Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia (2)

Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia.

 1. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta oleh K. H. Ahmad Dahlan, seorang ulama besar yang terpengaruh gerakan wahabi. Tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah memajukan pengajaran Islam, mengembangkan pengetahuan Islam dan cara hidup menurut peraturan Islam, membantu dan meningkatkan kehidupan sosial masyarakat Islam.

Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia (2)
K. H. Ahmad Dahlan. Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesi
Untuk mencapai tujuan partai, Muhammadiyah menempuh usaha-usaha, antara lain, mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan agama Islam untuk memberantas buta huruf; mendirikan dan memelihara masjid, langgar, rumah sakit, dan rumah yatim piatu; membentuk badan perjalanan haji ke tanah suci. Muhammadiyah mempunyai wadah khusus bagi wanita.

2. Gerakan pemuda


a. Trikoro Dharmo

Trikoro Dharmo didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi, dan Kadarman. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia (= sakti, budi, bhakti). Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antar-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.

Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali persaudaraan antarmurid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya Jawa.

Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Kegiatannya berkisar pada bidang sosial, budaya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, seni, dan lainnya. Pada kongresnya (1922) diputuskan bahwa Jong Java tidak bergerak dalam bidang politik dan anggotanya dilarang masuk partai politik. Namun, masuknya Agus Salim (tokoh SI) menyebabkan Jong Java mulai bergerak dalam bidang politik. Oleh karena itu, ada yang pro dan kontra. Akhirnya, yang setuju bergerak dalam politik mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) (1925) dengan agama Islam sebagai dasar pergerakan dan menerbitkan majalah Al Noer.

Tujuan Jong Islamieten Bond adalah mempererat persatuan di kalangan para pemuda Islam muslim. Keanggotaannya terbuka untuk pemuda Islam yang berumur 14 – 30 tahun, dan yang berumur lebih dari 18 tahun boleh berpolitik. Pada tanggal 29 Desember 1925, JIB mengadakan kongres I dan menetapkan anggaran dasarnya. Selanjutnya, Jong Java pada kongresnya (1928) menyetujui adanya fusi organisasi pemuda yang diberi nama Indonesia Muda.

b. Jong Sumatranen Bond (Persatuan Pemuda Sumatra)

Jong Sumatranen Bond (JSB) berdiri pada tahun 1917 di Jakarta dengan tokohnya Moh. Hatta dan Muh. Yamin. Tujuan didirikannya Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah memperkukuh hubungan antarpelajar asal Sumatra dan mendidik mereka menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra.
 
Inskripsi
Jong Islamieten Bond berdiri pada tanggal 1 Januari 1925 oleh Syamsulrizal dan H. Agus Salim yang keluar dari Jong Java karena ingin bergerak dalam bidang politik.

c. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)

PPPI didirikan oleh para pelajar Jakarta dan Bandung pada bulan September 1926 di Jakarta. Tokoh-tokoh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) adalah Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, Reksodipuro, A.K. Abdul Gani, Sumanang. Tujuan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) adalah memperjuangkan Indonesia merdeka.

Untuk merealisasikan tujuannya itu, maka sifat kedaerahan harus dihilangkan, perselisihan pendapat antarnasionalis juga harus dihindarkan, dan para anggota harus rajin belajar.

d. Pemuda Indonesia

Pemuda Indonesia semula bernama Jong Indonesia yang didirikan di Bandung pada tahun 1927. Anggota Pemuda Indonesia kebanyakan dari kalangan pelajar yang sekolah di luar negeri. Tokohnya adalah Sugiono, Yusapati, Suwaji, Moh. Tamzil, Sartono, Asaat, dan Budhiarto.

Pada tanggal 28 Desember 1927, Pemuda Indonesia (PI) mengadakan kongres di Bandung yang menghasilkan, antara lain, nama oragnisasi yang semula Jong Indonesia diganti menjadi Pemuda Indonesia; bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa pengantar organisasi pemuda; Yusapati diangkat sebagai ketua, Moh. Tamzil sebagai sekretaris I, Subagio Reksodipuro sebagai sekretaris II, dan Mr. Asaat sebagai bendahara.

e. Indonesia Muda

Indonesia Muda berdiri pada tahun 1930. Indonesia Muda merupakan organisasi nasional yang lahir sebagai peleburan organisasi kedaerahan.

3. Partai Komunis Indonesia (PKI)

Pada tanggal 4 Mei 1914, didirikan ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) oleh orang-orang Belanda, seperti Dekker, Sneevliet, dan Brandsteder bersama Semaun. Tujuan berdirinya Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) adalah menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan membangun perasaan revolusioner bagi bangsa Indonesia.

Pada tanggal 23 Mei 1920, nama Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI)dengan Semaun sebagai ketua, Bergsma sebagai sekretaris, dan Dekker sebagai bendahara. Pada tanggal 24 Desember 1920,  Partai Komunis Indonesia (PKI) mengadakan Kongres Istimewa dan mengambil keputusan untuk bergabung dengan organisasi Komintern. Selanjutnya, Partai Komunis Indonesia (PKI) berpura-pura setuju menjadi anggota volksraad.

Sejak pemerintahan Belanda, Partai Komunis Indonesia (PKI) telah mengadakan pemberontakan. Misalnya, pada tahun 1926 Alimin mengadakan pemberontakan di Jawa Barat dan Banten. Kemudian pada tahun 1927, terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatra. Akibatnya, oleh Belanda sejak tahun 1927 Partai Komunis Indonesia (PKI) dianggap sebagai organisasi terlarang.

4. Taman Siswa

Taman siswa merupakan lembaga pendidikan nasional yang didirikan oleh Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga ini bertujuan menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebudayaan Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan Pancadarma Taman Siswa yang meliputi dasar kodrat alam, dasar kemerdekaan, dasar kebudayaan, dasar kebangsaan atau kerakyatan, dan dasar kemanusiaan.

Dalam pendidikan, Taman Siswa hendak mewujudkan sistem "among" untuk mengadakan pola belajar asah, asih, asuh dan diterapkan pola kepemimpinan "ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" yang kini dipakai sebagai semboyan dalam belajar tut wuri handayani artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh, memberi motivasi, dan mendorong untuk maju.

5. Partai Nasional Indonesia (PNI)

Partai Nasional Indonesia (PNI) berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Mr. Budhiarto, dan Dr. Sanusi. Tujuan Partai Nasional Indonesia (PNI) adalah Indonesia merdeka. Tujuan ini hendak dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri (self help). Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan sendiri, misalnya mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, dan koperasi. Itulah sebabnya, Partai Nasional Indonesia (PNI) tidak mau bekerja sama dengan penjajah (nonkooperatif). Pergerakan Partai Nasional Indonesia (PNI) didasarkan pada semboyan Marhaenisme, artinya memperjuangkan rakyat miskin.

Konsep dan Aktualita
Pada tahun 1928, PNI mengadakan kongres yang pertama dan merumuskan program kerja sebagai berikut.
1. Bidang politik
a. Memperkuat perasaan kebangsaan dan kesadaran persatuan.
b. Menyebarluaskan sejarah nasional.
c. Mempererat hubungan antarbangsa Asia.
2. Bidang ekonomi
a. Mencapai perekonomian nasional.
b. Membantu perdagangan perindustrian nasional.
c. Mendirikan front nasional dan koperasi.
3. Bidang sosial
a. Memajukan pengajaran nasional.
b. Meningkatkan derajat kaum wanita.
c. Memajukan serikat buruh.
d. Memperbaiki kesehatan rakyat.

Kekhawatiran Belanda atas PNI menyebabkan Soekarno tidak boleh mengadakan kegiatan di luar Jawa, bahkan Belanda melakukan penggeledahan kantor PNI dan menangkap Ir. Soekarno, Maskur, Sumodirejo, Gatot Mangkuprojo, dan Supradinata yang dituduh melanggar Pasal "Karet" 153 bis dan 169 KUHP, yaitu "dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan pemerintah Belanda". Ir. Soekarno dibuang ke penjara Sukamiskin.

Inskripsi
Untuk pembelaannya, Ir. Soekarno menulis artikel berjudul Indonesia Menggugat yang dibacakannya dalam sidang.

Penangkapan tokoh PNI mengakibatkan PNI pecah menjadi dua.
  1. Kelompok yang tidak setuju PNI dibubarkan tetap mempertahankan ideologi PNI dengan nama baru, yakni Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), tokohnya Moh. Hatta, Sutan Syahrir.
  2. Kelompok yang setuju PNI dibubarkan membentuk Partindo dipimpin Mr. Sartono.