Mencurahkan Masalah dalam Puisi

Teknis menulis puisi -Pada materi bahasa Indonesia kali ini akan membahas mengenai cara mencurahkan masalah ke dalam sebuah karya, yakni menulis puisi, disertakan pula contoh puisi dan pembahasannya yang mudah dipahami, agar nantinya sobat dapat menulis puisi dengan tema tertentu dengan menggunakan langkah-langkah dan pilihan kata yang tepat, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Mencurahkan Masalah dalam Puisi

Memang tidak semua masalah dapat terselesaikan melalui diskusi. Masalah-
masalah pribadi dapat saja diselesaikan sendiri. Bahkan, tidak sedikit masalah
itu yang terasa hilang setelah kita mencurahkannya ke dalam tulisan. Masalah
itu dicurahkan dengan sebebas-bebasnya, misalnya, ke dalam sebuah puisi.
Perhatikan contoh berikut!
Mencurahkan Masalah dalam Puisi
Mencurahkan Masalah dalam Puisi

Pancaran Hidup
Karya: Amal Hamzah

Di pagi hari
Aku berangkat bekerja
Tampak olehku seorang lelaki
Mengorek-ngorek tong mencari nasi

Sepintas hatiku sedih
Terasa miskin badan sendiri
Di tengah kekayaan negeri raya
Awak menjadi peminta-minta

Lalu mataku menoleh ke badannya
Tampak tegap-teguh semata
Tiada cacat membuat celaka

hatiku marah:
Orang begini tak perlu dikasihani
Di dunia Alloh penuh rezeki
Ia tinggal bermalas diri

Sumber: Ajip Rosidi, Laut Biru Langit Biru, Jakarta: Pustaka Jaya, 1977.

Apabila menghayati puisi tersebut, kamu akan berkesimpulan bahwa penulisnya terlebih dahulu menentukan isi atau tema puisi. Tema sebuah puisi harus ditentukan karena inilah yang dijadikan sebagai titik tolak untuk mengemukakan isi hatinya.

Isi hati penulis puisi itu terutama meliputi:
  1. pikiran, 
  2. perasaan, 
  3. sikap, 
  4. maksud atau tujuan.
Pada puisi "Pancaran Hidup" itu, objek pikiran penulis adalah seorang peminta-minta. Objek ini mungkin sebagai pengalaman nyata atau mungkin juga hanya hidup di dalam alam pikirtan atau angan-angannya sendiri. Dari objek pikiran penulis puisi tadi akan menumbuhkan perasaannya, apakah ingin mengasihani atau membenci peminta-minta tersebut. Perasaan ini sebagai sumber timbulnya sikap terhadap objek seperti: antipati, simpati, kagum, cinta, atau perasaan lainnya.

Pada puisi tersebut, sikap penulis terhadap peminta-minta itu menunjukkan sikap antipati atau membenci peminta-minta tersebut sebab kondisi si peminta-minta berbadan tegap adan tanpa cacat. Sikapnya itu dinyatakan dengan memberi saran kepada pembaca bahwa: "Orang begini tak perlu dikasihani".

Penyair tersebut memiliki maksud atau tujuan sebagai itikad atau amanat kepada pembaca. Tujuan ini kadang-kadang sulit ditemukan sebab pada umumnya hanya tersirat.

Dengan demikian pada langkah pertama dalam menulis puisi adalah menentukan topik sebagai objek pikiran, perasaan, sikap, dan tujuannya. Setelah menentukan isi atau tema puisi, langkah selanjutnya dalam menulis puisi adalah menentukan bentuk atau struktur puisi.

Penulisan puisi haruslah memperhatikan kepadatan makna dan ketepatan pemilihan katanya. Kata-kata dalam puisi haruslah mengandung keindahan dan kecermatan dalam penggunaannya.

Struktur atau bentuk puisi selain berhubungan dengan pengindraan/citraan, juga berhubungan dengan hal berikut.
  1. Pilihan kata (diksi). Bagi penyair, kata bukan hanya mengandung arti, melainkan mengandung nilai. Jadi , penyair menggunakan kata denotatif atau konotatif dalam puisinya.
  2. Pengiasan dan gaya bahasa. Penyair mengunakan kata-kata atau kalimat untuk pengertian khusus, bukan pengertian sebenarnya atau lugas.
  3. Nada atau irama. Penyair menggunakan nada atau irama untuk menggambarkan suasana hatinya agar menggugah suasana hati pembaca atau pendengarnya.
  4. Bunyi atau rima. Unsur rima terletak pada kemerduan bunyi yang memadu dengan irama dan menegarkan makna, nada, atau suasana puisi.
Sumber: Atmazaki, Analisis Sajak: Teori, Metodologi, dan Aplikasi, Bandung: Angkasa, 1993.

Sekian pembahasan mengenai cara Mencurahkan Masalah dalam Puisi dan juga contoh-nya, semoga dengan mempelajari materi kali ini sobat akan lebih mudah mencurahkan permasalahan yang dihadapi melalui puisi, selain menurunkan tingkat stress, menulis puisi termasuk juga membuat sebuah karya sastra, jangan takut jelek atau tidak bermutu nanti hasil karyanya yang terpenting berkarya dan terus berkarya, selamat belajar!