Kemenarikan dongeng yang meliputi unsur tema, amanat, alur, penokohan, dan gaya penceritaan - Pada pembahasan materi bahasa Indonesia kali ini akan membahas mengenai bagaimana cara menentukan hal-hal yang menarik sesuai dengan tema dan amanat yang terkandung di dalam sebuah cerita dongeng dengan menyertakan alasan dan data, ada pun tujuan dari materi ini adalah agar kalian dapat menentukan unsur intrinsik dongeng serta menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan atau dibaca, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan berikut ini!
Namun, pada saat ini dongeng sudah banyak mengalami pengemasan dalam penyampaiannya, misalnya melalui komik, film kartun, dan sebagainya.
Kemenarikan sebuah dongeng antara satu orang dengan orang lain akan berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pengalaman, perasaan, dan latar belakang si pendengar. Seseorang dapat menganggap dongeng itu menarik dari segi isi cerita dan gaya bahasanya. Akan tetapi, dapat juga orang lain mengatakan dongeng tersebut menarik dari sisi karakter tokoh dan bahasanya.
Pada dasarnya, kemenarikan sebuah dongeng terletak pada unsur-unsur intrinsiknya yang terangkum secara utuh dan terpadu. Jika dongeng tersebut diceritakan secara lisan, unsur-unsur penceritaan (gaya bercerita, kekomunikatifan bahasa, diksi atau pilihan kata, ekspresi, dan intonasi) juga sangat berpengaruh terhadap menariknya sebuah dongeng.
Sebagaimana karya sastra lainnya, unsur intrinsik dongeng juga meliputi latar, alur, amanat, tema, serta penokohan. Supaya lebih memahami materi ini, kalian akan berlatih menyimak dan memahami dongeng yang akan diperdengarkan sebagaimana tercantum di bawah ini. Jadi, kalian tidak perlu membaca dongeng di bawah ini, karena salah seorang teman kalian akan membacakannya.
Legenda Danau Toba
(Dongeng Rakyat Sumatra Utara)
Pada zaman dahulu, hidup seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani tersebut mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hidupnya. Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ikan ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya.
Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya, karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan. Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang, lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama dia memancing, tak seekor ikan pun didapatnya. Kejadian yang begitu belum pernah dia alami. Sebab, biasanya ikan sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada juga ikan yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing.
Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancingnya itu jauh ke tengah sungai. Hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, karena dia tahu bahwa ikan yang menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar. Setelah beberapa lama dia biarkan pancingnya ditarik ikan itu ke sana kemari, barulah pancing itu ditariknya perlahanlahan. Ketika pancing itu disentakkannya, tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya.
Dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat supaya tidak lepas. Sambil tersenyum gembira, mata pancingnya dia lepas dari mulut ikan itu. Pada saat dia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya. Kemudian, setelah ikan itu diletakkannya ke satu tempat, dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi. Perasaannya gembira sekali, karena belum pernah dia mendapatkan ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah dipanggang.
Ketika dia meninggalkan sungai untuk pulang ke rumahnya, hari sudah mulai senja. Setibanya di rumah, lelaki itu hendak menyalakan api untuk memanggang ikan itu. Namun, ternyata kayu bakar di dapur rumahnya sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya.
Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar, dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju dapur. Pada saat lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut, karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan, tampak terhampar beberapa keping uang emas. Karena terkejutnya dan heran mengalami keadaan aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk ke kamar.
Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap, karena di dalam kamar itu terdapat seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil duduk menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. Sesaat kemudian, perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memandang lelaki itu yang tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri di hadapannya luar biasa cantiknya.
Dia belum pernah melihat perempuan secantik itu, meskipun dahulu dia sudah jauh mengembara ke berbagai negeri. Karena hari sudah malam, perempuan itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu ke dapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi dimasak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing di sungai. Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping emas yang terletak di dapur itu adalah penjelmaan sisiknya.
Setelah beberapa minggu perempuan cantik itu tinggal serumah bersamanya, pada suatu hari lelaki itu melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan itu menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat, lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya yang menjelma dari ikan. Setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.
Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas.
Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksalah ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.
Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesal pergilah dia mengantarkan nasi itu. Dia tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan. Setibanya di ladang, sisa nasi itu, yang hanya tinggal sedikit, dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa.
Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasi itu. Kesabaran si ayah jadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil mengatakan: “Anak yang tak bisa diajar. Tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”. Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya, dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya.
Semua kata-kata cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya dia ceritakan pula. Mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang diucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya itu. Dia berlari-lari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.
Ketika tampak oleh si ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah mereka itu. Ketika dia tiba di tepi sungai itu, kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat kemudian, dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat.
Beberapa waktu kemudian, tempat sungai itu sudah meluap ke mana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Pak Toba tak bisa menyelamatkan dirinya. Ia mati tenggelam oleh genangan air. Lama-kelamaan, genangan air itu semakin meluas dan berubah menjadi danau yang sangat besar, yang di kemudian hari dinamakan orang Danau Toba. Sedang pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.
(Sumber: Buku Pintar Mendongeng Se-Nusantara, 2003)
Dongeng dikatakan menarik apabila menyajikan sesuatu yang baru. Bahkan boleh jadi mengejutkan karena "aneh", lain dari yang lain dan unik. Namun, perlu juga diingat bahwa dongeng merupakan bagian dari karya sastra lisan yang tidak lepas dari fungsinya yang menghibur dan bermanfaat. Oleh sebab itu, dongeng dalam setiap kehadirannya selalu berupaya memberikan pesan-pesan moral dengan menampilkan sesuatu yang bersifat menghibur, sehingga orang merasa tidak digurui secara langsung.
Berdasarkan cerita di atas, kalian dapat menyimak contoh hal-hal menarik dari dongeng tersebut, antara lain berikut.
1. Tema
Tema dari cerita di atas adalah terjadinya sebuah danau yang bermula dari kisah manusia. Tema tersebut menjadi menarik karena dikemas dalam sebuah cerita yang memiliki konflik antartokohnya.
2. Amanat
Sikap kurang kontrol diri menjadi hal utama yang melatarbelakangi suatu penyesalan dalam cerita. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengambil hikmah bahwa semarah apa pun kita, sebaiknya kita tetap dapat mengontrol diri. Selain itu, kita juga harus menepati janji yang pernah kita ucapkan.
3. Penokohan
Dalam cerita di atas terdapat tokoh-tokoh yang memiliki karakter yang berbeda-beda, yang akhirnya memunculkan konflik antartokohnya. Masing-masing tokoh memiliki watak yang unik.
a. Tokoh bapak, memiliki sifat kurang dapat mengontrol diri dan tidak menepati janji.
b. Tokoh ibu, memiliki sifat terlalu memanjakan anak.
c. Tokoh Samosir, memiliki sifat nakal dan tidak menurut perintah orang tua.
4. Jalan cerita
Alur atau plot atau jalan cerita disusun secara runtut mulai dari awal cerita hingga akhir cerita. Konflik cerita dibangun dengan urut sesuai kejadian, dari datar hingga puncak. Cerita tersebut diakhiri dengan penyelesaian konflik yang bersifat tragedi.
Dongeng merupakan suatu cerita fiksi yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau kejadian tertentu di suatu daerah atau negara. Kemenarikan sebuah dongeng dapat dilihat dari unsur-unsur intrinsiknya yang terangkum secara utuh dan terpadu. Namun, jika dongeng tersebut diceritakan secara lisan, kemenarikan sebuah dongeng dapat berkaitan dengan unsur-unsur penceritaan (gaya bercerita, kekomunikatifan bahasa, diksi atau pilihan kata, ekspresi, dan intonasi).
Sekian pembahasan mengenai Menemukan hal menarik dari dongeng semoga dapat mudah dimengerti dan membantu tugas sobat, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!
Menemukan Hal Menarik dari Tema dan Amanat Dongeng
Dongeng merupakan suatu cerita fiksi yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau kejadian tertentu di suatu daerah atau negara. Dongeng menjadi salah satu bentuk karya sastra lama yang sangat populer di seluruh dunia, termasuk di negara kita. Salah satu penyebab populernya dongeng adalah adanya kemenarikan di dalamnya. Hampir setiap daerah dapat dipastikan memiliki dongeng yang umum diketahui oleh masyarakatnya secara turun-temurun.Namun, pada saat ini dongeng sudah banyak mengalami pengemasan dalam penyampaiannya, misalnya melalui komik, film kartun, dan sebagainya.
Kemenarikan sebuah dongeng antara satu orang dengan orang lain akan berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pengalaman, perasaan, dan latar belakang si pendengar. Seseorang dapat menganggap dongeng itu menarik dari segi isi cerita dan gaya bahasanya. Akan tetapi, dapat juga orang lain mengatakan dongeng tersebut menarik dari sisi karakter tokoh dan bahasanya.
Legenda Danau Toba, Menemukan Hal Menarik Dari Dongeng |
Pada dasarnya, kemenarikan sebuah dongeng terletak pada unsur-unsur intrinsiknya yang terangkum secara utuh dan terpadu. Jika dongeng tersebut diceritakan secara lisan, unsur-unsur penceritaan (gaya bercerita, kekomunikatifan bahasa, diksi atau pilihan kata, ekspresi, dan intonasi) juga sangat berpengaruh terhadap menariknya sebuah dongeng.
Sebagaimana karya sastra lainnya, unsur intrinsik dongeng juga meliputi latar, alur, amanat, tema, serta penokohan. Supaya lebih memahami materi ini, kalian akan berlatih menyimak dan memahami dongeng yang akan diperdengarkan sebagaimana tercantum di bawah ini. Jadi, kalian tidak perlu membaca dongeng di bawah ini, karena salah seorang teman kalian akan membacakannya.
Legenda Danau Toba
(Dongeng Rakyat Sumatra Utara)
Pada zaman dahulu, hidup seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani tersebut mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hidupnya. Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ikan ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya.
Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya, karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan. Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang, lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama dia memancing, tak seekor ikan pun didapatnya. Kejadian yang begitu belum pernah dia alami. Sebab, biasanya ikan sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada juga ikan yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing.
Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancingnya itu jauh ke tengah sungai. Hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, karena dia tahu bahwa ikan yang menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar. Setelah beberapa lama dia biarkan pancingnya ditarik ikan itu ke sana kemari, barulah pancing itu ditariknya perlahanlahan. Ketika pancing itu disentakkannya, tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya.
Dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat supaya tidak lepas. Sambil tersenyum gembira, mata pancingnya dia lepas dari mulut ikan itu. Pada saat dia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya. Kemudian, setelah ikan itu diletakkannya ke satu tempat, dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi. Perasaannya gembira sekali, karena belum pernah dia mendapatkan ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah dipanggang.
Ketika dia meninggalkan sungai untuk pulang ke rumahnya, hari sudah mulai senja. Setibanya di rumah, lelaki itu hendak menyalakan api untuk memanggang ikan itu. Namun, ternyata kayu bakar di dapur rumahnya sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya.
Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar, dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju dapur. Pada saat lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut, karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan, tampak terhampar beberapa keping uang emas. Karena terkejutnya dan heran mengalami keadaan aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk ke kamar.
Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap, karena di dalam kamar itu terdapat seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil duduk menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. Sesaat kemudian, perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memandang lelaki itu yang tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri di hadapannya luar biasa cantiknya.
Dia belum pernah melihat perempuan secantik itu, meskipun dahulu dia sudah jauh mengembara ke berbagai negeri. Karena hari sudah malam, perempuan itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu ke dapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi dimasak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing di sungai. Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping emas yang terletak di dapur itu adalah penjelmaan sisiknya.
Setelah beberapa minggu perempuan cantik itu tinggal serumah bersamanya, pada suatu hari lelaki itu melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan itu menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat, lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya yang menjelma dari ikan. Setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.
Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas.
Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksalah ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.
Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesal pergilah dia mengantarkan nasi itu. Dia tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan. Setibanya di ladang, sisa nasi itu, yang hanya tinggal sedikit, dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa.
Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasi itu. Kesabaran si ayah jadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil mengatakan: “Anak yang tak bisa diajar. Tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”. Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya, dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya.
Semua kata-kata cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya dia ceritakan pula. Mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang diucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya itu. Dia berlari-lari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.
Ketika tampak oleh si ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah mereka itu. Ketika dia tiba di tepi sungai itu, kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat kemudian, dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat.
Beberapa waktu kemudian, tempat sungai itu sudah meluap ke mana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Pak Toba tak bisa menyelamatkan dirinya. Ia mati tenggelam oleh genangan air. Lama-kelamaan, genangan air itu semakin meluas dan berubah menjadi danau yang sangat besar, yang di kemudian hari dinamakan orang Danau Toba. Sedang pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.
(Sumber: Buku Pintar Mendongeng Se-Nusantara, 2003)
Dongeng dikatakan menarik apabila menyajikan sesuatu yang baru. Bahkan boleh jadi mengejutkan karena "aneh", lain dari yang lain dan unik. Namun, perlu juga diingat bahwa dongeng merupakan bagian dari karya sastra lisan yang tidak lepas dari fungsinya yang menghibur dan bermanfaat. Oleh sebab itu, dongeng dalam setiap kehadirannya selalu berupaya memberikan pesan-pesan moral dengan menampilkan sesuatu yang bersifat menghibur, sehingga orang merasa tidak digurui secara langsung.
Berdasarkan cerita di atas, kalian dapat menyimak contoh hal-hal menarik dari dongeng tersebut, antara lain berikut.
1. Tema
Tema dari cerita di atas adalah terjadinya sebuah danau yang bermula dari kisah manusia. Tema tersebut menjadi menarik karena dikemas dalam sebuah cerita yang memiliki konflik antartokohnya.
2. Amanat
Sikap kurang kontrol diri menjadi hal utama yang melatarbelakangi suatu penyesalan dalam cerita. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengambil hikmah bahwa semarah apa pun kita, sebaiknya kita tetap dapat mengontrol diri. Selain itu, kita juga harus menepati janji yang pernah kita ucapkan.
3. Penokohan
Dalam cerita di atas terdapat tokoh-tokoh yang memiliki karakter yang berbeda-beda, yang akhirnya memunculkan konflik antartokohnya. Masing-masing tokoh memiliki watak yang unik.
a. Tokoh bapak, memiliki sifat kurang dapat mengontrol diri dan tidak menepati janji.
b. Tokoh ibu, memiliki sifat terlalu memanjakan anak.
c. Tokoh Samosir, memiliki sifat nakal dan tidak menurut perintah orang tua.
4. Jalan cerita
Alur atau plot atau jalan cerita disusun secara runtut mulai dari awal cerita hingga akhir cerita. Konflik cerita dibangun dengan urut sesuai kejadian, dari datar hingga puncak. Cerita tersebut diakhiri dengan penyelesaian konflik yang bersifat tragedi.
Dongeng merupakan suatu cerita fiksi yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau kejadian tertentu di suatu daerah atau negara. Kemenarikan sebuah dongeng dapat dilihat dari unsur-unsur intrinsiknya yang terangkum secara utuh dan terpadu. Namun, jika dongeng tersebut diceritakan secara lisan, kemenarikan sebuah dongeng dapat berkaitan dengan unsur-unsur penceritaan (gaya bercerita, kekomunikatifan bahasa, diksi atau pilihan kata, ekspresi, dan intonasi).
Sekian pembahasan mengenai Menemukan hal menarik dari dongeng semoga dapat mudah dimengerti dan membantu tugas sobat, jika bukan artikel ini yang sobat cari, mungkin materi dibawah ini dapat menjawabnya, selamat belajar!