Arti Penting Bertutur Kata, Bersikap, dan Berperilaku Sesuai dengan Nilai Pancasila - Bacalah berita berkut ini.
Perdebabatan Berujung Perkelahian Berdarah di Lampe Kota Bima, Kahaba .- Perdebatan antara dua orang yang terhitung keluarga di Kelurahan Lampe berbuah perkelahian berdarah. IL (30) harus dirawat intensif di RSUD Bima setelah mengalami luka robek disekujur tubuhnya akibat bacokan pelaku TA (27) yang merupakan ipar nya sendiri.
Baca Juga
Berdasarkan kesaksian warga setempat, kedua orang yang bertikai tersebut sebelumnya diketahui terlibat adu mulut di kediaman mertua mereka di Kelurahan Lampe. Pada pukul 19.30 WITA, ketika Ilham dan istrinya hendak pulang menuju Kelurahan Mande, ia dihadang oleh TA yang membawa senjata tajam berjenis parang, sekitar 300 meter dari rumah mertuanya.
Perkelahian yang tidak seimbang pun terjadi, korban dengan tangan kosong tak mampu melawan sehingga jatuh dan menjadi bulanbulanan senjata pelaku. Untungnya, warga yang ada di lokasi berhasil menghentikan dan melerai perkelahian tersebut.
Akibat parang pelaku, korban IL mengalami luka luka bacok pada bagian kepala, tangan, kaki, dan perut. Oleh warga setempat ia kemudian dibawa ke RSUD Bima untuk mendapatkan pertolongan medis, sedangkan pelaku TA melarikan diri dari tempat kejadian. Terkait permasalahan yang terjadi antara keduanya, pihak keluarga serta sejumlah warga yang ada di lokasi itu enggan menjelaskan.
Istri korban, Emi (29) yang dikonfirmasi di RSUD Bima mengaku, saat kejadian itu dirinya tengah berboncengan dengan suaminya. Setelah dihadang pelaku, Emi mengaku suaminya dikejar pelaku yang membawa parang. Emi melanjutkan, dirinya tidak mengetahui banyak karena saat itu dirinya panik dan menyelamatkan diri.
Sementara itu beberapa saat paska kejadian polisi langsung bergerak melakukan pencarian terhadap pelaku. Anggota Satuan Buru Sergap (Buser) Polres Bima Kota yang dibantu oleh sejumlah warga melakukan penyisiran ke arah pegunungan dekat perkampungan. Pelaku berhasil diamankan di Kecamatan Wawo saat mencoba kabur menuju Kecamatan Sape. Ia pun telah ditahan di Mapolres Bima Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. [AR*/BS]
Sumber : http://kahaba.net/berita-bima/8610/
Baca Juga
Apa tanggapan kalian atas peristiwa dalam berita tersebut? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Peristiwa yang diberitakan di atas merupakan bukti dari begitu pentingnya bertututur kata, bersikap dan berperilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut merupakan sebuah keharusan bagi mayarakat Indonesia termasuk kalian. Hal ini sangat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Manfaat bagi diri sendiri antara lain akan dihargai dan dihormati orang lain, kepribadian akan semakin baik, menimbulkan ketenangan batin, kebahagiaan hidup akan tercapai.
Manfaat bagi orang lain antara lain tidak menyinggung perasaan orang lain, tidak merugikan, tidak mengganggu ketentraman, tidak tersakiti hatinya atau tidak membuat orang lain kecewa atau kesal yang akan menimbulkan kemarahan. Sedangkan manfaat bagi masyarakat antara lain tercipta suasana kehidupan yang harmonis damai dan tentram, apalagi kalau anggota masyarakat melakukannya sesuai ketentuan yang berlaku. Keharmonisan dalam masyarakat sulit tercapai jika anggota-anggota masyarakat tersebut tidak melakukannya sesuai aturan dan tidak memiliki etika serta sopan santun dalam bertutur kata.
Sebaliknya apabila tutur kata, sikap, dan perilaku yang kita tampilkan tidak baik, maka akan memiliki akibat yang merugikan semua pihak. Kasus-kasus perkelahian antarindividu, antarkelompok, atau bahkan antarkampung sering terjadi karena ketidaksantunan dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Saling ejek, saling melontarkan kata-kata kasar, menghina, dan merendahkan lawan bicara dapat memancing emosi yang berujung pada perkelahian. Jangankan kata-kata yang yang memang kasar dan bermuatan penghinaan, kata-kata yang awalnya dimaksudkan untuk bercanda saja pun dapat mengundang datangnya pertengkaran jika disampaikan pada orang lain dan saat yang tidak tepat.
Dengan menggunakan bahasa yang santun, bersikap dan berperilaku yang baik kepada orang lain, berarti kalian telah menunjukkan sikap penghargaannya kepada orang lain serta memperlakukan manusia sebagaimana seharusnya manusia. Sebagai anggota masyarakat, sudah selayaknya jika kalian melatih diri untuk santun dalamberbahasa, bersikap dan berperilaku. Dalam keseharian, kalian bersosialisasi tidak hanya dengan teman sebaya namun juga dengan orang-orang yang lebih tua. Banyak ditemukan kasus terjadinya ketidakhamonisan dan kesalahpahaman antara seseorang dengan orang di sekitarnya, terutama yang lebih tua, karena masalah bertutur kata, bersikap dan berperilaku.
Baca Juga
Santun bertutur kata terutama dalam mengemukakan pendapat, begitu juga bersikap dan berperilaku dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman antara orang-orang yang melakukan kegiatan tersebut. Pendapat yang kita sampaikan harus dilandasi kebebasan yang bertanggung jawab, tujuannya agar pendapat tersebut dapat menyelesaikan masalah, disampaikan secara baik dan benar, mengandung nilai-nilai kebenaran serta tidak menyinggung perasaan pribadi maupun SARA.
Perdebabatan Berujung Perkelahian Berdarah di Lampe Kota Bima, Kahaba .- Perdebatan antara dua orang yang terhitung keluarga di Kelurahan Lampe berbuah perkelahian berdarah. IL (30) harus dirawat intensif di RSUD Bima setelah mengalami luka robek disekujur tubuhnya akibat bacokan pelaku TA (27) yang merupakan ipar nya sendiri.
Baca Juga
BERTUTUR KATA, BERSIKAP DAN BERPERILAKU SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA
Berdasarkan kesaksian warga setempat, kedua orang yang bertikai tersebut sebelumnya diketahui terlibat adu mulut di kediaman mertua mereka di Kelurahan Lampe. Pada pukul 19.30 WITA, ketika Ilham dan istrinya hendak pulang menuju Kelurahan Mande, ia dihadang oleh TA yang membawa senjata tajam berjenis parang, sekitar 300 meter dari rumah mertuanya.
Perkelahian yang tidak seimbang pun terjadi, korban dengan tangan kosong tak mampu melawan sehingga jatuh dan menjadi bulanbulanan senjata pelaku. Untungnya, warga yang ada di lokasi berhasil menghentikan dan melerai perkelahian tersebut.
Arti Penting Bertutur Kata, Bersikap, dan Berperilaku Sesuai dengan Nilai Pancasila |
Akibat parang pelaku, korban IL mengalami luka luka bacok pada bagian kepala, tangan, kaki, dan perut. Oleh warga setempat ia kemudian dibawa ke RSUD Bima untuk mendapatkan pertolongan medis, sedangkan pelaku TA melarikan diri dari tempat kejadian. Terkait permasalahan yang terjadi antara keduanya, pihak keluarga serta sejumlah warga yang ada di lokasi itu enggan menjelaskan.
Istri korban, Emi (29) yang dikonfirmasi di RSUD Bima mengaku, saat kejadian itu dirinya tengah berboncengan dengan suaminya. Setelah dihadang pelaku, Emi mengaku suaminya dikejar pelaku yang membawa parang. Emi melanjutkan, dirinya tidak mengetahui banyak karena saat itu dirinya panik dan menyelamatkan diri.
Sementara itu beberapa saat paska kejadian polisi langsung bergerak melakukan pencarian terhadap pelaku. Anggota Satuan Buru Sergap (Buser) Polres Bima Kota yang dibantu oleh sejumlah warga melakukan penyisiran ke arah pegunungan dekat perkampungan. Pelaku berhasil diamankan di Kecamatan Wawo saat mencoba kabur menuju Kecamatan Sape. Ia pun telah ditahan di Mapolres Bima Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. [AR*/BS]
Sumber : http://kahaba.net/berita-bima/8610/
Baca Juga
PERMASALAHAN KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA
Apa tanggapan kalian atas peristiwa dalam berita tersebut? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Peristiwa yang diberitakan di atas merupakan bukti dari begitu pentingnya bertututur kata, bersikap dan berperilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut merupakan sebuah keharusan bagi mayarakat Indonesia termasuk kalian. Hal ini sangat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Manfaat bagi diri sendiri antara lain akan dihargai dan dihormati orang lain, kepribadian akan semakin baik, menimbulkan ketenangan batin, kebahagiaan hidup akan tercapai.
Manfaat bagi orang lain antara lain tidak menyinggung perasaan orang lain, tidak merugikan, tidak mengganggu ketentraman, tidak tersakiti hatinya atau tidak membuat orang lain kecewa atau kesal yang akan menimbulkan kemarahan. Sedangkan manfaat bagi masyarakat antara lain tercipta suasana kehidupan yang harmonis damai dan tentram, apalagi kalau anggota masyarakat melakukannya sesuai ketentuan yang berlaku. Keharmonisan dalam masyarakat sulit tercapai jika anggota-anggota masyarakat tersebut tidak melakukannya sesuai aturan dan tidak memiliki etika serta sopan santun dalam bertutur kata.
Sebaliknya apabila tutur kata, sikap, dan perilaku yang kita tampilkan tidak baik, maka akan memiliki akibat yang merugikan semua pihak. Kasus-kasus perkelahian antarindividu, antarkelompok, atau bahkan antarkampung sering terjadi karena ketidaksantunan dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Saling ejek, saling melontarkan kata-kata kasar, menghina, dan merendahkan lawan bicara dapat memancing emosi yang berujung pada perkelahian. Jangankan kata-kata yang yang memang kasar dan bermuatan penghinaan, kata-kata yang awalnya dimaksudkan untuk bercanda saja pun dapat mengundang datangnya pertengkaran jika disampaikan pada orang lain dan saat yang tidak tepat.
Dengan menggunakan bahasa yang santun, bersikap dan berperilaku yang baik kepada orang lain, berarti kalian telah menunjukkan sikap penghargaannya kepada orang lain serta memperlakukan manusia sebagaimana seharusnya manusia. Sebagai anggota masyarakat, sudah selayaknya jika kalian melatih diri untuk santun dalamberbahasa, bersikap dan berperilaku. Dalam keseharian, kalian bersosialisasi tidak hanya dengan teman sebaya namun juga dengan orang-orang yang lebih tua. Banyak ditemukan kasus terjadinya ketidakhamonisan dan kesalahpahaman antara seseorang dengan orang di sekitarnya, terutama yang lebih tua, karena masalah bertutur kata, bersikap dan berperilaku.
Baca Juga
MAKNA BERSIKAP SESUAI DENGAN NILAI PANCASILA
Santun bertutur kata terutama dalam mengemukakan pendapat, begitu juga bersikap dan berperilaku dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman antara orang-orang yang melakukan kegiatan tersebut. Pendapat yang kita sampaikan harus dilandasi kebebasan yang bertanggung jawab, tujuannya agar pendapat tersebut dapat menyelesaikan masalah, disampaikan secara baik dan benar, mengandung nilai-nilai kebenaran serta tidak menyinggung perasaan pribadi maupun SARA.