Menceritakan Kembali Cerita Anak dan Menentukan Pokok-pokok Cerita Tersebut Secara Urut dan Utuh - Pada pembahasan materi bahasa Indonesia kali ini mengenai cara menceritakan kembali isi cerita anak dari sebuah buku cerita atau majalah, adapun tujuan belajar materi ini agar nantinya kalian dapat menentukan pokok-pokok cerita, merangkaikan kembali menjadi urutan cerita, serta menceritakan kembali cerita anak yang telah dibaca, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!
Cerita anak merupakan cerita yang diperuntukkan anak-anak. Sebagaimana cerita pada umumnya, cerita anak dapat berupa dongeng, cerita pendek, maupun kisah-kisah legenda. Sebagai karya sastra, cerita memiliki unsur-unsur pembangunnya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Tahukah kalian mengenai kedua unsur pembangun cerita tersebut? Coba kalian ingat yang termasuk unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik sebuah cerita. Apabila perlu, diskusikan bersama teman kalian dengan mencari sumber rujukan di perpustakaan atau internet.
Supaya lebih memahami materi ini, coba kalian baca cerita anak beserta uraian berikut dengan cermat.
Do'a Sepasang Selop
Pada zaman dahulu kala, tersebutlah kisah sepasang selop yang terbuat dari kulit kerbau yang dikenakan oleh seorang pangeran. Jika tidak dipakai, mereka diletakkan di rak dapur istana. Di sana, segerombolan tikus memelototi mereka berjam-jam seolah-olah ingin memangsa kedua selop itu.
Sepasang selop itu bukan selop biasa, karena mereka bisa berbicara. Mereka berbincang-bincang persis seperti suami istri. Suatu hari, selop suami berkata pada istrinya, “Istriku, jika tikus-tikus itu memelototi kita seperti ini terus, nantinya kita akan disantap oleh mereka. Bagaimana menurutmu? Mungkihkah kita berubah menjadi tikus?” Selop istri hanya menjawab ringan. “Apa pun keinginanmu, Suamiku.”
Selop suami berdo'a pada Tuhan untuk mengubah mereka menjadi tikus. Do'a mereka terkabul dan keduanya berubah wujud menjadi tikus.
Sebagai tikus sekalipun, mereka merasa bahwa gerak-gerik mereka yang paling kecil sekalipun menarik perhatian para kucing. Keduanya merasa tidak aman dan akhirnya mereka ingin menjadi kucing.
Permintaan mereka kali ini pun dikabulkan. Tetapi sebagai kucing, mereka kesulitan untuk menginjakkan kaki keluar dari istana karena mereka selalu menjadi incaran anjing. Oleh karena itu, mereka mengajukan permohonan supaya mereka menjadi anjing.
Dan sebagaimana keinginan sebelumnya, keinginan mereka dikabulkan. Ketika anjing jadi-jadian itu mendekati gadis-gadis yang sedang menumbuk padi, mereka dipukul dengan alu dan keduanya diusir. Mereka berpikir bahwa menjadi manusia pastilah sangat menguntungkan dan menyenangkan. Kali ini pun keinginan mereka dipenuhi.
Setelah menjadi manusia, keduanya dipanggil oleh kepala desa untuk melakukan berbagai tugas berat. Kekecewaan mereka semakin menjadi. Dalam waktu singkat, mereka telah menjadi punggawa raja. Keduanya bertugas menyampaikan titah Raja siang dan malam. Bahkan mereka sengaja dibangunkan dari tidur lelap mereka untuk menunaikan tugas dari sang Raja.
Tentunya kedua punggawa itu berpikir betapa menyenangkan jika menjadi Pangeran dan Putri, karena tak ada yang berani memerintah mereka. Dan jadilah mereka Pangeran dan Putri. Tetapi ternyata mereka hidup dalam kecemasan, karena Pangeran dari kerajaan seberang menyerang kerajaan mereka. Dan mereka terus-menerus dikecam oleh musuh.
“Aku sangat cemas bagaimana jika kita kalah. Jika itu terjadi, kita akan dikurung dalam penjara dan harus mencari rumput untuk makanan kuda. Apa yang mesti kita lakukan? Jika aku bisa menjadi Tuhan, kita tidak akan punya musuh dan akan menjadi Maha Penguasa.”
Si istri menjawab sebagaimana biasanya, “Apa pun keinginanmu, Suamiku.” Tetapi itulah tampaknya batas akhir permintaan mereka. Dalam sekejap, setelah si suami mengucapkan keinginannya untuk menjadi Tuhan, suami dan istri itu kembali menjadi selop seperti sediakala, berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula.
(Sumber: 21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng, 2005)
Pada zaman dulu, tersebutlah kisah sepasang selop yang dikenakan oleh seorang pangeran. Karena perasaannya, mereka selalu merasa tidak aman dengan keadaan yang dialaminya. Mereka lalu ingin mengubah dirinya menjadi bentuk lain agar merasa aman dan nyaman. Dari bentuk sepasang selop, mereka ingin berubah menjadi tikus, lalu ingin berubah lagi menjadi kucing, lalu menjadi anjing, menjadi manusia, menjadi punggawa, dan kemudian menjadi Pangeran dan Putri.
Dalam setiap keadaannya, mereka selalu saja masih merasa tidak aman dan nyaman. Lalu pada akhirnya, mereka ingin menjadi Tuhan agar dapat merasa aman dan nyaman. Namun, hal itu justru menjadi akhir dari segala perubahan mereka. Mereka tidak mungkin menjadi Tuhan. Karena ketidakterimaannya, mereka kembali pada ujud semula, yaitu sepasang selop yang berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula.
Sekian pembahasan mengenai Menceritakan Kembali Cerita Anak dan juga contohnya serta pembahasan bagaimana cara menentukan pokok-pokok cerita, agar materi ini lebih mudah difahami, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!
Menceritakan Kembali Cerita Anak di dalam buku cerita atau majalah
Cerita adalah suatu karangan yang berisi kisahan tokoh dengan kejadian yang melingkupinya. Cerita merupakan bagian dari karya sastra yang berbentuk prosa. Biasanya cerita bersifat fiksi atau tidak nyata. Karya sastra cerita dikembangkan berdasarkan imajinasi pengarangnya yang disajikan dengan kemenarikan-kemenarikan dalam unsur cerita.Cerita anak merupakan cerita yang diperuntukkan anak-anak. Sebagaimana cerita pada umumnya, cerita anak dapat berupa dongeng, cerita pendek, maupun kisah-kisah legenda. Sebagai karya sastra, cerita memiliki unsur-unsur pembangunnya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Tahukah kalian mengenai kedua unsur pembangun cerita tersebut? Coba kalian ingat yang termasuk unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik sebuah cerita. Apabila perlu, diskusikan bersama teman kalian dengan mencari sumber rujukan di perpustakaan atau internet.
Menceritakan Kembali Cerita Anak |
Bercerita tentang cerita anak
Pada pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat menceritakan kembali cerita anak yang kalian baca. Untuk dapat menceritakan kembali cerita anak yang dibaca, kalian perlu memerhatikan langkah-langkah bercerita dengan baik dan benar sebagai berikut.- Membaca cerita dengan cermat dan teliti.
- Memahami isi cerita secara utuh dan menyeluruh.
- Memerhatikan urutan cerita serta unsur-unsur intrinsik cerita.
- Menentukan pokok-pokok cerita yang menjadi bagian penting dari cerita.
- Merangkaikan kembali pokok-pokok cerita secara urut dan lengkap.
Supaya lebih memahami materi ini, coba kalian baca cerita anak beserta uraian berikut dengan cermat.
Do'a Sepasang Selop
Pada zaman dahulu kala, tersebutlah kisah sepasang selop yang terbuat dari kulit kerbau yang dikenakan oleh seorang pangeran. Jika tidak dipakai, mereka diletakkan di rak dapur istana. Di sana, segerombolan tikus memelototi mereka berjam-jam seolah-olah ingin memangsa kedua selop itu.
Sepasang selop itu bukan selop biasa, karena mereka bisa berbicara. Mereka berbincang-bincang persis seperti suami istri. Suatu hari, selop suami berkata pada istrinya, “Istriku, jika tikus-tikus itu memelototi kita seperti ini terus, nantinya kita akan disantap oleh mereka. Bagaimana menurutmu? Mungkihkah kita berubah menjadi tikus?” Selop istri hanya menjawab ringan. “Apa pun keinginanmu, Suamiku.”
Selop suami berdo'a pada Tuhan untuk mengubah mereka menjadi tikus. Do'a mereka terkabul dan keduanya berubah wujud menjadi tikus.
Sebagai tikus sekalipun, mereka merasa bahwa gerak-gerik mereka yang paling kecil sekalipun menarik perhatian para kucing. Keduanya merasa tidak aman dan akhirnya mereka ingin menjadi kucing.
Permintaan mereka kali ini pun dikabulkan. Tetapi sebagai kucing, mereka kesulitan untuk menginjakkan kaki keluar dari istana karena mereka selalu menjadi incaran anjing. Oleh karena itu, mereka mengajukan permohonan supaya mereka menjadi anjing.
Dan sebagaimana keinginan sebelumnya, keinginan mereka dikabulkan. Ketika anjing jadi-jadian itu mendekati gadis-gadis yang sedang menumbuk padi, mereka dipukul dengan alu dan keduanya diusir. Mereka berpikir bahwa menjadi manusia pastilah sangat menguntungkan dan menyenangkan. Kali ini pun keinginan mereka dipenuhi.
Setelah menjadi manusia, keduanya dipanggil oleh kepala desa untuk melakukan berbagai tugas berat. Kekecewaan mereka semakin menjadi. Dalam waktu singkat, mereka telah menjadi punggawa raja. Keduanya bertugas menyampaikan titah Raja siang dan malam. Bahkan mereka sengaja dibangunkan dari tidur lelap mereka untuk menunaikan tugas dari sang Raja.
Tentunya kedua punggawa itu berpikir betapa menyenangkan jika menjadi Pangeran dan Putri, karena tak ada yang berani memerintah mereka. Dan jadilah mereka Pangeran dan Putri. Tetapi ternyata mereka hidup dalam kecemasan, karena Pangeran dari kerajaan seberang menyerang kerajaan mereka. Dan mereka terus-menerus dikecam oleh musuh.
“Aku sangat cemas bagaimana jika kita kalah. Jika itu terjadi, kita akan dikurung dalam penjara dan harus mencari rumput untuk makanan kuda. Apa yang mesti kita lakukan? Jika aku bisa menjadi Tuhan, kita tidak akan punya musuh dan akan menjadi Maha Penguasa.”
Si istri menjawab sebagaimana biasanya, “Apa pun keinginanmu, Suamiku.” Tetapi itulah tampaknya batas akhir permintaan mereka. Dalam sekejap, setelah si suami mengucapkan keinginannya untuk menjadi Tuhan, suami dan istri itu kembali menjadi selop seperti sediakala, berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula.
(Sumber: 21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng, 2005)
Sebelum kalian menceritakan kembali isi cerita tersebut, kalian dapat menuliskan pokok-pokok isi cerita tersebut. Pokok cerita yang kalian tentukan dapat kalian sarikan dari setiap paragraf cerita. Perlu kalian ingat bahwa dalam menentukan pokok-pokok cerita, kalian harus benar-benar menyarikan hal atau bagian yang sifatnya penting. Contoh pokok-pokok cerita dari cerita di atas dapat kalian perhatikan sebagai berikut.
- Tersebutlah kisah sepasang selop yang dikenakan oleh seorang pangeran. Jika tidak dipakai, mereka diletakkan di rak dapur istana. Segerombolan tikus memelototi mereka seolah-olah ingin memangsa kedua selop itu.
- Suatu hari sepasang selop berbincang-bincang persis seperti suami istri. Selop suami berkata kepada istrinya bahwa mungkinkah mereka berubah menjadi tikus. Karena doanya kepada Tuhan, mereka berubah menjadi tikus.
- Saat menjadi tikus sekalipun, mereka merasa tidak aman karena diawasi oleh kucing. Akhirnya mereka ingin menjadi kucing.
- Saat menjadi kucing, mereka merasa menjadi incaran anjing. Karena permohonannya dikabulkan, mereka menjadi anjing. Ketika menjadi anjing, mereka berpikir bahwa menjadi manusia pastilah sangat menguntungkan dan menyenangkan.
- Setelah menjadi manusia, mereka terbebani untuk melakukan berbagai tugas berat. Kekecewaan mereka makin menjadi ketika menjadi punggawa raja. Lalu mereka ingin menjadi Pangeran dan Putri. Mereka pun tetap merasa hidup dalam kecemasan.
- Mereka lalu ingin menjadi Tuhan. Namun, itu justru menjadi batas akhir permintaan mereka. Dalam sekejap, mereka kembali menjadi selop seperti sediakala, berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula.
Berdasarkan pokok-pokok cerita di atas, kalian dapat menyampaikan kembali menjadi sebuah cerita. Cerita yang kalian sampaikan dapat dengan bahasa kalian sendiri. Hal yang perlu kalian ingat saat menyampaikan kembali cerita adalah keutuhan dan urutan jalan cerita. Keutuhan urutan jalan cerita harus tetap terjaga. Contoh penceritaan kembali dari cerita Do’a Sepasang Selop adalah berikut.
Pada zaman dulu, tersebutlah kisah sepasang selop yang dikenakan oleh seorang pangeran. Karena perasaannya, mereka selalu merasa tidak aman dengan keadaan yang dialaminya. Mereka lalu ingin mengubah dirinya menjadi bentuk lain agar merasa aman dan nyaman. Dari bentuk sepasang selop, mereka ingin berubah menjadi tikus, lalu ingin berubah lagi menjadi kucing, lalu menjadi anjing, menjadi manusia, menjadi punggawa, dan kemudian menjadi Pangeran dan Putri.
Dalam setiap keadaannya, mereka selalu saja masih merasa tidak aman dan nyaman. Lalu pada akhirnya, mereka ingin menjadi Tuhan agar dapat merasa aman dan nyaman. Namun, hal itu justru menjadi akhir dari segala perubahan mereka. Mereka tidak mungkin menjadi Tuhan. Karena ketidakterimaannya, mereka kembali pada ujud semula, yaitu sepasang selop yang berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula.
Menceritakan kembali cerita anak yang telah dibaca dapat dilakukan dengan baik apabila memerhatikan langkah-langkahnya. Langkah-langkah tersebut adalah berikut.
a. Membaca cerita dengan cermat dan teliti.
b. Memahami isi cerita secara utuh dan menyeluruh.
c. Memerhatikan urutan cerita serta unsur-unsur intrinsik cerita.
d. Menentukan pokok-pokok cerita yang menjadi bagian penting dari cerita.
e. Merangkaikan kembali pokok-pokok cerita secara urut dan lengkap.
b. Memahami isi cerita secara utuh dan menyeluruh.
c. Memerhatikan urutan cerita serta unsur-unsur intrinsik cerita.
d. Menentukan pokok-pokok cerita yang menjadi bagian penting dari cerita.
e. Merangkaikan kembali pokok-pokok cerita secara urut dan lengkap.
Sekian pembahasan mengenai Menceritakan Kembali Cerita Anak dan juga contohnya serta pembahasan bagaimana cara menentukan pokok-pokok cerita, agar materi ini lebih mudah difahami, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!