Hutan sebenarnya banyak memberikan manfaat bagi kehidupan, terutama manusia. Oleh sebab itu, sebenarnya manusia dapat mengusahakan dan melestarikan hutan tersebut. Manusia memiliki peran yang sangat besar dalam upaya menjaga keseimbangan alam. Hal ini berkaitan dengan terjadinya gejala alam yang disebabkan perbuatan manusia.
Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah karena kurangnya kesadaran manusia dalam memanfaatkan hutan. Di beberapa daerah, terutama di luar Pulau Jawa, seperti di Kalimantan masih banyak dilakukan perladangan berpindah. Pada umumnya perladangan berpindah dengan membuka sebidang tanah di hutan.
Setelah hutan dibuka, sebagian kayu digunakan untuk pagar lahan yang dibuka. Kayu dan ranting yang tidak digunakan, kemudian dibakar. Suhu udara yang panas dengan tiupan angin yang kencang menyebabkan api menjalar dengan cepat tanpa bisa dikendalikan. Akibatnya, terjadi kebakaran hutan yang luas.
Kebakaran hutan di Indonesia juga bisa terjadi, sebagai akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Penyebabnya, kemungkinan gesekan dahan bisa menimbulkan api dan akhirnya menimbulkan kebakaran. Hal ini bisa dideteksi lewat rekaman satelit cuaca. Dan itu dapat direkam lewat stasiun bumi yang diolah oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta, kemudian dinyatakan pada peta.
Contoh kebakaran hutan di Kalimantan di awal Juli 2001. Karena begitu luas, sehingga menimbulkan asap tebal sampai berminggu-minggu dan meluas sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Dampaknya pada kehidupan manusia, yakni mendatangkan penyakit seperti sesak napas.
Untuk mencegah adanya kebakaran hutan, perlu berhati-hati dalam pembukaan ladang berpindah. Usahakan pembakaran tidak menumpuk di satu tempat, namun di beberapa tempat dan cara membakarnya bergantian. Hal ini dimaksudkan agar api yang menyala tidak terlalu besar dan tidak mudah merembet ke tempat lain.
Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah karena kurangnya kesadaran manusia dalam memanfaatkan hutan. Di beberapa daerah, terutama di luar Pulau Jawa, seperti di Kalimantan masih banyak dilakukan perladangan berpindah. Pada umumnya perladangan berpindah dengan membuka sebidang tanah di hutan.
Setelah hutan dibuka, sebagian kayu digunakan untuk pagar lahan yang dibuka. Kayu dan ranting yang tidak digunakan, kemudian dibakar. Suhu udara yang panas dengan tiupan angin yang kencang menyebabkan api menjalar dengan cepat tanpa bisa dikendalikan. Akibatnya, terjadi kebakaran hutan yang luas.
Kebakaran hutan di Indonesia juga bisa terjadi, sebagai akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Penyebabnya, kemungkinan gesekan dahan bisa menimbulkan api dan akhirnya menimbulkan kebakaran. Hal ini bisa dideteksi lewat rekaman satelit cuaca. Dan itu dapat direkam lewat stasiun bumi yang diolah oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta, kemudian dinyatakan pada peta.
Contoh kebakaran hutan di Kalimantan di awal Juli 2001. Karena begitu luas, sehingga menimbulkan asap tebal sampai berminggu-minggu dan meluas sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Dampaknya pada kehidupan manusia, yakni mendatangkan penyakit seperti sesak napas.
Untuk mencegah adanya kebakaran hutan, perlu berhati-hati dalam pembukaan ladang berpindah. Usahakan pembakaran tidak menumpuk di satu tempat, namun di beberapa tempat dan cara membakarnya bergantian. Hal ini dimaksudkan agar api yang menyala tidak terlalu besar dan tidak mudah merembet ke tempat lain.