Secara sederhana, konsep Nonblok adalah tidak berpihak pada salah satu blok baik blok Barat maupun blok Timur. Tujuan utama dari Gerakan Nonblok adalah meredakan ketegangan atau ancaman perang, serta menghindari pertikaian bersenjata antara blok Barat dan blok Timur. Landasan keputusan dari GNB adalah kebebasan dan ketidaktergantungannya berdasarkan kepentingan nasional dan internasional.
Berikut ini latar belakang yang mendorong berdirinya GNB.
a. Persamaan nasib bangsa-bangsa yang pernah dijajah menggalang solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme.
b. Terjadinya Perang Dingin dan ketegangan dunia akibat persaingan antara blok Barat dan blok Timur.
c. Terjadinya Krisis Kuba yang mengancam perdamaian dunia.
d. Pada tahun 1961 terjadi pertemuan di Kairo sebagai persiapan KTT I GNB.
Gerakan Nonblok memiliki prinsip-prinsip berikut ini.
a. Tidak berpihak dalam persaingan blok Barat dan blok Timur.
b. Berpihak terhadap perjuangan antikolonialisme.
c. Menolak ikut serta berbagai bentuk aliansi militer.
d. Menolak aliansi bilateral dengan negara super power.
e. Menolak pendirian basis militer negara super power di wilayah masing-masing.
Prinsip dasar dan tujuan GNB adalah mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan prinsip uni ersal tentang kesamaan kedaulatan, hak dan martabat negara-negara di dunia, menghormati hak asasi manusia, dan kemerdekaan yang fundamental. Gerakan Nonblok menentang imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, perbedaan warna kulit, dan segala bentuk ekspansi, dominasi, serta menolak segala pemusatan kekuasaan.
Gerakan Nonblok sebagai sebuah organisasi memiliki beberapa tujuan berikut.
a. Mendukung perjuangan dekolonisasi.
b. Memegang teguh melawan imperialisme, neokolonialisme, dan rasialisme.
c. Sebagai wadah perjuangan negara-negara yang berkembang untuk mencapai tujuan.
d. Mengurangi ketegangan antara blok Barat dan blok Timur.
e. Mengadakan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan kekerasan.
Berdirinya GNB dipelopori oleh lima tokoh, yaitu:
a. Presiden Ir. Soekarno (Indonesia),
b. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia),
c. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
d. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
e. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
KAA dianggap sebagai pendahulu bagi berdirinya GNB. KAA telah melahirkan prinsip-prinsip perdamaian, kerja sama internasional, kebebasan, kemerdekaan, dan hubungan antarbangsa. Pada tahun 1956 Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Joseph Bros Tito (Yugoslavia), dan PM Jawaharlal Nehru (India) mengadakan pertemuan di Brioni. Pada bulan September 1960 ketiga tokoh tersebut mengadakan pertemuan dengan Ir. Soekarno dan Nkrumah dari Ghana. Kegiatan tersebut diikuti dengan pertemuan persiapan bagi Konferensi GNB di Kairo bulan Juni 1961. Dalam konferensi di Kairo merumuskan kriteria negara yang akan diundang dalam KTT GNB I maupun prinsip-prinsip GNB.
Jendela Info Isi Deklarasi Beograd yang dihasilkan pada KTT GNB I yaitu:
1. Menghentikan Perang Dingin antara blok Barat dan blok Timur agar tercipta suasana damai.
2. Menghimbau Amerika Serikat dan Uni Soviet agar berdamai dan mengakhiri Perang Dingin.
Pelaksanaan KTT GNB
Perkembangan Gerakan Nonblok (GNB) dan Peran Indonesia
1. Latar Belakang Berdirinya GNB
Gerakan Nonblok dibentuk guna mempertahankan diri dengan jalan mempersatukan diri (di antara negara-negara netral) guna menghadapi intervensi negara adikuasa.Berikut ini latar belakang yang mendorong berdirinya GNB.
a. Persamaan nasib bangsa-bangsa yang pernah dijajah menggalang solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme.
b. Terjadinya Perang Dingin dan ketegangan dunia akibat persaingan antara blok Barat dan blok Timur.
c. Terjadinya Krisis Kuba yang mengancam perdamaian dunia.
d. Pada tahun 1961 terjadi pertemuan di Kairo sebagai persiapan KTT I GNB.
Perkembangan Gerakan Nonblok (GNB) dan Peran Indonesia |
Gerakan Nonblok memiliki prinsip-prinsip berikut ini.
a. Tidak berpihak dalam persaingan blok Barat dan blok Timur.
b. Berpihak terhadap perjuangan antikolonialisme.
c. Menolak ikut serta berbagai bentuk aliansi militer.
d. Menolak aliansi bilateral dengan negara super power.
e. Menolak pendirian basis militer negara super power di wilayah masing-masing.
Prinsip dasar dan tujuan GNB adalah mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan prinsip uni ersal tentang kesamaan kedaulatan, hak dan martabat negara-negara di dunia, menghormati hak asasi manusia, dan kemerdekaan yang fundamental. Gerakan Nonblok menentang imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, perbedaan warna kulit, dan segala bentuk ekspansi, dominasi, serta menolak segala pemusatan kekuasaan.
Gerakan Nonblok sebagai sebuah organisasi memiliki beberapa tujuan berikut.
a. Mendukung perjuangan dekolonisasi.
b. Memegang teguh melawan imperialisme, neokolonialisme, dan rasialisme.
c. Sebagai wadah perjuangan negara-negara yang berkembang untuk mencapai tujuan.
d. Mengurangi ketegangan antara blok Barat dan blok Timur.
e. Mengadakan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan kekerasan.
Berdirinya GNB dipelopori oleh lima tokoh, yaitu:
a. Presiden Ir. Soekarno (Indonesia),
b. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia),
c. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
d. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
e. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
2. Sejarah Berdirinya Gerakan Nonblok
Setelah PD II berakhir muncul dua blok kekuatan yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat dipimpin Amerika Serikat dan beraliran liberal, sedang blok Timur dipimpin Uni Soviet dan beridiologi komunis. Kelahiran dua kekuatan tersebut merupakan ancaman serius bagi perdamaian. Oleh karena itu sebagai solusi, lahirlah Gerakan Nonblok (GNB).KAA dianggap sebagai pendahulu bagi berdirinya GNB. KAA telah melahirkan prinsip-prinsip perdamaian, kerja sama internasional, kebebasan, kemerdekaan, dan hubungan antarbangsa. Pada tahun 1956 Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Joseph Bros Tito (Yugoslavia), dan PM Jawaharlal Nehru (India) mengadakan pertemuan di Brioni. Pada bulan September 1960 ketiga tokoh tersebut mengadakan pertemuan dengan Ir. Soekarno dan Nkrumah dari Ghana. Kegiatan tersebut diikuti dengan pertemuan persiapan bagi Konferensi GNB di Kairo bulan Juni 1961. Dalam konferensi di Kairo merumuskan kriteria negara yang akan diundang dalam KTT GNB I maupun prinsip-prinsip GNB.
3. KTT Gerakan Nonblok
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Nonblok merupakan forum tertinggi dari organisasi tersebut. Konferensi ini dihadiri oleh para kepala negara maupun kepala pemerintahan dari negara-negara anggota. Sampai tahun 2006 KTT GNB telah dilaksanakan empat belas kali, seperti diuraikan dibawah ini.Jendela Info Isi Deklarasi Beograd yang dihasilkan pada KTT GNB I yaitu:
1. Menghentikan Perang Dingin antara blok Barat dan blok Timur agar tercipta suasana damai.
2. Menghimbau Amerika Serikat dan Uni Soviet agar berdamai dan mengakhiri Perang Dingin.
Pelaksanaan KTT GNB
- KTT GNB I Membahas tentang upaya penghentian praktik imperialisme dan kolonialisme, mencegah percobaan senjata nuklir, serta mendamaikan blok Barat dan blok Timur. Di Beograd, Yugoslavia pada tanggal 1 - 6 September 1961
- KTT GNB II Di Kairo, Mesir tanggal 5 -10 Oktober 1964 Membahas tentang usaha perdamaian dunia dan kerja sama ekonomi.
- KTT GNB III Membahas tentang usaha perdamaian dunia, peningkatan kesejahteraan, dan kemakmuran negara-negara berkembang. Di Lusaka, Zambia tanggal 8 - 10 September 1970.
- KTT GNB IV Membahas usaha peningkatan kerja sama dan saling pengertian antarnegara berkembang, serta meredakan ketegangan di Timur Tengah, pergolakan di Rhodesia, dan diskriminasi ras di Afrika Selatan. Di Aljir, Aljazair pada tanggal 5 - 9 September 1973
- KTT GNB V Membahas tentang usaha menghindari ancaman perang nuklir, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan antarnegara berkembang. Di Kolombo, Sri Lanka tanggal 16 - 19 September 1976.
- KTT GNB VI Membahas tentang usaha mewujudkan tatanan ekonomi dunia baru untuk negara berkembang dan mengusulkan negosiasi global untuk membentuk kerja sama yang bersifat global. Di Havana, Kuba, tanggal 16 - 19 September 1979.
- KTT GNB VII Menghasilkan "The New Delhi Message" yang berisi dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan Namibia, serta usaha memecahkan krisis ekonomi dunia dengan membentuk Tatanan Ekonomi Dunia Baru. Di New Delhi, India tanggal 7 - 12 Maret 1983
- KTT GNB VIII Membahas tentang usaha mengakhiri pertikaian antara Irak dan Iran. Di Harare, Zimbabwe tanggal 1 - 6 September 1986
- KTT GNB I Membahas tentang usaha memperjuangkan kerja sama dan dialog antarnegara Selatan. Di Beograd, Yugoslavia, tanggal 4 - 7 September 1989.
- KTT GNB Di Jakarta, Indonesia tanggal 1 - 6 September 1992. Menghasilkan Jakarta Message atau Pesan Jakarta yang berisi tentang pembahasan masalah kependudukan, penyelesaian utang luar negeri, pembentukan cadangan pangan bersama, peningkatan kerja sama negara Utara - Selatan, maupun antarnegara Selatan.
- KTT GNB I Membahas tentang usaha penataan kembali dan demokrasi di forum PBB. Di Kartagena, Kolombia tanggal 16 - 22 Oktober 1995
- KTT GNB II Membahas tentang usaha demokratisasi dalam hubungan antarnegara di seluruh dunia. Di Durban, Afrika Selatan tanggal 1 - 6 September 1998
- KTT GNB III Membahas tentang revitalisasi GNB dan usaha meredakan Perang Teluk III. Di Kuala Lumpur, Malaysia tanggal 20 - 25 Februari 2003
- KTT GNB IV Di Havana, Kuba tanggal 1 - 6 September 2006 Menghasilkan deklarasi yang mengutuk serangan Israel atas Lebanon, mendukung program nuklir Iran, mengritik kebijakan negara Amerika Serikat, dan menyerukan kepada PBB agar lebih berpihak kepada negara kecil dan berkembang.
4. Perkembangan GNB dan Peran Indonesia
a. Perkembangan GNB
Pasca Perang Dingin, kerja sama anggota GNB tampak masih bersemangat. Saat itu kepemimpinan dipegang oleh Indonesia (1992-1995). Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang, misalnya:- pelatihan tenaga kesehatan dan Keluarga Berencana
- studi banding para petugas pertanian dan
- menghidupkan kembali dialog Utara Selatan untuk memperingan hutang luar negeri negara berkembang.
b . Peran Indonesia dalam GNB
Keikutsertaan Indonesia dalam GNB disebabkan kesesuaian prinsip GNB dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Indonesia berkeyakinan bahwa perdamaian hanya tercipta apabila tidak mendukung pakta militer atau aliansi militer. Hal ini berarti GNB dianggap paling tepat. Berikut ini peran Indonesia dalam GNB.- Indonesia berperan sebagai pelopor berdirinya GNB. Sejak dalam gagasan pembentukan GNB, Indonesia sudah berperan penting. Bersama Jawaharlal Nehru yang juga pelopor KAA, Presiden Soekarno menggagas pembentukan GNB. Akhirnya bersama empat pemimpin negara India, Ghana, Yugosla ia, dan Mesir, Indonesia mendeklarasikan berdirinya GNB. Indonesia juga aktif dalam persiapan penyelenggaraan KTT GNB di Beograd.
- Dalam KTT GNB tahun 1992, Indonesia berperan sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT dan Presiden Soeharto bertindak sebagai ketua GNB.
- Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang misalnya bidang pertanian dan kependudukan.
- Indonesia mencetuskan upaya menghidupkan kembali dialog Utara-Selatan.