Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia (3)

Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia

1. Gerakan wanita

Pelopor gerakan wanita adalah R.A. Kartini, putri Bupati Jepara Ario Sosrodiningrat. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Cita-cita beliau adalah memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan dan pengajaran. Untuk merealisasikan tujuannya itu, Kartini mengadakan kontak lewat surat dengan wanita Barat dan juga Nusantara. Surat-surat Kartini inilah oleh Mr. Abendanon dijadikan buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
R.A. Kartini. Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia.
Dari Jawa Barat juga muncul tokoh wanita, yaitu Dewi Sartika yang berusaha melepaskan tradisi dan adat pingitan bagi wanita seperti kawin paksa dan poligami. Perjuangan Kartini dan Dewi Sartika kemudian mengilhami gerakan-gerakan wanita.
  1. Putri Mardiko (1912) berdiri di Jakarta, tujuannya memberikan bantuan bimbingan dan penerangan pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran, tokohnya adalah R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah, Joyo, R.R. Rukmini.
  2. Kartini Fonds (dana Kartini) yang didirikan Ny. T. Ch. Van Deventer (1912) dengan tujuan mendirikan sekolah bagi kaum wanita, misalnya Maju Kemuliaan di Bandung, Pawiyatan Wanito di Magelang, Wanito Susilo di Pemalang, Wanito Hadi di Jepara, Budi Wanito di Solo, dan Wanito Rukun Santoso di Malang.
  3. Keutamaan Istri, berdiri di Tasikmalaya (1913) dengan tujuan mendirikan sekolah untuk anak-anak gadis.
  4. Kerajinan Amal Setia, berdiri di Gadang, Sumatra Barat tanggal 11 Februari 1914 dengan ketua Rohana Kudus. Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita seperti cara mengatur rumah tangga, kerajinan tangan, dan cara pemasarannya.
  5. Sarikat Kaum Ibu Sumatra di Bukittinggi.
  6. Perkumpulan Ina Tani di Ambon.
Untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang kewanitaan dilakukan dengan menerbitkan surat kabar Putri Hindia di Bandung, Wanita Swara di Brebes, Soenting Melajoe di Bukittinggi, Putri Mardiko di Jakarta, Estri Oetomo di Semarang, Soewara Perempoean di Padang, dan Perempuan Bergerak di Medan.

Kongres Wanita pada tanggal 22 Desember 1928 diselenggarakan di Yogyakarta. Peristiwa ini diperingati sebagai hari Ibu. Hasilnya, dibentuk Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang bertujuan untuk mempererat hubungan perkumpulan wanita, memperbaiki nasib dan derajat wanita, serta mengadakan kursus kesehatan.

2. Gerakan buruh

Gerakan buruh adalah organisasi pekerja atau kaum buruh untuk memperjuangkan nasib mereka. Tujuan organisasi ini adalah memelihara dan memperbaiki syarat perburuhan dengan mengatur hubungan kerja, mengatur hubungan kerja antara pekerja dan pemerintah, dan mengatur kaum pekerja sebagai golongan tersusun yang membangun bangsa.

Konsep dan Aktualita
Macam-macam organisasi buruh
a. Staats Spoor Bond (Serikat Buruh Kereta Api) milik Belanda berdiri tahun 1905.
b. Vereniging van Spoor Tramweg Personeel (VSTP) = Serikat Buruh Kereta Api yang terpengaruh ISDV di bawah Semaun, Sneevliet, berdiri di Semarang tahun 1908.
c. Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) gabungan buruh yang diketuai Semaun yang berpusat di Yogyakarta dengan Perserikatan Pegawai Bumi Putera sebagai tulang punggungnya.
d. Personeel Fabriek Bond (PFB) = Serikat Buruh Pabrik.
e. Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri (PVPN), serikat buruh pegawai negeri di bawah R.P. Suroso.
f. PSSI (Persatuan Serikat Sekerja Indonesia), serikat kerja berpartai di Surabaya tahun 1930.
g. PKBI (Perserikatan Kaum Buruh Indonesia), serikat kerja berpartai didirikan PNI Baru/Partindo yang bertujuan memperbaiki nasib kaum buruh dalam mengembangkan perasaan kebangsaan.
h. CPBI (Centra Perkumpulan Buruh Indonesia), perkumpulan buruh Indonesia hasil kongres kaum buruh, asas perjuangan self help. Tujuannya adalah perbaikan kaum buruh dalam sosial, ekonomi, dan politik; berusaha mencipta susunan produksi yang tidak kapitalis.

3. Perhimpunan Indonesia

Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan perkumpulan pelajar Indonesia di negeri Belanda yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Perhimpunan Indonesia (PI) berdiri pada tahun 1908 dengan nama Indische Vereniging dan tokohnya adalah Sosrokartono, Husein Jayadiningrat, Notosuroto, dan Sumitro Kolopaking. Setelah kedatangan Soewardi Soerjaningrat dan Tjipto ke negeri Belanda (1913), PI bergerak dalam bidang politik. Pada tahun 1922, Indische Vereniging berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia.

Orang Belanda yang memerhatikan penderitaan rakyat Indonesia, misalnya Mr. Abendanon, Van Deventer, Dr. Snouck Hurgronje, berusaha memperjuangkan nasib bangsa Indonesia. Pada peringatan ulang tahun ke-15, Indische Vereniging, mengeluarkan buku berjudul Gedenboek karangan Sukiman W.S. yang menghebohkan Belanda.

Keradikalan Perhimpunan Indonesia (PI) ditunjukkan dengan mengganti nama majalahnya, Hindia Poetra, dengan nama Indonesia Merdeka. Penegasan Perhimpunan Indonesia (PI) ini juga terlihat pada penyempurnaan kegiatan pada tahun 1925 sebagai berikut.
  • Hanya bangsa yang bersatu dan dapat menyingkirkan pertikaian antargolongan yang dapat mematahkan penjajahan. Untuk mencapai tujuan perlu dibentuk massa aksi nasional yang berdasar kemampuan dan kekuatan sendiri.
  • Untuk mencapai tujuan, perlu melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
  • Hal yang penting dalam masalah penjajahan adalah pertentangan kepentingan antara penjajah dan terjajah. Oleh karena itu, harus mempertajam pertentangan kepentingan.
  • Bangsa Indonesia harus melakukan segala usaha untuk mengembalikan keadaan bangsa yang dirusak secara jasmani dan rohani oleh Belanda.
Perhimpunan Indonesia (PI) mengadakan hubungan dengan organisasi internasional dalam rangka propaganda memperjuangkan Indonesia merdeka dan anti-penjajahan. Adapun jenis hubungan tersebut sebagai berikut.

a. Turut serta kegiatan Komintern dan Association Pour Etude des Civilisation Orientales (Perhimpunan untuk Mempelajari Kebudayaan Timur) yang didirikan di Paris (1925), di samping itu turut dalam Liga Penentang Imperalis.
b. Mengikuti kongres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia, antara lain,
  1. Kongres Demokrasi untuk perdamaian tahun 1926 di Paris, Prancis;
  2. Kongres Liga Melawan Imperalisme dan Penindasan Penjajah di Brussel (1927);
  3. Kongres Wanita Indonesia di Grand, Swiss (1927).
      Baca Juga       KERAJAAN KUTAI, KERAJAAN TARUMANEGARA, KERAJAAN HOLING, KERAJAAN KANJURUHAN
Manifesto politik pergerakan nasional menurut PI sebagai berikut.
a. Persatuan dan kesatuan.
b. Demokrasi.
c. Swadaya, yaitu mengandalkan kemampuan sendiri dan secara nonkooperasi Indonesia dapat mencapai kemerdekaan.

Konsep dan Aktualita
Kongres Pemuda Indonesia
Kongres Pemuda I diselenggarakan tanggal 30 April – 2 Mei 1926 di Jakarta yang diketuai Moh. Tabrani dengan anggota Bander Johan, Sumarto, Jan Toule, dan Paul Pinontuan. Tujuan Kongres I adalah menanamkan semangat kerja sama antarperkumpulan pemuda Indonesia dalam arti yang lebih luas. Pada saat itu, perasaan kedaerahan masih kuat sehingga untuk mempersatukan para pemuda masih sangat sulit.

Kongres Pemuda II berlangsung tanggal 27 – 28 Oktober 1928 di Jakarta yang diketuai oleh Sugondo dari PPPKI, Joko Marsaid sebagai wakil dari Jong Java, Muh. Yamin (dari Sumatranen Bond) sebagai sekretaris, dan Amir Sjarifuddin (dari Jong Batak Bond) sebagai bendahara. Berbeda dengan Kongres Pemuda I yang masih diliputi oleh sifat kedaerahan, Kongres Pemuda II sudah dipenuhi oleh jiwa persatuan dan kesatuan.

Kongres ini berhasil merumuskan beberapa keputusan, antara lain,
a. mengikrarkan Sumpah Pemuda;
b. Merah Putih diakui sebagai bendera nasional;
c. Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan;
d. semua organisasi pemuda dilebur dalam satu wadah, yaitu Indonesia Muda (1930).

Bunyi Sumpah Pemuda

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.

4. Parindra (Partai Indonesia Raya)

Parindra merupakan gabungan dari BU dan PBI yang dibentuk dalam kongres tanggal 24 – 26 Desember 1935 di Solo dengan ketua Dr. Sutomo. Tujuannya adalah Indonesia Raya. Parindra menganut asas perjuangan kooperasi tetapi kadang-kadang juga non-kooperasi.

5. MIAI (Majelis Islam A'laa Indonesia)

MIAI dibentuk 25 September 1937 di Surabaya dengan tokohnya K.H. Mas Mansyur, K.H. Dahlah, dan K.H. Abdul Wahab. Tujuan MIAI adalah mempererat hubungan antarorganisasi Islam Indonesia maupun luar negeri serta mempersatukan langkah dan suara untuk membela kejayaan Islam.

6. Gapi (Gabungan Politik Kebangsaan Indonesia)

Gapi dibentuk atas prakarsa Parindra tahun 1939 dan yang menjadi anggota adalah Parindra, Pasundan, Persatuan Minahasa, PSJI, Gerindo, dan PNI. Pengurus hariannya adalah Abikoesno Tjokrosoejoso, Amir Sjarifuddin, dan Husni Thamrin.

Konsep dan Aktualita
Faktor pendorong fusi beberapa partai menjadi satu dalam GAPI.
a. Bayangan timbulnya bahaya perang dunia sebagai akibat perkembangan fasisme, sehingga penting mengadakan pemusatan tenaga bangsa Indonesia.
b. Kegagalan Petisi Sutarjo (Sutarjo menuntut self government dalam Volksraad).
c. Sikap Belanda yang tidak memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.

Tuntutan GAPI adalah "Indonesia Berparlemen", artinya dewan rakyat yang berdasar sendi-sendi demokrasi.
Dasar perjuangan GAPI.
a. Hak menentukan nasib sendiri.
b. Persatuan nasional seluruh bangsa Indonesia berdasarkan kerakyatan.
c. Persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia.

Rangkuman

  1. Lahirnya pergerakan nasional Asia, khususnya Indonesia, tidak lepas dari pengaruh liberalisme, sosialisme, demokrasi, dan Pan-Islamisme.
  2. Kesadaran nasional di kawasan Asia muncul sekitar abad ke-20, misalnya, gerakan nasional India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi, gerakan nasional Cina yang dipimpin oleh Sun Yat Sen, dan gerakan nasional Turki oleh Kemal Pasha.
  3. Pergerakan nasional Indonesia ditandai oleh berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 yang kemudian disusul oleh organisasi lainnya, misalnya, Sarekat Islam (1912), Indische Partij (1912), Muhammadiyah (1912), Trikoro Dharmo (1915), Pemuda Indonesia (1927), Indonesia Muda (1930), PKI (1914), Taman Siswa (1922), PNI (1927), dan Perhimpunan Indonesia (1922).

Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
  1. Apa isi tuntutan GAPI?
  2. Apa latar belakang munculnya pergerakan nasional?
  3. Sebutkan organisasi politik yang bersifat moderat dan radikal!
  4. Sebutkan tiga sebab timbulnya nasionalisme Asia!
  5. Apakah yang memengaruhi timbulnya nasionalisme?
 Baca juga:

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA (1)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA (2)