Menulis Pantun Bertema Moral

Menulis pantun, mengelompokkan jenis pantun berdasarkan isi - Pada pembahasan materi bahasa Indonesia kali ini akan membahas mengenai cara menulis pantun yang baik dan benar, adapun tujuan pembelajaran ini agar nantinya kalian akan dapat mengenali ciri-ciri pantun dan menulis pantun dengan bahasa sendiri yang sesuai dengan syarat pantun, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Menulis Pantun Bertema Moral Dengan Memerhatikan Syarat-syarat Pantun

Pantun adalah salah satu karya sastra lama asli Indonesia. Hampir di seluruh daerah Indonesia memiliki karya sastra sebagaimana pantun, tapi memiliki berbagai nama. Contohnya endeende di Batak, parikan di Jawa, sisindiran di Sunda, bolingoni di Tanah Toraja, dan sebagainya. Sebagaimana pernah kalian pelajari pada pelajaran di sekolah dasar bahwa ciri-ciri pantun adalah
  1. tiap bait terdiri atas empat baris,
  2. tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata,
  3. bersajak atau berima silang (a-b-a-b),
  4. dua baris pertama merupakan sampiran,
  5. dua baris terakhir merupakan isi.
    Menulis Pantun Bertema Moral
    Menulis Pantun Bertema Moral
Berdasarkan isinya, pantun dapat digolongkan menjadi pantun nasihat, pantun jenaka, pantun muda-mudi, dan pantun anak. Proses penulisan pantun dapat kalian pelajari dengan langkah-langkah berikut.
  1. Proses penulisan pantun dapat kalian awali dengan menentukan isi pantun yang akan disampaikan.
  2. Meletakkan isi tersebut pada baris ketiga dan keempat.
  3. Berdasarkan isi tersebut, kalian dapat melihat persajakan atau rima pada baris ketiga dan keempat.
  4. Membuat sampiran (baris pertama dan kedua) yang memiliki kesesuaian persajakan dengan baris isi, sebagaimana rumus persajakan pantun, yaitu a - b - a - b.
  5. Dalam menulis sampiran pantun, upayakan adanya keterkaitan antara baris pertama dengan baris kedua.
Sebelum menulis pantun, perhatikan beberapa contoh pantun di bawah beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran kalian.

Pantun 1
Pohon limau berdahan rendah,
dahan yang rendah beranting empat.
Jika engkau berbuat salah,
segeralah engkau lekas bertobat.


Pantun 2
Pohon mangga berbuah lebat,
manis buahnya sudah teruji.
Kepada sesama jangan kau jahat,
agar terpelihara watak terpuji.


Berdasarkan kedua contoh pantun di atas, dapat kalian uraikan seperti berikut.
  1. Baris 1 – 2 dari kedua pantun di atas merupakan sampiran.
  2. Baris 3 – 4 dari kedua pantun tersebut merupakan isi.
  3. Pada pantun 1, persajakan a-b-a-b; dengan akhir suku kata ah-at-ah-at.
  4. Pada pantun 2, persajakan a-b-a-b; dengan akhir suku kata at-ji-at-ji.
  5. Isi pantun 1 yaitu jika bersalah harus segera mohon ampun, bertobat, dan tidak mengulangi.
  6. Isi pantun 2 yaitu jangan berbuat jahat terhadap sesamanya agar dapat terpelihara watak perilaku yang baik.
Contoh pantun moral
Pulau Pandan jauh di tengah,
di balik Pulau Angsa Dua.
Hancur badan dikandung tanah,
budi baik dikenang jua.


Berburu ke padang datar,
dapat rusa belang kaki.
Berguru kepalang ajar,
bagai bunga kembang tak jadi.


Dalam menulis pantun harus memahami ciri pantun terlebih dahulu. Ciri pantun adalah terdiri atas empat baris; tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata; bersajak a-b-a-b; dua baris pertama merupakan sampiran; serta dua baris terakhir merupakan isi. Secara sederhana, menulis pantun dapat dilakukan dengan menentukan isi pantun terlebih dahulu, kemudian membuat sampiran berdasarkan sajak pantun.

Sekian pembahasan mengenai Menulis Pantun Bertema Moral semoga dapat dengan mudah dimengerti, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!