Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia - Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agamayang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman masyarakat kita merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Keberagaman ini juga menjadi daya tarik bangsa lain untuk datang ke Indonesia, terutama keberagaman budaya, suku, adat istiadat.
Baca Juga
Keberagaman ini semakin menarik dengan letak geografis dan keindahan alam Indonesia. Masyarakat yang beragam menandai betapa besarnya bangsa Indonesia. Keberagaman ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita wajib selalu bersyukur atas anugerah ini, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun dibalik itu semua, keberagaman masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat. Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik atau pertentangan dalam masyarakat. Coba kalian perhatikan berbagai perbedaan di lingkungan kita dapat menjadi faktor penyebab masalah, seperti persahabatan yang putus karena perbedaan pendapat, perkelahian antarkampung, perkelahian antarpelajar dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberagaman masyarakat Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan di dalam masyarakat Indonesia sendiri, diantaranya adalah konflik.
Info Kewarganegaraan
konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Apa saja bentuk konflik pada masyarakat Indonesia? Mengapa hal tersebut bisa terjadi di Indonesia? Nah, kedua pertanyaan tersebut dapat kalian ketahui jawabannya dengan mencermati uraian materi berikut ini.
Sedangkan berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antarsuku, konflik antaragama, konflik antaras, dan konflik antar golongan. Berikut uraian koflik berdasarkan jenisnya:
a. Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan masalah, bahkan konflik dalam masyarakat.
b. Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
c. Konflik atarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
d. Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal
daerah, dan sebagainya.
Baca Juga
Hal ini juga dapat terjadi pada konflik individu dengan kelompok maupun konflik kelompok dengan kelompok yang berkembang menjadi konflik antarsuku, antarras, antaragama, maupun antargolongan. Contoh sekelompok pengemudi angkutan umum saling bertentangan dengan kelompok pengemudi lain, karena memperebutkan penumpang. Pertentangan ini seolah-olah pertentangan antarsuku karena terkadang kelompok pengemudi yang satu sebagian besar berasal dari suku A, sedangkan kelompok lain berasal dari suku B. Oleh karena itu kita harus hati-hati dan cermat dalam menelaah suatu masalah, apakah suatu masalah merupakan masalah atau konflik atarsuku atau sebenarnya merupakan konflik antarkelompok.
a. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
b. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
d. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
e. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
f. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial dan pertentangan (konflik).
Sedangkan beberapa gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik sosial antara lain:
a. Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok.
Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok - Etnosentrisme berasal dari kata etnos yang berarti suku sedangkan sentrisme berarti titik pusat. Dengan demikian etnosentrisme memiliki arti perasaan kelompok di mana kelompok merasa dirinya paling baik, palingbenar, paling hebat. Sehingga mengukur kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya. Perkelahian pelajar terkadang disebabkan oleh rasa kelompoknya lebih baik, lebih kuat, dari kelompok pelajar lain.
b. Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap kelompok agama, suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok remaja tertentu, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
c. Hubungan antar penganut agama yang kurang harmonis. Sikap fanatik yang berlebihan terhadap keyakinan masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain.
Keberagaman agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat. Perbedaan tersebut dapat berkembang menjadi konflik apabila tidak mengembangkan sikap saling menghormati agama dan keyakinan orang lain.
d. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat beragam. Ketidakharmonisan dapat terjadi diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sebagainya.
Selanjutnya beberapa sosiolog menjelaskan penyebab konflik dalam masyarakat antara lain:
1. Perbedaan antarindividu, seperti perbedaan pendapat, tujuan keinginan, masing-masing. Tidak ada seorang pun yang memiliki karakater sama persis. Perbedaan individu ini dapat menjadi sumber terjadinya konflik dalam masyarakat.
2. Benturan antarkepentingan, seperti kepentingan ekonomi, politik, maupun ideologi. Keterbatasan sumber daya, perebutan tempat usaha, persaingan pekerjaan merupakan contoh faktor ekonomi yag sering kali menimbulkan konflik dalam masyarakat.
3. Perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak dapat pula menimbulkan ketidaksiapan masyaarakat menerima perubahan.
4. Perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan perasaan kelompoknya (in group) dan bukan kelompoknya (out group). Perbedaan kebudayaan sering kali diikuti oleh sikap etnosentrime.
Konflik yang terjadi dalam masyarakat sering kali disebabkan oleh banyak faktor, sehingga konflik bersifat kompleks atau rumit. Sebagai contoh pertentangan pelajar di sekolah bisa disebabkan karena letak sekolah, persoalan pribadi antar siswa, kejenuhan di sekolah, pengaruh orang di luar sekolah, dan sebagainya. Oleh karena itu menyelesaikan masalah pertentangan pelajar tidak bisa hanya dengan satu cara misalkan memindahkan sekolah. Namun perlu secara bersama-sama diselesaikan apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik tersebut.
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Hubungan antar anggota kelompok atau masyarakat semakin kuat. Namun konflik juga memiliki akibat yang negatif, seperti:
a. Perpecahan di masyarakat
Perpecahan merupakan akibat nyata dari konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kerukunan masyarakat akan terganggu akibat konflik yang terjadi. Anggota yang sebelumnya saling bertetangga berubah tidak saling bertegur sapa, saling membenci, saling berprasangka, dan sebagainya. Apabila konflik terjadi di sekolah membuat hubungan dengan teman putus, suasana belajar tidak nyaman dan tidak tertib.
b. Kerugian harta benda dan korban manusia
Kehancuran harta benda sering terjadi akibat konflik dalam masyarakat. Kerusakan fasilitas umum, rumah pribadi, taman yang rusak, merupakan contoh nyata akibat dari konflik. Konflik juga dapat mengakibatkan korban jiwa dalam masayarakat.
c. Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada.
Nilai-nilai dan norma sosial bisa hancur akibat konflik dalam masyarakat, seperti nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling menolong, persaudaaraan akan memudar bahkan hilang akibat konflik. Nilai-nilai ini bisa digantikan oleh rasa dendam, curiga, tidak percaya kelompok lain, dan sebagainya. Aturan-aturan sosial juga bisa berubah sepefii larangan bertemu dengan kelompok lain, larangan kerja sama dengan kelompok lain, dan sebagainya.
d. Perubahan kepribadian
Kepribadian seseorang dapat berubah akibat dari konflik, seperti anak-anak korban konflik menjadi pemurung, takut melihat orang lain, dendam. Orang yang terlibat konflik bisa menjadi bcringas, pemarah, dan agresif.
Baca Juga
Uraian di atas mempeflegas bahwa konflik yang terjadi dalam masyarakat lebih membawa akibat negatif dari pada akibat positifi Oleh karena itu kita harus menyadari arti penting mencegah terj adi konflik dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat yang damai tanpa konflik merupakan dambaan setiap orang. Kita bisa belajar dengan tenang, bermain dengan senang, bila tidak ada konflik. Setiap Warga masyarakat berkewajiban memelihara keberagaman dalam masyarakat tanpa menimbulkan masalah akibat keberagaman tersebut.
Baca Juga
BERTUTUR KATA, BERSIKAP DAN BERPERILAKU SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA
Keberagaman ini semakin menarik dengan letak geografis dan keindahan alam Indonesia. Masyarakat yang beragam menandai betapa besarnya bangsa Indonesia. Keberagaman ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita wajib selalu bersyukur atas anugerah ini, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia. pic:image google.com |
Namun dibalik itu semua, keberagaman masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat. Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik atau pertentangan dalam masyarakat. Coba kalian perhatikan berbagai perbedaan di lingkungan kita dapat menjadi faktor penyebab masalah, seperti persahabatan yang putus karena perbedaan pendapat, perkelahian antarkampung, perkelahian antarpelajar dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberagaman masyarakat Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan di dalam masyarakat Indonesia sendiri, diantaranya adalah konflik.
Info Kewarganegaraan
konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Apa saja bentuk konflik pada masyarakat Indonesia? Mengapa hal tersebut bisa terjadi di Indonesia? Nah, kedua pertanyaan tersebut dapat kalian ketahui jawabannya dengan mencermati uraian materi berikut ini.
1. Bentuk konflik pada masyarakat Indonesia
Bentuk konflik pada masyarakat Indonesia - Bentuk konflik pada masyarakat Indonesia - Konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatan yaitu konflik ideologi dan konflik politik. Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat. Contoh konflik ideologi seperti peristiwa G 30 S/PKI merupakan penolakan bangsa Indonesia terhadap ideologi komunis. Sedangkan konflik politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan pemerintah. Contoh nyata konflik politik antara lain bentrokan akibat proses pemilihan umum, bentrokan menolak kebijakan pemerintah atau menuntut sesuatu.Sedangkan berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antarsuku, konflik antaragama, konflik antaras, dan konflik antar golongan. Berikut uraian koflik berdasarkan jenisnya:
a. Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan masalah, bahkan konflik dalam masyarakat.
b. Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
c. Konflik atarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
d. Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal
daerah, dan sebagainya.
Baca Juga
MAKNA BERSIKAP SESUAI DENGAN NILAI PANCASILA
Coba kalian amati sekitar kalian apakah ada masalah yang termasuk konflik diatas. Perlu kalian pahami bahwa pertentangan antara dua orang yang berbeda suku, belum tentu konflik antarsuku, bisa saja disebabkan oleh faktor lain seperti masalah pribadi yang tidak berkaitan dengan perbedaan suku. Konflik lain seperti masalah pribadi yang tidak berkaitan dengan perbedaan suku. Konflik antarsuku dapat berawal dari konflik antarpribadi. Contoh seseorang A yang berasal dari suku X memiliki masalah pribadi dengan orang lain B yang berasal dari suku Y, karena hutang piutang. Masalah yang bersifat pribadi ini dapat berkembang menjadi antarsuku apabila keduanya kemudian saling menghina asal daerah atau suku masing-masing. Konflik atarpribadi ini akan berkembang lebih lanjut, apabila masing-masing orang ini, meminta bantuan kepada orang lain yang berasal dari suku masing-masing.Hal ini juga dapat terjadi pada konflik individu dengan kelompok maupun konflik kelompok dengan kelompok yang berkembang menjadi konflik antarsuku, antarras, antaragama, maupun antargolongan. Contoh sekelompok pengemudi angkutan umum saling bertentangan dengan kelompok pengemudi lain, karena memperebutkan penumpang. Pertentangan ini seolah-olah pertentangan antarsuku karena terkadang kelompok pengemudi yang satu sebagian besar berasal dari suku A, sedangkan kelompok lain berasal dari suku B. Oleh karena itu kita harus hati-hati dan cermat dalam menelaah suatu masalah, apakah suatu masalah merupakan masalah atau konflik atarsuku atau sebenarnya merupakan konflik antarkelompok.
2. Penyebab konflik dalam masyarakat
Penyebab konflik dalam masyarakat - Konflik dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi tiba-tiba. Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala dalam masyarakat. Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain:a. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
b. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
d. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
e. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
f. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial dan pertentangan (konflik).
Sedangkan beberapa gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik sosial antara lain:
a. Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok.
Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok - Etnosentrisme berasal dari kata etnos yang berarti suku sedangkan sentrisme berarti titik pusat. Dengan demikian etnosentrisme memiliki arti perasaan kelompok di mana kelompok merasa dirinya paling baik, palingbenar, paling hebat. Sehingga mengukur kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya. Perkelahian pelajar terkadang disebabkan oleh rasa kelompoknya lebih baik, lebih kuat, dari kelompok pelajar lain.
b. Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap kelompok agama, suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok remaja tertentu, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
c. Hubungan antar penganut agama yang kurang harmonis. Sikap fanatik yang berlebihan terhadap keyakinan masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain.
Keberagaman agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat. Perbedaan tersebut dapat berkembang menjadi konflik apabila tidak mengembangkan sikap saling menghormati agama dan keyakinan orang lain.
d. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat beragam. Ketidakharmonisan dapat terjadi diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sebagainya.
Selanjutnya beberapa sosiolog menjelaskan penyebab konflik dalam masyarakat antara lain:
1. Perbedaan antarindividu, seperti perbedaan pendapat, tujuan keinginan, masing-masing. Tidak ada seorang pun yang memiliki karakater sama persis. Perbedaan individu ini dapat menjadi sumber terjadinya konflik dalam masyarakat.
2. Benturan antarkepentingan, seperti kepentingan ekonomi, politik, maupun ideologi. Keterbatasan sumber daya, perebutan tempat usaha, persaingan pekerjaan merupakan contoh faktor ekonomi yag sering kali menimbulkan konflik dalam masyarakat.
3. Perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak dapat pula menimbulkan ketidaksiapan masyaarakat menerima perubahan.
4. Perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan perasaan kelompoknya (in group) dan bukan kelompoknya (out group). Perbedaan kebudayaan sering kali diikuti oleh sikap etnosentrime.
Konflik yang terjadi dalam masyarakat sering kali disebabkan oleh banyak faktor, sehingga konflik bersifat kompleks atau rumit. Sebagai contoh pertentangan pelajar di sekolah bisa disebabkan karena letak sekolah, persoalan pribadi antar siswa, kejenuhan di sekolah, pengaruh orang di luar sekolah, dan sebagainya. Oleh karena itu menyelesaikan masalah pertentangan pelajar tidak bisa hanya dengan satu cara misalkan memindahkan sekolah. Namun perlu secara bersama-sama diselesaikan apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik tersebut.
3. Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya konflik
Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya konflik - Konflik yang terjadi dalam masyarakat merupakan gejala sosial yang ada dalam masyarakat, apalagi masyarakat yang beragam. Ada yang berpendapat bahwa konflik senantiasa akan ada dalam masyarakat hanya berbeda ruang dan waktu. Sulit menemukan masyarakat tanpa konflik sepanjang masa. Namun demikian kita harus mencegah konflik yang terjadi dalam masyarakat secara terus menerus dan membawa akibat yang merugikan semua pihak.Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Hubungan antar anggota kelompok atau masyarakat semakin kuat. Namun konflik juga memiliki akibat yang negatif, seperti:
a. Perpecahan di masyarakat
Perpecahan merupakan akibat nyata dari konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kerukunan masyarakat akan terganggu akibat konflik yang terjadi. Anggota yang sebelumnya saling bertetangga berubah tidak saling bertegur sapa, saling membenci, saling berprasangka, dan sebagainya. Apabila konflik terjadi di sekolah membuat hubungan dengan teman putus, suasana belajar tidak nyaman dan tidak tertib.
b. Kerugian harta benda dan korban manusia
Kehancuran harta benda sering terjadi akibat konflik dalam masyarakat. Kerusakan fasilitas umum, rumah pribadi, taman yang rusak, merupakan contoh nyata akibat dari konflik. Konflik juga dapat mengakibatkan korban jiwa dalam masayarakat.
c. Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada.
Nilai-nilai dan norma sosial bisa hancur akibat konflik dalam masyarakat, seperti nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling menolong, persaudaaraan akan memudar bahkan hilang akibat konflik. Nilai-nilai ini bisa digantikan oleh rasa dendam, curiga, tidak percaya kelompok lain, dan sebagainya. Aturan-aturan sosial juga bisa berubah sepefii larangan bertemu dengan kelompok lain, larangan kerja sama dengan kelompok lain, dan sebagainya.
d. Perubahan kepribadian
Kepribadian seseorang dapat berubah akibat dari konflik, seperti anak-anak korban konflik menjadi pemurung, takut melihat orang lain, dendam. Orang yang terlibat konflik bisa menjadi bcringas, pemarah, dan agresif.
Baca Juga
UPAYA MENYELESAIKAN MASALAH YANG MUNCUL DALAM KEBERAGAMAN MASYARAKAT
Uraian di atas mempeflegas bahwa konflik yang terjadi dalam masyarakat lebih membawa akibat negatif dari pada akibat positifi Oleh karena itu kita harus menyadari arti penting mencegah terj adi konflik dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat yang damai tanpa konflik merupakan dambaan setiap orang. Kita bisa belajar dengan tenang, bermain dengan senang, bila tidak ada konflik. Setiap Warga masyarakat berkewajiban memelihara keberagaman dalam masyarakat tanpa menimbulkan masalah akibat keberagaman tersebut.