Menentukan Konflik Cerita dan Perbedaan Latar Sosial pada Novel

Menentukan konflik pada kutipan cerita anak

Indikator : Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek/cerita anak
Indikator Soal : Disajikan kutipan cerita anak, siswa dapat menentukan konflik pada kutipan cerita anak tersebut.

Soal :
Bacalah kutipan cerita berikut!

... Nanti sore mama mengajak mereka untuk menjenguk nenek. “Apakah kalian akan membawakan sesuatu untuk nenek?’ tanya mama bijak.
Oli dan Ola terdiam. Mereka sangat sayang pada nenek, tapi apakah mereka harus menggunakan uang tabungan mereka? Bagaimana dengan kotak pensil putri salju dan kotak pensil warna yang mereka inginkan? Melihat kedua putrinya terdiam mama berkata sambil tersenyum, “Baiklah, jika kalian tidak akan membawakan nenek hadiah juga tidak apa-apa.”...

Konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. Ola dan Oli memutuskan membeli bingkisan untuk dibawa ke rumah sakit.
B. Mama mengajak Ola dan Oli membezuk nenek yang dirawat di rumah sakit.
C. Nenek dirawat di rumah sakit dan mama mengajak kedua putrinya membezuk.
D. Kebimbangan Ola dan Oli untuk membeli sesuatu untuk nenek atau kotak pensil.


Kunci Jawaban: D

Pembahasan:
Konflik dalam sebuah cerita merupakan bagian yang menunjukkan adanya pertentangan dalam cerita tersebut. Biasanya konflik terjadi karena adanya benturan (ketidakserasian), baik dengan dirinya atau dengan tokoh lain.

Kata yang dirujuk: Oli dan Ola terdiam. Mereka sangat sayang pada nenek, tapi apakah mereka harus menggunakan uang tabungan mereka? Bagaimana dengan kotak pensil putri salju dan kotak pensil warna yang mereka inginkan?
Menentukan Konflik Cerita dan Perbedaan Latar Sosial pada Novel
Menentukan Konflik Cerita dan Perbedaan Latar Sosial pada Novel

Menentukan perbedaan latar sosial pada kedua kutipan novel

Indikator : Mengidentifikasi perbedaan karakteristik dua novel
Indikator Soal : Disajikan dua kutipan novel, siswa dapat menentukan perbedaan latar sosial pada kedua kutipan novel tersebut.

Contoh Soal :
Bacalah kutipan kedua novel berikut!
Novel I
“Dari mana kamu, Sur?” tanya Ruyan, “hayo, jawab! Dari mana kamu?” lanjutnya sambil mengangkat paksa celana hawainya seperti sudah tidak mampu lagi bergelayut di pantatnya.
“Sekolah, Bang,” jawab Rusmi singkat.
“Yah, ha, ha, ha, jadi Lu sekolah? Sekolah pakai apa? Orang untuk makan aja harus berkejaran dengan Satpol PP, kok sekolah,” Ruyan memelototi wajah gadis itu, “boleh kamu sekolah, tapi tugas utamamu harus dijalankan, tahu? Lima ribu rupiah harus Lu setor, paham?”
“Paham Bang,”
Pemuda bertubuh kerempeng itu ngeloyor menuju jalanan raya yang ada persis di samping kolong yang ia tempati. Sementara Rusmi masih duduk sambil mengelus lututnya seperti ada sesuatu rasa ngilu di sekujur tubuhnya.

Novel II
“Kau anak yang lantang, pasti suatu saat kau akan jadi orang pintar.”
“Pintar dari mana, sekolah saja tidak,” kata Wak Bajo.
“Jadi anak ini tidak sekolah sama sekali?” tanya Pak Raga.
“Sekolah dari mana, untuk makan saja kami kekurangan.”
“Ya Allah,” Pak Raga hanya bisa mengeluh pasrah.
Ah, sekolah, kata apakah itu? Apakah itu lebih penting dari makanan? Nanti aku akan tanyakan pada Ibu apa itu sekolah, tetapi yang jelas saat ini aku begitu gembira karena pemberian uang dari Pak Raga membuatku lebih bisa bernapas lega. Uang itu akan ibu gunakan untuk belanja, sisanya untuk besoknya. Aku jadi tidak kelaparan lagi. Aku bisa makan kembali dan itu bukan mimpi.

Perbedaan latar sosial pada kedua kutipan kutipan novel tersebut adalah ....
+---+-------------------+---------------------+
|   | Novel I           | Novel II            |
+---+-------------------+---------------------+
| A | kehidupan malam   | masyarakat pantai   |
+---+-------------------+---------------------+
| B | kehidupan jalanan | keluarga miskin     |
+---+-------------------+---------------------+
| C | lingkungan pasar  | lingkungan pedagang |
+---+-------------------+---------------------+
| D | kehidupan jalanan | keluarga miskin     |
+---+-------------------+---------------------+

Kunci Jawaban: D

Pembahasan:
Latar sosial merupakan kondisi masyarakat setempat dalam sebuah novel. Hal itu tergambar dari dialog atau pelukisan yang disampaikan pengarangnya. Kutipan novel I menggambarkan kondisi kehidupan anak-anak jalanan, sedangkan kutipan novel II menggambarkan keluarga miskin dari tokoh aku dan ibunya.