Gunung Meletus

Gunung meletus dapat menimbulkan gempa bumi yang disebut gempa bumi vulkanis. Bagaimana gunung api bisa meletus? Gunung api ada yang aktif dan ada yang pasif. Gunung api yang aktif adalah gunung api yang masih mengeluarkan asap. Sedangkan, gunung api pasif adalah gunung api yang sudah tidak lagi mengeluarkan asap.

Gunung meletus merupakan gejala alam sebagai akibat dari adanya kegiatan magma di dalam bumi. Magma  adalah batuan cair pijar yang terdapat di dalam bumi. Magma mempunyai suhu yang tinggi (bisa mencapai 350-400 derajat Celcius) dan banyak mengandung gas. Jika magma tidak dapat keluar ke permukaan bumi akan mendorong lapisan-lapisan batuan dan membentuk rongga-rongga atau cembungan. Rongga-rongga itu kemudian berisi magma. Jika magma itu dapat menembus dan keluar mencapai permukaan bumi, maka tempat keluarnya magma itu disebut gunung api. Letusan gunung api terjadi karena tekanan gasdan magma yang sangat besar.
Gunung Meletus
Gunung api yang meletus akan memuntahkan bahan-bahan berupa bahan padat, cair dan gas. Bahan padat itu berupa batu, kerikil, pasir dan abu. Bahan cair berupa lava, yaitu magma yang bercampur dengan air.

Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa gunung api akan meletus, antara lain sebagai berikut.
a. Suhu di sekitar kawah naik.
b. Binatang banyak yang meninggalkan tempat tersebut (pergi).
c. Sering terasa gempa bumi atau getaran bumi.
d. Sering terdengar suara gemuruh.
e. Sumber-sumber air banyak yang kering.

Seperti gempa bumi, gunung api meletus juga menimbulkan bencana besar bagi kehidupan, terutama bagi masyarakat sekitar. Gas yang keluar dari letusan gunung sangat membahayakan dan mematikan. Demikian juga awan panas dalam suhu yang tinggi, dapat memporakporandakan kehidupan. Banjir lahar dapat melanda dan merusakkan segala tanaman, binatang, persawahan, dan sebagainya.

Pada beberapa gunung api yang aktif, pemerintah menempatkan pos-pos pengawasan yang bertugas memantau kegiatan gunung tersebut. Dengan demikian akan diketahui kemungkinan terjadinya letusan untuk mengurangi bahaya yang paling besar. Dengan melihat tanda-tanda, maka pihak petugas atau pemerintah mengeluarkan pernyataan. Penduduk yang tinggal di sekitar gunung api dapat diungsikan lebih dulu. Contohnya, ”Waspada Merapi” dan jika kondisi meningkat menjadi ”Siaga Merapi”. Hal ini menjadi peringatan bagi penduduk sekitar gunung api untuk bersiaga atau bersiap-siap meninggalkan tempat tinggalnya (dievakuasi) menuju tempat yang aman.