Menulis Kembali Berita yang Dibacakan

Menulis Kembali Informasikan dan Peristiwa Di Dalam Berita - Pada pembahasan pelajaran bahasa Indonesia kali ini mengenai cara menulis kembali berita yang dibacakan dengan tujuan belajar kalian adalah mampu menemukan pokok-pokok berita dan menuliskan isi berita yang didengarkan dalam beberapa kalimat, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Menulis Kembali Pokok-pokok Berita yang Dibacakan

Pembelajaran mengenai menyimak berita pernah kalian dapat pada pelajaran pertama dan pada artikel ini akan dikembangkan lagi agar kalian lebih memahami kembali. Tentu kalian masih ingat cara menyimak sebuah berita agar dapat memahami isinya. Pada pembelajaran ini, kalian akan kembali membahas mengenai menyimak berita.

Namun, fokus kemampuan kebahasaan yang kita bahas berbeda. Pada pelajaran terdahulu, setelah menyimak berita yang dibacakan, kalian harus dapat menyimpulkan isi berita. Pada pembelajaran ini, setelah menyimak berita, kalian diharapkan dapat menemukan pokok-pokok berita. Kalian juga diharapkan dapat menuliskan isi berita ke dalam beberapa kalimat.

Dalam teks berita terdapat kata-kata yang mengandung sifat antonim, yaitu mengambil dan meletakkan. Selain antonim, kita juga mengenal sinonim dan polisemi. Untuk lebih jelasnya, simaklah uraian berikut.
1. Antonim, merupakan kata-kata yang berlawanan makna atau sering disebut lawan kata. Contoh:
  • terpuji >< tercela
  • baik >< buruk
2. Sinonim, merupakan kata yang memiliki persamaan makna. Contoh:
  • dapat = bisa
  • baik = bagus
  • seketika = instan
3. Polisemi, merupakan keanekaan makna kata yang terjadi karena penerapan dalam konteks yang berbeda. Contoh
  • Membangun berarti mendirikan, mengadakan, membina, memperbaiki.
  • Membangun karakter berarti membentuk kepribadian.
Sebelum menuliskan pokok-pokok berita dan isinya dalam beberapa kalimat, perlu kalian ingat kembali hal-hal yang menjadi unsur dari sebuah berita. Sebagaimana kalian ketahui bahwa berita memiliki unsur kelengkapan yang berkaitan dengan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana hal yang diberitakan.

Menulis Kembali Berita yang Dibacakan
Menulis Kembali Berita yang Dibacakan
Dalam bahasa Inggris, hal tersebut diistilahkan what, who, when, where, why, dan how (5w + 1h). Uraian dari unsur kelengkapan berita tersebut adalah berikut.
  1. Pertanyaan apa berkenaan dengan hal yang diberitakan, misalnya apa yang terjadi.
  2. Pertanyaan siapa berkenaan dengan orang atau pelaku yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan, misalnya siapa yang terlibat dalam peristiwa itu.
  3. Pertanyaan kapan berkenaan dengan waktu kejadian peristiwa yang diberitakan, misalnya kapan peristiwa itu terjadi.
  4. Pertanyaan di mana berkenaan dengan tempat kejadian dari peristiwa yang diberitakan, misalnya di mana kejadian itu.
  5. Pertanyaan mengapa berkenaan dengan alasan atau penyebab adanya peristiwa atau hal yang melingkupi peristiwa yang diberitakan, misalnya mengapa hal itu dapat terjadi.
  6. Pertanyaan bagaimana berkenaan dengan proses kejadian, kronologi atau urutan kejadian, maupun hal-hal pendukung peristiwa yang diberitakan, misalnya bagaimanakah kejadiannya.
Supaya dapat menuliskan kembali isi berita yang dibacakan, kalian perlu menyimak dengan saksama serta penuh konsentrasi. Untuk membantu ingatan kalian tentang berita yang kalian simak, kalian dapat membuat catatan-catatan kecil mengenai pokok-pokok inti berita. Kalimat-kalimat dalam catatan kecil yang kalian buat tidak harus sama persis dengan kalimat dalam berita yang kalian dengar. Unsur kelengkapan berita yang telah diuraikan di atas dapat digunakan untuk menentukan pokok-pokok berita yang kalian simak. Pokok-pokok berita tersebut nantinya dapat kalian gunakan sebagai pedoman menuliskan kembali isi berita.

Coba perhatikan berita beserta uraian berikut sebagai bahan pembelajaran kalian. Alangkah tepatnya apabila salah seorang teman kalian bersedia membacakan berita tersebut.

Belajar dan Praktik Senyatanya
Seorang murid berseragam putih-putih tampak mengambil wafer dari wadahnya. Setelah itu, dia meletakkan uang kertas senilai Rp1.000,00 di kardus yang digunakan untuk menyimpan uang. Tidak hanya meletakkan, dia juga terlihat mengambil kepingan logam uang senilai Rp300,00 dari kotak itu. Lantas murid itu pun berlenggang meninggalkan tempat sambil menikmati wafer.

Begitulah kurang lebih aktivitas yang terlihat di Toko Kejujuran. Sebuah toko yang dapat dikatakan mempunyai konsep “swalayan”. Di situ setiap murid tidak hanya dapat memilih sendiri barang yang ingin dia beli, tetapi mereka juga sekaligus melakukan transaksi sendiri.

Cara membayar barang yang dibeli cukup dengan meletakkan uang di kotak uang. Apabila memang masih ada sisa, mereka dipersilakan untuk mengambil sendiri kembaliannya,” jelas Kepala SMP Keluarga, M. Basuki Sugita.

Ya, Toko Kejujuran memang hanya ada di SMP yang terletak di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus itu. Toko itu merupakan praktik dari pendidikan antikorupsi yang telah diterapkan sekolah tersebut sejak 19 Desember 2005. Melalui toko itu, para siswa diharapkan dapat belajar untuk tidak melakukan tindakan korupsi. Dalam keseharian di kelas, mata pelajaran antikorupsi diajarkan setiap hari Kamis.

“Satu jam terakhir pada hari itu, setiap kelas diisi dengan mata pelajaran antikorupsi. Pelajaran ini diajarkan oleh wali kelas masing-masing,” ujar Basuki. Namun, Basuki juga mempunyai jurus ampuh agar para siswa tidak bosan. Selain menggunakan buku antikorupsi yang menarik dan interaktif, SMP Keluarga sesekali mengundang tokoh-tokoh untuk berbicara di depan para siswa.

Beberapa orang yang pernah menjadi guru antikorupsi yakni Bupati Kudus, Ir. H.M. Tamzil M.T., serta Direktur Pelayanan Pendidikan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Eko S. Tjiptadi.
(Sumber: Suara Merdeka, 9 Februari 2007, dengan pengubahan seperlunya)

Sebelum menuliskan kembali berita yang kalian simak, kalian dapat menuliskan pokok-pokok berita sebagai berikut.
  • Seorang murid membeli wafer dengan meletakkan uang dan mengambil kembaliannya sendiri.
  • Menurut Kepala SMP Keluarga, M. Basuki Sugita, Toko Kejujuran mempunyai konsep “swalayan”. Dengan demikian, murid dapat memilih barang yang ingin dibeli sekaligus melakukan transaksi sendiri.
  • Toko Kejujuran ada di SMP Keluarga yang terletak di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus. Sejak 19 Desember 2005, toko itu sebagai praktik dari pendidikan antikorupsi. Tujuannya adalah agar para siswa dapat belajar untuk tidak melakukan tindakan korupsi.
  • Mata pelajaran antikorupsi diajarkan setiap hari Kamis. Selain menggunakan buku antikorupsi yang menarik dan interaktif, SMP Keluarga sesekali mengundang tokoh-tokoh untuk berbicara di depan para siswa.
  • Orang yang pernah menjadi guru antikorupsi yakni Bupati Kudus, Ir. H.M. Tamzil M.T., serta Direktur Pelayanan Pendidikan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Eko S. Tjiptadi.
Adapun contoh penerapan unsur 5w + 1h berkaitan dengan berita tersebut adalah berikut.
  1. Apa yang diberitakan: Toko Kejujuran sebagai praktik pendidikan antikorupsi.
  2. Siapa yang terlibat dalam berita: murid SMP Keluarga dan kepala sekolah.
  3. Kapan hal tersebut terjadi: sejak 19 Desember 2005 sampai sekarang.
  4. Di mana peristiwa itu terjadi: di SMP Keluarga yang terletak di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus.
  5. Mengapa perlu adanya Toko Kejujuran: sebagai praktik dari pendidikan antikorupsi. Dengan tujuan agar para siswa dapat belajar untuk tidak melakukan tindakan korupsi.
  6. Bagaimana penerapan dalam Toko Kejujuran: dengan konsep “swalayan”. Murid dapat memilih barang yang ingin dibeli sekaligus melakukan transaksi sendiri.
Contoh penulisan kembali berita di atas ke dalam beberapa kalimat adalah berikut.

Toko Kejujuran yang ada di SMP Keluarga yang terletak di Desa Kaliputu Kecamatan Kota Kudus mempunyai konsep “swalayan”. Siswa dapat memilih barang yang ingin dibeli sekaligus melakukan transaksi sendiri. Sejak 19 Desember 2005, toko itu sebagai praktik dari pendidikan antikorupsi. Dengan tujuan agar para siswa dapat belajar untuk tidak melakukan tindakan korupsi. Mata pelajaran antikorupsi diajarkan setiap hari Kamis. Selain menggunakan buku antikorupsi yang menarik dan interaktif, SMP Keluarga sesekali mengundang tokoh-tokoh untuk berbicara di depan para siswa. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Bupati Kudus, Ir. H.M. Tamzil M.T., serta Direktur Pelayanan Pendidikan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Eko S. Tjiptadi.

Isi berita yang ditulis kembali hendaknya mengandung unsur pokok berita. Unsur pokok berita tersebut meliputi apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, serta bagaimana. Catatan-catatan pokok berita dapat membantu untuk menuliskan kembali berita.

Sekian pembahasan mengenai Menulis Kembali Berita yang Dibacakan yang disertai dengan contohnya, agar kalian dapat lebih memahami lagi mengenai pelajaran ini, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!