Pencemaran Air

Sungai merupakan satu kesatuan antara wadah air dan air yang mengalir, karena itu kesatuan sungai dan lingkungan merupakan suatu persekutuan mendasar yang tidak terpisahkan. Pemanfaatan lahan di sempadan sungai untuk keperluan pemukiman, pertanian, dan usaha lain dapat mengganggu kelancaran pengaliran air. Demikian pula dengan pembuangan sampah ke perairan terbuka dapat membuat sungai tercemar.

Pada bab ini akan dipelajari tentang sumber-sumber pencemaran sungai dan akibat pencemaran terhadap kesehatan.

Sumber Polutan Pencemaran Air

Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan menjadi sumber domestik dan sumber non domestik.

1.  Sumber Domestik  
Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal rumah tangga, apotek, rumah sakit, rumah makan, dan lain sebagainya. Limbah rumah tangga berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian. Dari limbah rumah tangga juga dijumpai plastik, logam, kaca yang dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai.
Polutan

Limbah dari apotek dan rumah sakit mengadung Bahan Beracun Berbahaya (B3) dan bakteri coli dan bibit penyakit menular. Penggunaan detergen menyebabkan permukaan air tertutup oleh buih. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.

Akibatnya kadar oksigen dalam air menurun sehingga mematikan makhluk hidup perairan. 

2.  Sumber Non Domestik
a. Limbah pertanian
Penggunaan pupuk buatan dan pestisida akan mencemari sungai. Pupuk Nitrogen (N) dan Phosphor (P), berperan menyuburkan tanaman.  Pengaruh pupuk pada lahan pertanian adalah salah satu penyebab terkontaminasinya air yang masuk ke sungai.  Pupuk yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Eutrofikasi merupakan masalah lingkungan perairan yang
diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3).

Eutrofikasi adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrien yang berlebihan. Kondisi eutrofikasi menyebabkan ganggang biru berkembang biak dengan pesat (blooming). Akibatnya warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan keruh. Ganggang biru mengandung racun yang membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Eutrofikasi juga menyebabkan meledaknya tumbuhan eceng gondok. Akibatnya, kualitas air di ekosistem perairan menjadi menurun, menyebabkan ikan dan mahluk hidup lainnya mati.

Pestisida dapat menyebabkan keracunan bagi organisme. Pencemaran air oleh pestisida akan mengakibatkan mengendapnya pestisida pada tubuh ikan. Jika ikan dimakan oleh hewan lain atau manusia maka racunnya akan mengendap di dalam jaringan tubuh hewan atau manusia yang memakannya.

b. Limbah industri
Limbah Industri berasal dari lingkungan industri yang membuang limbah secara langsung ke sungai tanpa proses penetralan zat-zat kimia terlebih dahulu. Limbah Industri bisa berupa limbah padat yang bisa berupa lumpur yang berasal dari sisa pengolahan misalkan sisa pengolahan kertas, gula, rayon, plywood dan lain-lain".
Limbah industri

Limbah industri mengandung B3 seperti nitrit, amonium, dan logam logam berat (mercuri, cadmium). Di Jepang terdapat penyakit muramata yaitu syaraf-syaraf di cerebelum cortex tidak terintegrasi lagi sebagai akibat mengkonsumsi ikan yang hidup pada perairan yang tercemar mercuri yang berasal dari limbah industri. Selain itu senyawa mercuri sangat mempengaruhi teratogenik (cacat bawaan) pada manusia dan membahayakan sistem syaraf pusat. Limbah dari pabrik dapat berupa limbah yang panas yang menyebabkan suhu air meningkat. Air yang bersuhu tinggi sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan mematikan makhluk hidup di air.

Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.