Membedakan Teks Eksemplum - Setelah mengerjakan Tugas Memahami Teks Eksemplum “Putri Tangguk”, kamu tentu semakin memahami teks eksemplum, terutama struktur yang menjadi bangunan teks tersebut. Struktur yang terdiri atas orientasi, insiden, dan interpretasi itu menjadi pembeda teks eksemplum dengan teks lain. Sebagai teks yang termasuk ke dalam teks berjenis sastra, teks eksemplum memiliki persamaan dan perbedaan dengan jenis teks berjenis sastra lain, seperti teks fabel yang sudah kamu pelajari pada Kelas VIII. Pada Tugas 2 ini ditampilkan dua jenis teks yang salah satunya adalah teks eksemplum. Berdasarkan pemahamanmu terhadap teks eksemplum, kamu tentu dapat menentukan teks yang berkategori teks eksemplum. Untuk itu, baca, cermati, dan pahamilah teks “Jerapah dan Kura-kura” serta teks “Mengejar Cita” berikut!
Teks 1)
Ada seekor jerapah yang baru beranjak dewasa sedang makan di tengah padang rumput. Namanya Edo. Dia sangat tinggi dan jangkung. Karena lehemya paling panjang, ia menjadi sombong. Dia sering mengajak teman-teman (jerapah) untuk lomba makan daun-daun di pohon yang dahannya sangat tinggi. Berkali-kali dia memenangi perlombaan makan daun dari puncak pohon. Hal itu membuatnya semakin sombong.
Dia merasa anak hewan yang paling hebat di kawasan padang rumput itu. Dia tidak menghormati para jerapah yang sudah tua, bahkan dia sering mengejeknya dengan sebutan “leher bengkok”.
Pada suatu hari seekor jerapah tua minta tolong pada Edo. “Nak, tolong ambilkan nenek daun yang segar di ranting ujung pohon itu. Nenek sangat ingin makan daun-daun yang masih muda, hijau, lunak, dan segar. Nenek tidak bisa menjangkau sampai ke ujung pohon itu, Tolong ya, Nak Edo.”, kata jerapah tua. Dengan sombongnya Edo menjawab, “Aduh, nenek jerapah, nenek sudah tua, jangan minta yang macam-macam. Makan sajadaun yang bisa nenek jangkau sendiri. Salah sendiri tidak bisa ambil daun di pucuk pohonl”. Melihat kelakuan Edo seperti itu, nenek jerapah pun pergi dengan kecewa. Kesombongan Edo juga muncul ketika seekor anak burung terjatuh saat sedang belajar terbang. Burung kecil itu tersangkut di dahan pohon paling ujung. Edo pun dengan sombong menolak permintaan teman-temannya untuk menolong si burung kecil itu. Dia pergi meninggalkan anak burung yang tersangkut itu.
Pada hari selanjutnya, ketika Edo berjalan sendiri di padang rumput dengan leher tegak lurus ke atas dan kepala terangkat, dia berhenti dan tanpa sadar menginjak gundukan yang temyata adalah seekor kura-kura tua. Si kakek kura-kura berusaha keras mengangkat tubuhnya dan berjalan maju selangkah agar Edo merasa jika kakinya menginjak seekor kura-kura. Ketika Edo mengetahui bahwa ada seekor kura-kura tua yang terinjak kakinya, Edo malah tidak bereaksi untuk minta maaf. Dia bahkan marah-marah sambil berkata, “Dasar kura-kura tua, aku jadi mau terjatuh kerena menginjak kamu”. Bahkan, karena kesalnya, Edo menendang tempLu'ung kakek kura-kura sehingga kura-kura itu terlempar beberapa jengkal. Kakek kura-kura itu tidak marah. Dengan suaranya yang lembut dia berkata, “Anak muda, janganlah kamu sombong. Kamu masih muda, tubuhmu masih kuat, sebaiknya sayangilah sesama makhluk hidup ciptaan-Nya. Suatu hari nanti, kamu juga akan menjadi tua dan pasti akan banyak yang lebih hebat dan kuat daripada kamu”.
Edo tidak menghiraukan kata-kata kura-kura tua itu. Tidak lama kemudian, awan mendung pun datang. Mendungnya begitu tebal. Edo tidak bergegas pergi meninggalkan padang rumput yang hendak diguyur hujan. Dia masih ingin menunjukkan kesombongannya kepada kakek kura-kura dengan melenggang santai sambil membandingkan dirinya dengan si kura-kura yang pendek dan lambat berjalan itu. Saat itu hujan pun turun sangat deras, diikuti dengan petir yang saling bersahutan. Karena hujan deras dan tiupan angin kencang, Edo, si jerapah jangkung itu, ambruk dan terjatuh ke tanah. Sementara itu, kepala kakek kura-kura aman di dalam tempurungnya karena tidak kehujanan dan terhindar dari petir yang menyambar padang rumput.
Si kakek kura-kura dengan langkah pelan mendekati Edo dan berkata, “Kamu tidak apa-apa, anak muda? Bangunlah, kenapa diam dan terpana tersungkur di tanah?”. Edo menatap kura-kura tua yang sudah dihinanya itu sambil menjawab, “Kakek kura-kura, aku takut. Maafkan aku karena sudah menginjak tubuhmu. Walaupun kakek kura-kura sudah tua, tapi tetap kuat. Tempurungmu mampu menopang berat badanku ini. Maafkan aku kakek kura-kura karena sudah menendangmu. Aku berjanji tidak akan menjadi anak yang sombong lagi. Aku akan menolong sesama makhluk ciptaan-Nya.” Kakek tua tersenyum mendengar perkataan Edo.
Dia sangat senang karena Edo, si jerapah jangkung, sudah menyadari bahwa sifat sombong itu tidak ada gunanya.
Sumber: http://sharingdisini.com/2012/02/21/kisah-jerapah-yang-sombong/
Teks 2)
Ketika Dani berangkat menjajakan koran, tanpa disangka dia bertemu dengan temannya yang bernama Tina, anak seorang Kepala Sekolah. Perasaan iri Dani muncul ketika melihat Tina berpakaian seragam sekolah yang rapi, lengkap dengan sepatu dan tas. Akan tetapi, dia sadar bahwa dia tidak mungkin seperti Tina. Seperti biasa, dengan semangat yang luar biasa, Dani benar-benar tak merasakan lelah meskipun terik matahari siang itu begitu terasa di kulit. Dani masih tetap semangat dan termotivasi untuk mengumpulkan uang yang banyak agar bisa melanjutkan sekolah dan mewujudkan cita-citanya. Dani berharap hari ini dia memperoleh hasil yang banyak dalam penjualan koran.
Pada saat Dani menyeberang jalan untuk mengejar orang yang ingin membeli korannya, tiba-tiba sebuah mobil menyenggolnya. Dia terjatuh ke pinggir jalan dan koran dagangannya berantakan. Wanita yang mengendarai mobil itu turun lalu menghampiri Dani yang masih tergeletak. Wanita muda itu memarahi Dani yang masih belum sadar.
Ketika Dani sadar, dia mendengar Wanita itu memarahinya karena menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas masih hijau. Padahal, Dani berlari dan menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas sudah berwarna merah. Mobil dan motor sudah berhenti. Hanya Ibu itu saja yang masih menjalankan mobilnya. Banyak saksi yang melihat bahwa Dani tidak bersalah. Dani tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya manatap korannya yang sudah berjatuhan dan tidak dapat dijual lagi.
Dani hanya bisa diam ketika dikatakan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan itu. Dani hanya pasrah dan berharap hal itu tidak terjadi lagi padanya. Hikmah yang dapat diambil adalah jangan menyalahkan orang yang sesungguhnya tidak bersalah.
Diolah dari sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/mengejar-cita.htmI
Teks l) “Jerapah dan Kura-kura” dan Teks 2) “Mengejar Cita” merupakan dua jenis teks yang berbeda. Ciri teks eksemplum, terutama yang membangun teks itu, sudah kamu pelajari pada tugas-tugas sebelumnya. Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks eksemplum, kerjakanlah tugas berikut dengan teliti!
Teks 1)
Ada seekor jerapah yang baru beranjak dewasa sedang makan di tengah padang rumput. Namanya Edo. Dia sangat tinggi dan jangkung. Karena lehemya paling panjang, ia menjadi sombong. Dia sering mengajak teman-teman (jerapah) untuk lomba makan daun-daun di pohon yang dahannya sangat tinggi. Berkali-kali dia memenangi perlombaan makan daun dari puncak pohon. Hal itu membuatnya semakin sombong.
Membedakan Teks Eksemplum. pic:harunyahya.com |
Pada suatu hari seekor jerapah tua minta tolong pada Edo. “Nak, tolong ambilkan nenek daun yang segar di ranting ujung pohon itu. Nenek sangat ingin makan daun-daun yang masih muda, hijau, lunak, dan segar. Nenek tidak bisa menjangkau sampai ke ujung pohon itu, Tolong ya, Nak Edo.”, kata jerapah tua. Dengan sombongnya Edo menjawab, “Aduh, nenek jerapah, nenek sudah tua, jangan minta yang macam-macam. Makan sajadaun yang bisa nenek jangkau sendiri. Salah sendiri tidak bisa ambil daun di pucuk pohonl”. Melihat kelakuan Edo seperti itu, nenek jerapah pun pergi dengan kecewa. Kesombongan Edo juga muncul ketika seekor anak burung terjatuh saat sedang belajar terbang. Burung kecil itu tersangkut di dahan pohon paling ujung. Edo pun dengan sombong menolak permintaan teman-temannya untuk menolong si burung kecil itu. Dia pergi meninggalkan anak burung yang tersangkut itu.
Pada hari selanjutnya, ketika Edo berjalan sendiri di padang rumput dengan leher tegak lurus ke atas dan kepala terangkat, dia berhenti dan tanpa sadar menginjak gundukan yang temyata adalah seekor kura-kura tua. Si kakek kura-kura berusaha keras mengangkat tubuhnya dan berjalan maju selangkah agar Edo merasa jika kakinya menginjak seekor kura-kura. Ketika Edo mengetahui bahwa ada seekor kura-kura tua yang terinjak kakinya, Edo malah tidak bereaksi untuk minta maaf. Dia bahkan marah-marah sambil berkata, “Dasar kura-kura tua, aku jadi mau terjatuh kerena menginjak kamu”. Bahkan, karena kesalnya, Edo menendang tempLu'ung kakek kura-kura sehingga kura-kura itu terlempar beberapa jengkal. Kakek kura-kura itu tidak marah. Dengan suaranya yang lembut dia berkata, “Anak muda, janganlah kamu sombong. Kamu masih muda, tubuhmu masih kuat, sebaiknya sayangilah sesama makhluk hidup ciptaan-Nya. Suatu hari nanti, kamu juga akan menjadi tua dan pasti akan banyak yang lebih hebat dan kuat daripada kamu”.
Edo tidak menghiraukan kata-kata kura-kura tua itu. Tidak lama kemudian, awan mendung pun datang. Mendungnya begitu tebal. Edo tidak bergegas pergi meninggalkan padang rumput yang hendak diguyur hujan. Dia masih ingin menunjukkan kesombongannya kepada kakek kura-kura dengan melenggang santai sambil membandingkan dirinya dengan si kura-kura yang pendek dan lambat berjalan itu. Saat itu hujan pun turun sangat deras, diikuti dengan petir yang saling bersahutan. Karena hujan deras dan tiupan angin kencang, Edo, si jerapah jangkung itu, ambruk dan terjatuh ke tanah. Sementara itu, kepala kakek kura-kura aman di dalam tempurungnya karena tidak kehujanan dan terhindar dari petir yang menyambar padang rumput.
Si kakek kura-kura dengan langkah pelan mendekati Edo dan berkata, “Kamu tidak apa-apa, anak muda? Bangunlah, kenapa diam dan terpana tersungkur di tanah?”. Edo menatap kura-kura tua yang sudah dihinanya itu sambil menjawab, “Kakek kura-kura, aku takut. Maafkan aku karena sudah menginjak tubuhmu. Walaupun kakek kura-kura sudah tua, tapi tetap kuat. Tempurungmu mampu menopang berat badanku ini. Maafkan aku kakek kura-kura karena sudah menendangmu. Aku berjanji tidak akan menjadi anak yang sombong lagi. Aku akan menolong sesama makhluk ciptaan-Nya.” Kakek tua tersenyum mendengar perkataan Edo.
Dia sangat senang karena Edo, si jerapah jangkung, sudah menyadari bahwa sifat sombong itu tidak ada gunanya.
Sumber: http://sharingdisini.com/2012/02/21/kisah-jerapah-yang-sombong/
Teks 2)
Mengejar Cita
Pagi itu Dani ingin sekali bersekolah, Akan tetapi, karena kondisi keuangan keluarganya yang tidak mencukupi, dia terpaksa mengurungkan niatnya. Dani tidak bisa melanjutkan sekolah karena harus membantu ibunya yang sehari-hari mencari nafkah sebagai penjual nasi. Dani hanya bisa membantu ibunya berjualan nasi pecel. Sejak ayahnya meninggal, ekonomi keluarga Dani tidak stabil. Mereka berusaha keras mengumpulkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap mendapatkan rezeki lebih agar Dani bisa bersekolah kembali.Ketika Dani berangkat menjajakan koran, tanpa disangka dia bertemu dengan temannya yang bernama Tina, anak seorang Kepala Sekolah. Perasaan iri Dani muncul ketika melihat Tina berpakaian seragam sekolah yang rapi, lengkap dengan sepatu dan tas. Akan tetapi, dia sadar bahwa dia tidak mungkin seperti Tina. Seperti biasa, dengan semangat yang luar biasa, Dani benar-benar tak merasakan lelah meskipun terik matahari siang itu begitu terasa di kulit. Dani masih tetap semangat dan termotivasi untuk mengumpulkan uang yang banyak agar bisa melanjutkan sekolah dan mewujudkan cita-citanya. Dani berharap hari ini dia memperoleh hasil yang banyak dalam penjualan koran.
Pada saat Dani menyeberang jalan untuk mengejar orang yang ingin membeli korannya, tiba-tiba sebuah mobil menyenggolnya. Dia terjatuh ke pinggir jalan dan koran dagangannya berantakan. Wanita yang mengendarai mobil itu turun lalu menghampiri Dani yang masih tergeletak. Wanita muda itu memarahi Dani yang masih belum sadar.
Ketika Dani sadar, dia mendengar Wanita itu memarahinya karena menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas masih hijau. Padahal, Dani berlari dan menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas sudah berwarna merah. Mobil dan motor sudah berhenti. Hanya Ibu itu saja yang masih menjalankan mobilnya. Banyak saksi yang melihat bahwa Dani tidak bersalah. Dani tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya manatap korannya yang sudah berjatuhan dan tidak dapat dijual lagi.
Dani hanya bisa diam ketika dikatakan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan itu. Dani hanya pasrah dan berharap hal itu tidak terjadi lagi padanya. Hikmah yang dapat diambil adalah jangan menyalahkan orang yang sesungguhnya tidak bersalah.
Diolah dari sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/mengejar-cita.htmI
Teks l) “Jerapah dan Kura-kura” dan Teks 2) “Mengejar Cita” merupakan dua jenis teks yang berbeda. Ciri teks eksemplum, terutama yang membangun teks itu, sudah kamu pelajari pada tugas-tugas sebelumnya. Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks eksemplum, kerjakanlah tugas berikut dengan teliti!
- Apakah yang disampaikan penulis pada bagian awal (paragraf l) (Teks l) dan (Teks 2)? Apakah isinya sama atau berbeda? Berikan alasanmu jika yang disampaikan penulis pada kedua teks itu sama atau berbeda!2) Bagaimana pula dengan bagian akhir (paragraf keempat) pada Teks 1) dan paragraf kelima pada Teks 2)? Apakah isinya juga sama atau berbeda?
Isinya sama, karena termasuk bagian orientasi atau bagian yang menjelaskan tentang tokoh utama.. bedanya teks satu yang termasuk teks fabel dan teks dua yang termasuk teks eksemplum..
isinya sama berisi masalah yang dihadapi tokoh, menggunakan bahasa naratif.
- Berikan alasanmu jika yang disampaikan penulis pada kedua teks itu sama atau berbeda! yang disampaikan berbeda, karena pada teks 1 kita jangan sombong dan teks 2 jangan mudah menyalahkan orang lain.
- Apakah ciri teks eksemplum terdapat pada Teks l) atau Teks 2)? Coba kamu sebutkan dan tuliskan! pada teks 2 karena pada teks 2 terdapat insiden yang tidak diinginkan oleh pelaku sedangkan teks 1 adalah cerita fabel karena tokohnya seekor binatang
- Bedakanlah Teks 1 dan Teks 2 di atas berdasarkan struktur yang membangun kedua jenis teks itu! teks 1 = fabel => orientasi, komplikasi, resolusi, koda, teks 2 = eksemplum => orientasi, insiden, interpretasi
- Teks manakah yang tergolong teks eksemplum? Mengapa teks yang kamupilih itu dikatakan teks eksemplum? Berikan alasanmu berdasarkan struktur yang dimiliki oleh teks eksemplum! Teks 2 Mengejar Cita karena struktur teksnya terdiri dari orientasi, insiden dan interpretasi penulisnya.