yang jelas, aku berharap pada saat liburan yang akan datang, aku bisa bermain bersamamu di lingkungan desa yang begitu sejuk, karena banyak pepohonan yang rindang di sepanjang jalan dan halaman rumah. Begitu sehat karena jauh dari polusi udara, suara, dan air. Tuhan … mudah-mudahan keinginanku ini dapat terwujud ... amin.

Sekian dulu ya, nanti kita sambung lagi pakai tali kapal di pelabuhan biar kuat dan tidak bisa lepas lagi.

Salam

Henry

Berkaitan dengan surat tersebut, kalian dapat merincikan bagian-bagian surat, sebagaimana berikut.
1. Bagian pembuka surat terdapat keterangan mengenai tempat dan waktu surat itu dibuat, kepada siapa surat itu ditujukan, serta salam pembuka.

2. Bagian isi surat adalah berikut.
  • Persahabatan Henry dan Iwan yang terpisahkan oleh jarak dan waktu.
  • Persahabatan mereka berawal dari perkenalan yang cukup berkesan.
  • Keinginan Henry dapat berlibur di Desa Wonorejo yang sejuk, tenang, dan damai.
3. Bagian penutup berisi salam penutup, tanda tangan, dan nama lengkap pengirim surat.

Surat pribadi merupakan surat yang bersifat pribadi atau memuat kepentingan pribadi, yang dikirim atas nama pribadi maupun instansi. Berdasarkan isinya, surat pribadi terbagi menjadi dua, yaitu surat pribadi resmi dan surat pribadi tidak resmi. Penulisan surat pribadi yang bersifat resmi harus memerhatikan kaidah penulisan surat resmi, yaitu dengan penggunaan format dan bahasa yang baku. Adapun surat pribadi yang bersifat tidak resmi, tidak harus menggunakan format dan bahasa yang baku.

Sekian penjelasan mengenai Menulis Surat Pribadi, Surat Resmi dan Tidak, semoga kini kalian sudah dapat membedakannya, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!