Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia (1)

Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia - Pergerakan nasional ditandai oleh adanya organisasi yang sudah didukung dan didirikan oleh segenap rakyat di Nusantara. Ciri organisasi pergerakan nasional berbeda dengan pergerakan daerah, hal ini dapat kita bedakan sebagai berikut.

1. Gerakan daerah bercirikan sebagai berikut.

a. Bentuk gerakannya belum diorganisasi, maka menggantungkan kepada pemimpin.
b. Sifatnya kedaerahan, maka bersifat insidental sementara.
c. Mengandalkan kekuatan senjata dan kekuatan gaib.
d. Belum ada tujuan yang jelas.
e. Gerakannya mudah bubar atau berakhir jika pemimpin mereka tertangkap.
      Baca Juga       PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

2. Gerakan nasional bercirikan sebagai berikut.

a. Gerakannya sudah diorganisasi secara teratur.
b. Bersifat nasional baik wilayah atau cita-cita kebangsaan.
c. Perjuangan menggunakan taktik modern dan organisasi modern.
d. Sudah memiliki tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
e. Gerakannya tangguh dan berakar di hati rakyat.
Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
Konsep dan Aktualita
Lahirnya pergerakan nasional disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. Faktor dari dalam negeri
a. Penderitaan rakyat akibat penjajahan yang memeras kekayaan rakyat.
b. Adanya perbedaan taraf hidup antara penjajah dan terjajah.
c. Adanya perasaan senasib akibat penjajahan sehingga bersama-sama merdeka.
d. Pengaruh kejayaan masa lalu (zaman Sriwijaya – Majapahit).
e. Adanya sikap anti-Eropanisasi.
f. Adanya kaum cerdik pandai (golongan terpelajar) yang memelopori gerakan antipenjajahan.
2. Faktor dari luar negeri
a. Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia yang membangkitkan keyakinan bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Eropa.
b. Pengaruh gerakan-gerakan nasional dari negara Asia lainnya, misalnya, India, Cina, dan Filipina serta Afrika, yakni Gerakan Mesir Merdeka.

Adapun bentuk-bentuk organisasi pergerakan nasional Indonesia akan dibahas pada penjelasan berikut.

1. Budi Utomo

Kebangkitan nasional ditandai lahirnya Budi Utomo (BU) yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangunkusumo yang waktu itu menjadi mahasiswa Stovia (kedokteran Jawa), sedangkan perintisnya adalah Dr. Wahindin Sudirohusodo. Ia mendirikan Studie Fonds (dana pelajar) guna membiayai pelajar yang tidak mampu. Itulah sebabnya, Budi Utomo disebut organisasi sosial dan perintis pergerakan nasional. Adapun bidang gerak Budi Utomo adalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Ini tercermin dari tujuan yang akan dicapai oleh Budi Utomo tersebut.
      Baca Juga       YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Tujuan didirikannya Budi Utomo adalah kemajuan bagi Hindia atau kemajuan yang harmonis bagi nusa bangsa. Tujuan tersebut akan dicapai melalui usaha, antara lain, memajukan pendidikan, teknik industri, pertanian, peternakan dan perdagangan, serta menghidupkan kembali kebudayaan sendiri.

Budi Utomo berasaskan kooperatif, moderat, dan tidak berpolitik. Keanggotaan Budi Utomo tidak terbatas pada Jawa, Madura, dan umumnya pelajar dan priyayi. Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres I di Yogyakarta dan menghasilkan hal-hal berikut.
a. Budi Utomo tidak berpolitik.
b. Kegiatan Budi Utomo ditujukan pada bidang sosial, budaya, dan pendidikan.
c. Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada Jawa dan Madura.
d. Tirto Kusumo, Bupati Karanganyar, dipilih sebagai ketua Budi Utomo pusat.

2. Sarekat Islam

Pada tahun 1911 di Laweyan, Solo berdiri organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) dengan ketua Haji Samanhudi. Keinginan untuk menyaingi pedagangpedagang Cina mendorong banyak orang ingin menjadi anggota Sarekat Dagang Islam. Tujuan Sarekat Dagang Islam semula adalah memajukan perdagangan untuk menyaingi pedagang-pedagang Cina. Namun pada akhirnya, selain memajukan perdagangan, Sarekat Dagang Islam juga ingin memajukan agama Islam. Oleh karena itu, atas anjuran H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam diubah menjadi SI (Sarekat Islam) pada tahun 1912.

Sarekat Dagang Islam mempunyai beberapa tujuan, yaitu mengembangkan jiwa dagang, membantu para anggota yang mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan derajat, memperbaiki pendapat yang keliru mengenai agama Islam, hidup menurut perintah agama.

Pada tahun 1913, Sarekat Islam menyelenggarakan kongres pertama di Surabaya dan menghasilkan beberapa keputusan, yaitu Sarekat Islam bukan partai politik, Sarekat Islam tidak bermaksud melawan Belanda, memilih HOS Cokroaminoto sebagai ketua Sarekat Islam, dan menetapkan Surabaya sebagai pusat Sarekat Islam. Karena bersifat kerakyatan, Sarekat Islam cepat mendapatkan anggota. Akibatnya, Gubernur Belanda A.W.F. Idenburg ragu dan khawatir terhadap Sarekat Islam, sehingga permohonan izin pengesahan Sarekat Islam ditolak. Oleh karena itu, Sarekat Islam menyiasati hal tersebut dengan mendirikan Central Sarekat Islam (CSI) di Surabaya yang diakui Belanda pada tanggal 18 Maret 1916.

Adapun tujuan didirikannya Central Sarekat Islam adalah memajukan, membantu, memelihara, dan menjalin kerja sama antar-Sarekat Islam lokal yang tergabung dalam Central Sarekat Islam.

Pada tahun 1921, Sarekat Islam mengadakan kongres ke-4 di Surabaya. Pada kongres ke-4 ini, Semaun dan Darsono mengemukakan paham sosialis. Ada beberapa anggota Sarekat Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Akibatnya, Sarekat Islam pecah menjadi Sarekat Islam putih dan Sarekat Islam  merah. Sarekat Islam putih dipimpin oleh Haji Agus Salim dan Abdul Muis, sedangkan Sarekat Islam merah berpaham komunis di bawah Semaun, Tan Malaka, dan Darsono yang nanti masuk dalam PKI.

Inskripsi
Faktor pendorong berdirinya SI.
1. Faktor ekonomi, ingin memajukan perdagangan terutama bahan batik untuk menyaingi pedagang-pedagang Cina.
2. Faktor agama, ingin memajukan ajaran agama Islam.

3. Indische Partij

Indische Partij (IP) didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tiga serangkai, yaitu Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudhi), Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara). Tujuan didirikannya partai polilik ini adalah mempersatukan Hindia Belanda sebagai persiapan Hindia merdeka. Tujuan ini disebarluaskan melalui surat kabar De Express.

Anggaran dasar dan program kerja Indische Partij adalah membangun patriotisme Indische Partij terhadap tanah air, bekerja sama atas dasar kesamaan ketatanegaraan demi memajukan tanah air, dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Untuk mencapai tujuan partai, cara-cara yang ditempuh Indische Partij adalah memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, meresapkan cita-cita kesatuan nasional Hindia, memperbesar pengaruh pro-Hindia dalam pemerintahan, memperjuangkan persamaan hak setiap warga, memperbaiki keadaan ekonomi Hindia, menghindiakan pengajaran untuk kepentingan ekonomi.

Karena program dan cita-cita Indische Partij dianggap membahayakan Belanda, Indische Partij dinyatakan sebagai partai terlarang. Akan tetapi, Soewardi Soerjaningrat tetap menyebarluaskan kritik melalui tulisan berjudul "Als ik een Nederlander was ...." (seandainya aku seorang Belanda) yang berisi sindiran tajam terhadap ketidakadilan Belanda atas negara jajahannya.

Alasan Suwardi menulis tulisan tersebut adalah kritik atas kebijakan Belanda yang memungut dana pada rakyat untuk ulang tahun kemerdekaan Belanda. Akibat tulisan tersebut, ketiga tokoh Indische Partij ditangkap. Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto Mangunkusumo ke Banda, dan Soewardi Soerjaningrat ke Bangka. Tetapi, atas permintaan mereka sendiri, ketiganya dibuang ke Belanda pada tahun 1913.