Perubahan Lingkungan Fisik oleh Faktor Alam
Pada waktu kelas 3 kalian telah mengenal istilah lingkungan. Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan lingkungan? Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik adalah makhluk hidup yaitu manusia, tumbuhan serta hewan-hewan yang ada di sekitar makhluk hidup. Adapun lingkungan abiotik atau lingkungan fisik adalah berbagai macam benda mati yang ada di sekitar makhluk hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Lingkungan hidup tempat tinggal manusia dan mahkluk hidup lainnya banyak mengalami perubahan. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena kegiatan manusia dan kejadian alam. Kegiatan alam seperti angin, hujan, dan cahaya matahari dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Hujan yang terjadi terus-menerus di suatu daerah dapat menyebabkan banjir. Angin yang bertiup kencang dapat merobohkan pepohonan serta erosi. Cahaya matahari yang terik pada waktu musim kemarau dapat menyebabkan mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan.
Kegiatan alam seperti hujan, angin, dan matahari dapat menyebabkan perubahan lingkungan antara lain sebagai berikut.
1. Hujan
Hujan adalah titik air yang jatuh dari awan ke bumi. Musim hujan di Indonesia terjadi bulan Oktober sampai April. Hujan yang turun terus menerus dapat menyebabkan terjadinya banjir. Di daerah yang tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, bila terjadi hujan terus menerus akan terjadi banjir.
Hujan juga dapat menyebabkan erosi. Erosi adalah peristiwa pengikisan permukaan tanah, sedimen atau batuan oleh gerakan air, angin atau es. Erosi sebenarnya merupakan proses alam. Penggundulan hutan, pertambangan, perkebunan dapat memperparah erosi.Tanah pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan tumbuhan alami. Pengalihan hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi. Akar tanaman hutan mempunyai sifat kuat mengikat tanah sedangkan akar tanaman pertanian tidak kuat mengikat tanah.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas. Akibatnya, kesuburan tanah menurun. Akibat lain dari erosi adalah bila turun hujan mudah terjadi banjir karena kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi) berkurang. Selain itu tanah yang terbawa aliran permukaan akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang mengakibatkan pendangkalan sungai.
Hujan deras terus menerus pada wilayah dengan topografi agak miring atau curam dapat mengakibatkan tanah longsor. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada bulan Desember 2007.
2. Badai atau Angin Topan
Angin terjadi karena aliran udara dari daerah yang bertekanan tinggi menuju ke daerah bertekanan rendah. Angin yang bertiup perlahan-lahan menimbulkan rasa sejuk. Tetapi angin yang bertiup kencang dapat menimbulkan bencana. Angin yang bertiup kencang disebut badai atau angin topan.
Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini, yaitu Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Serangan angin topan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, yaitu robohnya bangunan, tumbangnya pohon, merusak daerah pertanian dan perkebunan. Angin yang kencang dapat menyebabkan terkikisnya tanah dan bebatuan. Pengikisan tanah oleh angin banyak terjadi di daerah gurun. Jika angin mengikis pasir dan batu-batuan yang dilaluinya maka akan membentuk batu cendawan di gurun pasir.
3. Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
B. Rangkuman
Perubahan lingkungan fisik dapat terjadi karena kegiatan alam dan kegiatan manusia. Kegiatan alam seperti hujan, angin, dan cahaya matahri dapat menyebabkan perubahan lingkungan fisik. Hujan dapat mengakibatkan erosi, banjir dan tanah longsor. Serangan angin topan dapat menumbangkan pepohonan sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Pengikisan pasir dan bebatuan oleh angin banyak terjadi di gurun yang mengakibatkan terbentuknya cendawan gurun. Cahaya matahari yang terik pada musim kemarau dapat menyebabkan keringnya sumber mata air dan kekeringan pada lahan pertanian.
Pada waktu kelas 3 kalian telah mengenal istilah lingkungan. Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan lingkungan? Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik adalah makhluk hidup yaitu manusia, tumbuhan serta hewan-hewan yang ada di sekitar makhluk hidup. Adapun lingkungan abiotik atau lingkungan fisik adalah berbagai macam benda mati yang ada di sekitar makhluk hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Lingkungan hidup tempat tinggal manusia dan mahkluk hidup lainnya banyak mengalami perubahan. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena kegiatan manusia dan kejadian alam. Kegiatan alam seperti angin, hujan, dan cahaya matahari dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Hujan yang terjadi terus-menerus di suatu daerah dapat menyebabkan banjir. Angin yang bertiup kencang dapat merobohkan pepohonan serta erosi. Cahaya matahari yang terik pada waktu musim kemarau dapat menyebabkan mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan.
Kegiatan alam seperti hujan, angin, dan matahari dapat menyebabkan perubahan lingkungan antara lain sebagai berikut.
1. Hujan
Hujan adalah titik air yang jatuh dari awan ke bumi. Musim hujan di Indonesia terjadi bulan Oktober sampai April. Hujan yang turun terus menerus dapat menyebabkan terjadinya banjir. Di daerah yang tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, bila terjadi hujan terus menerus akan terjadi banjir.
Hujan juga dapat menyebabkan erosi. Erosi adalah peristiwa pengikisan permukaan tanah, sedimen atau batuan oleh gerakan air, angin atau es. Erosi sebenarnya merupakan proses alam. Penggundulan hutan, pertambangan, perkebunan dapat memperparah erosi.Tanah pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan tumbuhan alami. Pengalihan hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi. Akar tanaman hutan mempunyai sifat kuat mengikat tanah sedangkan akar tanaman pertanian tidak kuat mengikat tanah.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas. Akibatnya, kesuburan tanah menurun. Akibat lain dari erosi adalah bila turun hujan mudah terjadi banjir karena kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi) berkurang. Selain itu tanah yang terbawa aliran permukaan akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang mengakibatkan pendangkalan sungai.
Hujan deras terus menerus pada wilayah dengan topografi agak miring atau curam dapat mengakibatkan tanah longsor. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada bulan Desember 2007.
2. Badai atau Angin Topan
Angin terjadi karena aliran udara dari daerah yang bertekanan tinggi menuju ke daerah bertekanan rendah. Angin yang bertiup perlahan-lahan menimbulkan rasa sejuk. Tetapi angin yang bertiup kencang dapat menimbulkan bencana. Angin yang bertiup kencang disebut badai atau angin topan.
Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini, yaitu Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Serangan angin topan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, yaitu robohnya bangunan, tumbangnya pohon, merusak daerah pertanian dan perkebunan. Angin yang kencang dapat menyebabkan terkikisnya tanah dan bebatuan. Pengikisan tanah oleh angin banyak terjadi di daerah gurun. Jika angin mengikis pasir dan batu-batuan yang dilaluinya maka akan membentuk batu cendawan di gurun pasir.
3. Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
B. Rangkuman
Perubahan lingkungan fisik dapat terjadi karena kegiatan alam dan kegiatan manusia. Kegiatan alam seperti hujan, angin, dan cahaya matahri dapat menyebabkan perubahan lingkungan fisik. Hujan dapat mengakibatkan erosi, banjir dan tanah longsor. Serangan angin topan dapat menumbangkan pepohonan sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Pengikisan pasir dan bebatuan oleh angin banyak terjadi di gurun yang mengakibatkan terbentuknya cendawan gurun. Cahaya matahari yang terik pada musim kemarau dapat menyebabkan keringnya sumber mata air dan kekeringan pada lahan pertanian.