Cara Menyimpulkan Pesan Isi Pidato/Ceramah/Khotbah yang Didengar dan Langkah-langkahnya

Cara Menyimpulkan Pesan Isi Pidato/Ceramah/Khotbah yang Didengar dan Langkah-langkahnya - Pada pembahasa Bahasa Indonesia kali ini mengenai Pidato, yang dilengkapi dengan contoh menyimpulkan pesan pidato dan langkah langkah menyimpulkan pesan pidato, sebelum kalian dapat menyimpulkan pesan dalam pidato berarti hal pertama yang harus dipelajari adalah cara menyimpulkan pesan pidato yang didengarkan, untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam penjelasan berikut ini!

Cara Menyimpulkan Isi Pesan Pidato, Ceramah, Khotbah yang Didengar serta Langkah-langkah

Pidato merupakan salah satu cara komunikasi yang biasa dilakukan dalam penyampaian beragam informasi pada khalayak ramai atau masyarakat. Pidato biasanya dipakai untuk mempermudah atau mempercepat penyampaian pesan, salah satu contohnya dipakai dalam pidato kenegaraan, pidato politik, ceramah ilmiah, keagamaan, pembukaan usaha, acara perpisahan dan banyak lagi contoh dari pidato yang lainnya. Karena pidato ataupun ceramah memiliki sifat sekali ucap atau sekali penyampaian, maka sangat diperlukan sekali konsentrasi untuk dapat mempermudah pemahaman mengenai isi pidato yang disampaikan tersebut dengan konsentrasi sungguh-sungguh tentunya.

Agar kalian dapat semakin mudah memahami isi dari materi ini, berikut isi saya berikan contoh dari sebuah pidato.

Cara Menyimpulkan Pesan Isi Pidato, Ceramah, Khotbah yang Didengar dan Langkah-langkahnya
Cara Menyimpulkan Pesan Isi Pidato, Ceramah, Khotbah yang Didengar dan Langkah-langkahnya
Pentingnya Sebuah Komunikasi didalam Kehidupan
Selamat pagi dan salam sejah tera bagi kita semua.

Para hadirin yang saya muliakan, didalam kesempatan yang baik kali ini perkenankanlah saya untuk menyampaikan beberapa uraian mengenai Pentingnya Sebuah Komunikasi didalam Kehidupan.
Didasarkan hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dan data yang ada mengungkapkan bahwa lebih dari separuh waktu kita digunakan untuk komunikasi dengan sesama tepatnya sekitar 70% responden mengungkapkan hal tersebut. Hal ini berarti, disaat kita beraktivitas disaat mulai terbangun dari tidur hingga disaat kita kembali pergi untuk tidur, selalu melakukan komunikasi. Data tersebut semakin memperjelas bahwa kualitas atau mutu dari hidup seseorang lebih banyak ditentukan oleh bagaimana mereka melakukan komunikasi. Bagaimana kita berkomunikasi dengan diri sendiri, pada manusia lain, disini maksudnya dengan istri atau suami, anak, mertua, tetangga, dan lainnya, serta pada Tuhan.

Hadirin yang terhormat, masalah komunikasi yang pertama banyak ditentukan oleh kesadaran dan kemauan kita untuk selalu instrospeksi atau mawas diri. Apakah hari ini kita sudah berusaha meningkatkan kualitas diri kita dari hari kemarin? Termasuk dalam hal komunikasi. Masalah kedua banyak ditentukan oleh kesadaran dan kemauan kita untuk selalu ingat dengan Tuhan, baik dalam keadaan duduk, berdiri, dan berbaring.

Dengan mengingat Tuhan, hati akan menjadi tenang. Masalah ketiga banyak ditentukan oleh bagaimana kita menggunakan mulut kita. Alhasil, urusan mulut banyak memberikan andil dalam perjalanan kita menempuh Pentingnya Komunikasi dalam Kehidupan kehidupan. Pertama, bagaimana kita menangkap komunikasi orang lain. Kedua, bagaimana kita mengomunikasikan apa yang ingin kita nyatakan, rasakan, maupun yang tidak kita inginkan.

Pertengkaran, biasanya diawali oleh sebuah proses komunikasi yang gagal. Saling menyalahkan bukan lagi milik mereka yang sudah dewasa. Mereka yang belum dewasa pun sering melakukan hal yang serupa.

Mereka mudah menyalahkan jika temannya melakukan sesuatu secara kurang pas menurut ukurannya (meskipun secara objektif apa yang dilakukan tidak salah). Mereka yang bertengkar mungkin puas, dapat saling lempar tuduhan dan kesalahan. Apabila hal ini dilakukan oleh mereka yang menganggap dirinya telah dewasa, maka sesungguhnya mereka tidak lebih dari anak-anak yang sering bertengkar dengan teman bermainnya.

Munculnya persepsi yang keliru dapat memicu terjadinya pertengkaran. Persepsi semacam itu disebabkan beberapa faktor, antara lain: (1) kebiasaan buruk dalam keluarga yang sering membicarakan keburukan orang lain, (2) salah persepsi yang tidak diluruskan, dan (3) pola saling menyalahkan yang tetap dipertahankan.

Hadirin yang ter hormat, demikian lah uraian singkat yang dapat saya sampai kan, mudah-mudahan dari uraian yang serba singkat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Selamat pagi.

(Dikutip seperlunya dari: Kado Pernikahan untuk Istriku, 2001)

Setelah kalian membaca dan menyimak dari contoh teks pidato di atas, tentunya sobat sudah mendapatkan pokok-pokok pembicaraan atau hal-hal penting yang terdapat didalam isi pidato tersebut yang kalian baca, diantaranya yang dapat kalian simpulkan dari isi pidato terbut adalah:
  1. Hampir 70% dari waktu yang kita miliki dipergunakan untuk melakukan komunikasi, hal ini berarti, kualitas dari hidup seseorang dapat dinilai dari cara berkomunikasi baik dengan diri pribadi, berbicara pada orang lain, ataupun terhadap Tuhan.
  2. Adanya perselisihan atau pertengkaran, selalu diawali dengan adanya miss komunikasi atau kegagalan memahami isi pesan.
  3. Pemahaman dengan persepsi yang keliru juga dapat menjadi pemicu utama adanya pertengkaran.
  4. Persepsi keliru biasanya disebabkan kerena adanya kebiasaan yang buruk, seperti misalnya kesalahan akan persepsi lama yang tidak pernah diluruskan permasalahannya, dan sikap saling menyalahkan dan ingin menang sendiri atau terlalu egois yang tetap dipertahankan.
Setelah kalian memahami langkah-langkah untuk menyimpulkan sebuah isi pidato maka kalian dapat membuat kesimpulan, kesimpulan yang bisa diambil dari isi pidato yang kalian baca diatas yaitu penting masalah berkomunikasi yang baik, karena berkaitan dengan kesadaran dan kemauan kita untuk selalu instrospeksi atau mawas diri.

Itulah contoh dalam menyimpulkan isi dari sebuah pidato, ceramah atau khottbah yang didengar, dengan memahami pelajaran pada materi kali ini tentunya kalian sekarang lebih mudah untuk menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah yang didengar, selamat belajar!