Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS) - Pada masa pemerintahan RIS, muncul pemberontakan-pemberontakan yang mengguncang stabilitas politik dalam negeri.
Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Azis, dan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling, dan didalangi oleh Sultan Hamid II.
Latar Belakang dan Tujuan
Pemberontakan Andi Azis dipelopori oleh Kapten Andi Azis, seorang Komandan Kompi APRIS bekas KNIL.
Latar Belakang dan Tujuan
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) didalangi oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, bekas Jaksa Agung NIT.
Latar Belakang dan Tujuan
Upaya Penumpasan
Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Azis, dan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pemberontakan APRA, Andi Azis, dan RMS
Pemberontakan APRA
TokohGerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling, dan didalangi oleh Sultan Hamid II.
Latar Belakang dan Tujuan
- Gerakan APRA didalangi oleh kelompok kolonialis Belanda yang ingin mengamankan kepentingan ekonominya di Indonesia.
- Tujuan pemberontakan APRA adalah mempertahankan bentuk federal, berdirinya negara federal, dan adanya tentara sendiri di setiap negara bagian.
- Pada tanggal 23 Januari 1950, Westerling dan pasukannya merebut tempat-tempat penting di Bandung, membunuh anggota TNI, dan menduduki markas staf Divisi Siliwangi.
- Menyerang kabinet RIS dan akan membunuh beberapa orang menteri. Namun dapat digagalkan.
- Pemerintah Indonesia melancarkan operasi militer pada tanggal 24 Januari 1950.
- Di Jakarta, diadakan perundingan antara Drs. Moh. Hatta dengan Komisaris Tinggi Belanda. Hasilnya Mayor Engels mendesak Westerling dan pasukan APRA meninggalkan kota Bandung.
- Melakukan penangkapan terhadap Westerling dan Sultan Hamid II, namun Westerling berhasil melarikan diri.
- Dampak dari gerakan APRA adalah parlemen Negara Pasundan mendesak agar negara tersebut dibubarkan dan terjadi pada tanggal 27 Januari 1950.
Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS). |
2. Pemberontakan Andi Azis
TokohPemberontakan Andi Azis dipelopori oleh Kapten Andi Azis, seorang Komandan Kompi APRIS bekas KNIL.
Latar Belakang dan Tujuan
- Latar belakang pemberontakan Andi Azis adalah penolakan pemerintah RIS atas tuntutan Andi Azis yang menginginkan agar APRIS dari unsur KNIL di Ujungpandang saja yang bertanggung jawab atas keamanan NIT.
- Penolakan terhadap kehadiran TNI ke Sulawesi Selatan.
- Tujuan pemberontakan Andi Aziz adalah mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur.
- Pada tanggal 5 April 1950, pasukan Andi Azis menduduki obyek-obyek penting seperti lapangan terbang dan kantor Telkom.
- Menawan pejabat panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur, Letkol A.Y. Mokoginta.
- Pada tanggal 8 April 1950, pemerintah memberi ultimatum agar dalam waktu 4 24 jam Andi Azis menyerah. Namun Andi Azis tidak segera melapor.
- Mengirim pasukan yang dipimpin Mayor Worang untuk menangkap Andi Azis.
- Pada tanggal 26 April 1950, mengirimkan pasukan di bawah Kolonel A.E. Kawilarang untuk menumpas habis pemberontakan Andi Azis yang dilakukan oleh pasukan KL dan KNIL.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
TokohPemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) didalangi oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, bekas Jaksa Agung NIT.
Latar Belakang dan Tujuan
- Penyebab gerakan RMS adalah ketidakpuasan dengan terjadinya proses kembali ke NKRI.
- Tujuan RMS adalah memproklamasikan Republik Maluku Selatan yang terpisah dari NIT dan RIS.
- Pada tanggal 24 April 1950, Soumokil memproklamasikan berdirinya RMS.
- Meminta perhatian, dukungan, dan perlindungan dari negara-negara luar seperti Belanda, Amerika Serikat, dan Komisi Perdamaian untuk Indonesia.
Upaya Penumpasan
- Menggunakan jalan damai dengan mengirimkan utusan dr. Leimena, namun mengalami kegagalan.
- Menggelar operasi dan ekspedisi militer yaitu Gerakan Operasi Militer yang dipimpin Kolonel Ale Kawilarang.
- Dalam perebutan Benteng New Victoria, Letkol Slamet Riyadi gugur.
- Pada tanggal 2 Desember 1963, Dr. Soumokil berhasil ditangkap dan diadili.