Organ Ekskresi pada Manusia, Ginjal, Kulit, Hati dan Paru-paru

Sistem ekskresi adalah sistem organ yang memiliki fungsi mengeluarkan zat-zat sisa dalam tubuh sebagai hasil proses metabolisme dalam tubuh, yang meliputi ginjal, kulit, hati dan paru-paru pada manusia.

Ginjal terbagi menjadi 3 bagian, yakni kulit ginjal (korteks), sum-sum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Kulit terbagi menjadi tiga bagian yaitu kulit ari (epidemis), kulit jangat (dermis), dan jaringan ikat kulit. Pada bagian Hati, ekskresinya dikenal dengan sebutan empedu, sedangkan Paru-paru, hasil ekskresinya berupa uap air atau karbon dioksida, dikeluarkan pada saat bernafas.

Untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam penjelasan dibawah ini!

Organ Ekskresi Manusia

Sistem ekskresi manusia melibatkan alat-alat ekskresi yang dimiliki tubuh, terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru dan hati. Zat-zat sisa yang dibuang dari sistem ekskresi tersebut bersumber dari terjadinya proses metabolisme di dalam tubuh. Ginjal mengeluarkan melalui urine atau air kencing, kulit mengeluarkan bersamaan dengan keringat, paru-paru mengeluarkannya disaat kita menghembuskan nafas dari hidung, dikenal dengan karbon dioksida, dan hati mengeluarkan zat warna empedu.

Ginjal

Ginjal memiliki bentuk seperti kacang, memiliki fungsi sebagai penyaring aliran darah di dalam tubuh. Manusia memiliki 2 buah ginjal yang letaknya berada di rongga perut pada bagian belakang atas, dekat dengan posisi dari tulang belakang manusia. Posisi ginjal sebelah kanan berada lebih kebawah dari posisi ginjal yang berada di sebelah kiri, dikarenakan terdesak oleh keberadaan hati, memiliki ukuran panjang sekitar6-7,5 cm dan ketebalan 1,5-2,5cm dengan berat 140 gram, pada orang dewasa.
Organ Ekskresi pada Manusia, Ginjal, Kulit, Hati dan Paru-paru
Organ Ekskresi pada Manusia, Ginjal, Kulit, Hati dan Paru-paru

Ginjal bertugas sebagai penyaring darah, tiap harinya tidak kurang dari 1500 liter dibersihkan didalam tubuh, karena itulah harus dibuang melalui alat pengeluaran zat-zat yang merugikan tubuh. Setiap ginjal memiliki proses kerja yang sama dan alat keluar pembuangan, untuk urine akan disalurkan melalui ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria) untuk dikumpulkan, jika sudah banyak akan membuat kita memiliki keinginan untuk buang air besar, didalam tubuh dari kandung kemih akan dikeluarkan melalui uretra keluar tubuh.

a.Bagian-bagian ginjal

Ginjal secara anatomis tersusun dari lapisan luar atau disebut juga kulit ginjal (korteks) dan lapisan dalam yang dikenal dengan sumsum ginjal (medula). Lapisan paling dalam dari ginjal berupa rongga yang disebut rongga ginjal atau pelvis renalis. Bagian kulit atau korteks memiliki jutaan alat penyaring yang disebut dengan nefron.

  1. Kulit ginjal (korteks). Kulit ginjal disebut korteks renalis. Korteks renalis tersusun dari sel ginjal atau nefron yang memiliki kurang lebih 1 juta sel penyaring.
  2. Sumsum ginjal (medula). Bentuk medula menyerupai kerucut atau renal piramid, merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah kaliper dari kapsula bowman. Di dalam medula juga terjadi proses reabsorpsi dan augmentasi.
  3. Rongga ginjal (pelvis renalis). Rongga ginjal adalah sebuah rongga yang memiliki fungsi sebagai tempat penampungan urine sementara, sebelum akhirnya akan dikeluarkan melalui ureter, keluar dari dalam tubuh.

Proses pembentukan urine


Fungsi utama dari ginjal adalah menyaring darah sehingga menghasilkan urine, yang dilakukan dalam 3 tahap pembentukan urine:

  1. Filtrasi (penyaringan). Proses penyaringan urine dilakukan di glomerulus. Cairan yang sudah tersaring kemudian akan ditampung oleh kapsula bowman. Cairan itu biasanya mengandung, urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium, kalium, kalsium dan klor. Darah dan protein tetap akan tinggal didalam kaliper darah karena tidak dapat menembus pori-poriglomerus. Cairan yang sudah tertampung di kapsula bowman disebut urine primer. Selama 24 jam darah yang tersaring dapat mencapai 170 liter.
  2. Reabsorpsi (penyerapan kembali). Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal, proses yang terjadi adalah penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh, zat yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion anorganik, sedangkan urea hanya sedikit atau hampir tidak akan diserap oleh tubuh, cairan dari proses ini disebut juga dengan urine sekunder.
  3. Augmentasi (pengumpulan). Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan juga di dalam saluran pengumpul. Pada proses pengumpulan ini juga terdapat cairan yang sebelumnya sudah dikumpulkan, zat yang biasanya diserap adalah ion natrium, klor dan urea, di augmentasi cairan yang terkumpul merupakn ureine yang sesungguhnya yang akan disalurkan melalui rongga ginjal, lalu akan dibuang keluar melalui ureter, kandung kemih dan uretra.
Proses pengeluaran urine disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih selain disebabkan oleh pengaruh saraf juga adanya kontraksi pada otot perut dan organ-organ yang menekan kandung kemih.

Jumlah urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh sangat pengaruh dari banyaknya cairan yang dimasukan ke dalam tubuh di saat kita minum, namun juga mendapat pengaruh dari hormon antidiuretika, serta dari banyaknya kandungan garam di dalam tubuh yang harus dikeluarkan dari darah, agar tekanan osmosis darah dapat tetap terjaga.

Antara orang sehat dan sakit, kandungan yang terdapat pada urine memiliki perbedaan atau tidak sama, karena urine sering kali dipakai sebagai indikator sehat atau tidaknya seseorang, jika terjadi gangguan dapat segera diketahui, misalnya jika di dalam urine terdapat zat-zat yang masih berguna, maka ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus.

Kandungan urine orang sehat:

  • Air 95%
  • Urea, amonia, asam urat, dan garam-garam mineral
  • Zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin) yang biasanya akan menyebabkan urine berwarna lebih kuning atau keruh mendekati coklat.
  • Zat-zat yang berlebihan di dalam darah, seperti vitamin dan juga hormon.

Kulit

Kulit pada manusia merupakan sebuah jaringan yang letaknya diluar tubuh, berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan tubuh lain yang berada di bawahnya dari kerusakan fisik karena gesekan, penyinaran, serangan kuman dan juga zat kimia. Kulit juga memiliki fungsi sebagai pembentuk vitamin D yang dibantu oleh sinar matahari, selain itu memiliki fungsi juga sebagai pencegah tubuh kehilangan lebih banyak air, mengatur suhu tubuh, menerima rangsangan dari luar, dan juga sebagai alat ekskresi.

Pada permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat sisa pembuangan sebagai keringat, keringat sendiri zatnya tersusun dari air dan garam-garam mineral terutama NaCL yang merupakan hasil metabolisme protein.

Secara anatomi, kulit terdiri atas lapisan luar (epidemis), lapisan dalam (dermis), dan lapisan bawah dermis (hipodermis)

  1. Epidermis tersusun dari lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan tanduk ini tidak memiliki pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan selalu mengelupas, lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki, lapisan Malpighi terdapat dibawah lapisan tanduk, sel-selnya memiliki pigmen yang menentukan warna kulit.
  2. Pada bagian dermis, terdapat oto-otot penggerak rambut, pembuluh darah dan limfa, ujung-ujung saraf, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.
  3. Hipodermis adalah lapisan bawah kulit yang mengandung jaringan ikat, yaitu jaringan lemak.
Hiperhidrosis adalah suatu kondisi tubuh di mana seseorang mengeluarkan keringat dalam jumlah yang banyak atau berlebihan untuk termoregulasi tubuh. bagian tubuh yang sering mengalami gangguan hiperhidrosis adalah telapak tangan, telapak kaki dan ketiak. Penyebab hiperhidrosis dapat idiopatik atau pun sekunder akibat penyakit lain seperti gangguan metabolik, demam atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Terdapat 3 bentuk dari hiperhidrosis atau keringat berlebihan, yaitu hiperhidrosis yang diinduksi oleh emosional (di mana hal itu memengaruhi telapak tangan, telapak kaki dan ketik), hiperhidrosis lokal dan hiperhidrosis umum. Hiperhidrosis dapat terjadi disebabkan oleh akibat terjadinya regenerasi abnormal saraf simpatik, kelainan lokal dalam jumlah atau distribusi kelenjar ekrin, atau mungkin terkait dengan kelainan lain (biasanya kelainan vaskular). Hiperhidrosis palmoplantar bahkan dapat diwariskan secara autosomal dominan.

Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia, warnanya merah tua, dan beratnya sekitar 2 kg pada orang dewasa. Hati dapat dikatakan sebagai alat sekresi karena menghasilkan empedu dan ekskresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan oleh limfa.

Di dalam hati, sel darah merah akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin akan diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu keluar bersama feses dan urine dalam bentuk zat warna. Hati juga menghasilkan urea yang dihasilkan dari perombakan protein, urea ini akan dibuang melalui ginjal bersamaan dengan urine.

Paru-paru

Selain dikenal sebagai organ utama pernafasan, paru-paru juga memiliki peran sebagai salah satu alat ekskresi dengan tugas utamanya mengeluarkan uap air dan karbon dioksida, kedua zat ini dikeluarkan agar tidak menggangu metabolisme di dalam tubuh, paru-paru terletak didalam rongga dada, dimana bagian bawahnya menempel pada diafragma.

Kelainan dan Penyakit yang sering menyerang pada Sistem Ekskresi
  • Gagal ginjal. Gagal ginjal adalah kelainan yang dialami ginjal karena tidak berfungsi sebagai mana mestinya sebagai alat penyaring darah, ada 2 macam gagal ginjal yang dikenal, yakni gagal ginjal tetap dan sementara.
  • Nefritis. Nefritis adalah peradangan yang terjadi pada nefron, terutama pada glomerulus karena infeksi bakteri Sreptococcus. Rusaknya nefron mengakibatkan urine dapat kembali masuk kedalam darah dan proses penyerapan air terganggu, biasanya akan terjadi pembengkakan didaerah kaki.
  • Hepatitis. Hepatitis adalah radang yang terjadi di organ hati, yang disebabkan adanya virus hepatitis, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B, saat ini pencegahan terbaik melalui vaksinasi.
  • Skabies. Penyakit skabies disebabkan terjadinya infeksi oleh parasit insekta yang sangat kecil yakni Sarvoptes scabie yang dapat menular pada orang lain.
  • Ringworm. Disebabkan oleh jamur ringworm yang menyebabkan infeksi jamur di atas kulit.
  • Asma. Penyakit ini disebabkan karena adanya penyempitan saluran pernafasan dan mengakibatkan sesak nafas, namun penyakit ini tidak menular melainkan berasal dari turun temurun.
  • Tuberculosis (TBC). TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini menyerang paru-paru pada bagian dalam alveolus yang mengakibatkan banyaknya bintil-bintil.