Membaca Ekstensif dan Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel dan Buku

Membaca Ekstensif dan Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel dan Buku - Pada pembahasan materi pelajaran kali ini mengenai menemukan gagasan dari beberapa artikel dan buku melalui kegiatan membaca ekstensif, contoh artikel membaca ekstensif, contoh membaca ekstensif teks berita, sumber bacaan dalam membaca ekstensif, contoh membaca intensif, makalah membaca ekstensif, ciri-ciri membaca ekstensif, jenis membaca ekstensif, untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Membaca Ekstensif dan Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel dan Buku

Bagaimanakah kemampuan membaca kalian dalam upaya menemukan gagasan dari beberapa sumber? Cukup baikkah? Membaca ekstensif merupakan salah satu cara membaca dengan tujuan agar dapat menjangkau bahan bacaan secara luas.

Dengan demikian, akan diperoleh sebuah pemahaman yang cukup memadai mengenai sebuah topik atau permasalahan tertentu. Supaya mampu menerapkan teknik membaca ekstensif secara baik dan benar memang diperlukan sebuah proses latihan yang konsisten (tetap). Selain itu, diperlukan pula kemauan kuat untuk dapat menjangkau bahan-bahan bacaan, baik yang berupa artikel maupun buku. Makin banyak bahan yang tersedia, berarti makin baik pula sarana yang tersedia bagi kalian untuk berlatih mempraktikkan teknik membaca ekstensif.
Membaca Ekstensif dan Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel dan Buku
Membaca Ekstensif dan Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel dan Buku

Setelah membaca keseluruhan bahan yang tersedia, kalian dapat mencatat beberapa gagasan penting yang disampaikan, baik melalui artikel maupun buku. Kalian juga diharapkan mampu menyeleksi gagasan-gagasan yang diperlukan atau persamaan tema dengan permasalahan yang sedang dibicarakan.

Bacalah beberapa wacana berikut ini!
Bacaan 1
Nyamuk: Pemakan Darah?
Oleh: Harun Yahya
Anggapan banyak orang bahwa nyamuk adalah pengisap dan pemakan darah tidaklah sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang mengisap darah dan bukan yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina mengisap darah bukan untuk keperluan makan mereka.

Hal ini disebabkan, baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan memakan “nectar”, yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan nyamuk betina, dan bukan jantan, mengisap darah adalah karena darah mengandung protein yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina mengisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.

Nyamuk betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembap atau kolam-kolam yang berair di musim panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi wilayah yang ada dengan sangat teliti menggunakan reseptornya (ujung saraf) yang sangat peka yang terletak pada perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya.

Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara teratur hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah telur.

Telur-telur yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menyesuaikan dengan warna tempat di mana mereka berada. Hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa. Larvalarva ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya.

Ketika periode inkubasi telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva.

Jentik nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas.

Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikroorganisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan “snorkel” (pipa saluran pernapasan) yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri.

Nyamuk yang berada dalam kepompong (pupal stage) kini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen, dan matanya yang besar. Kemunculan nyamuk dari kepompong diawali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. Risiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru “lahir” ini dari bersinggungan dengan air.

Masa-masa ini sangatlah kritis, sebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibat kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan mendekati permukaan air hanya sekadar menyentuh permukaan air.
(Sumber: Ta-Ha Publisher, Uk, 1999, dengan pengubahan)

Bacaan 2
Virus Demam Berdarah Mudah Bermutasi
Demam berdarah pun dapat dikategorikan dampak alam yang murka. Sebagai penyakit berbasis lingkungan, perubahan cuaca turut menjadi pemicunya. Perubahan cuaca ekstrem antara lain karena pemanasan global akibat gas-gas polutan membuat kepadatan nyamuk meningkat. Ketidakpedulian pada lingkungan makin memicu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (pembawa virus demam berdarah) berkembang biak di air jernih, sejuk, dan gelap.

Pola cuaca di Asia Tenggara sendiri sangat terkait dengan insiden munculnya penyakit ini. Tingkat penyebaran virus yang tinggi terjadi pada peralihan musim: dengan curah hujan tinggi dan suhu udara yang tinggi pula.

Kondisi makin berat karena virus demam berdarah-sebagaimana virus pada umumnya amat mudah bermutasi. Mutasi virus merupakan salah satu upaya bertahan hidup terhadap berbagai kondisi yang mengancam kelangsungannya. Lahirlah tipe virus baru.

Evolusi virus dengue diperkirakan terjadi selama 200 tahun terakhir, termasuk yang dipicu oleh induksi obat atau zat kimia. Kondisi ini tidak hanya merepotkan, tetapi membahayakan jiwa karena varian-varian virus dengue menunjukkan gejala berbeda-beda apabila menjangkiti manusia.

Kondisi itu pula yang membuat Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Umar Fahmi Achmadi menduga munculnya serotipe virus baru demam berdarah di lapangan. Maklumlah, pada sebagian pasien tidak muncul manifestasi klinis demam berdarah.

Apakah itu pertanda munculnya varian baru dari virus dengue, belum dapat dipastikan. “Itu masih diteliti,” katanya. Kenyataannya, demam yang disebabkan virus dengue-sehingga disebut demam berdarah dengue (DBD)-memang masih mengandung misteri.

Selain gejala awalnya tidak khas, hal lain yang berkaitan dengan virusnya juga masih gelap. Ada empat tipe virus dengue yang kini diketahui, tipe 1, 2, 3, dan 4. Diakui dari empat serotipe (tipe virus) di atas telah muncul ratusan strain (tipe).

Masing-masing strain menimbulkan reaksi antigen dan antibodi yang berbeda-beda. Semua menimbulkan dampak yang berat berupa perdarahan dan dapat berakibat fatal. Hal ini tergantung kondisi individual pasien.

Namun, tidak ada manifestasi klinis yang khas pada setiap tipe. Ada yang hanya menimbulkan gejala demam sehingga pasien menganggapnya sebagai flu biasa. Ada yang berdampak perdarahan pada inangnya atau manusia, kemudian dikenal sebagai DBD.

Sejauh ini, penderita yang manifestasi klinisnya berat di RS Hasan Sadikin terkena virus dengue tipe 3. Namun, laboratorium belum dapat mengonfirmasi apakah virus dengue tipe 3 memang menunjukkan gejala tidak khas.

Kepala Suku Dinas Penyehatan Lingkungan Jawa Barat, Fatimah Resmiat, juga membenarkan adanya tren gejala yang tidak khas tersebut. Sayang, kecurigaan soal varian baru virus dengue belum dapat dikonfirmasikan.
Fatimah menuturkan, setahun lalu seorang dokter mengirimkan sampel darah putrinya yang berumur 17 tahun, yang meninggal karena sakit seperti flu berat, ke laboratorium Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Atlanta, Amerika Serikat. Hasil uji laboratorium menyebutkan bahwa anak tersebut terserang demam berdarah dengue.

Meski virus mudah bermutasi, tidak ada kepastian apakah itu varian baru virus dengue atau bukan.

Menurut Prof. Agus S. Rahman, Kepala Jurusan Mikrobiologi FKUI, penelitian di FKUI selama tiga tahun terakhir adalah mengembangkan diagnostik dan pemetaan genetik virus tersebut. “Saat ini baru sebagian gen virus dan fungsi dari setiap gen yang sudah terpetakan,” ujarnya.
(Sumber: Kompas, 19 Februari 2004, dengan pengubahan)

Setelah membaca dua teks yang bersumber dari artikel dan buku di atas, kalian dapat mencatat gagasan penting yang ada. Gagasan penting yang dapat kalian catat berdasarkan bacaan “Nyamuk: Pemakan Darah” dan “Virus Demam Berdarah Mudah Bermutasi” sebagai berikut.

1. Pada bacaan pertama, memang secara khusus berbicara tentang nyamuk dengan tahap-tahap perkembangan dalam hidupnya: nyamuk-telur-larva-jentik-kepompongnyamuk.

Ada beberapa hal yang penting dalam bacaan tersebut, di antaranya berikut.
a. Secara umum, nyamuk merupakan pemakan nectar, yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga).
b. Hanya nyamuk betina yang mengisap darah.
c. Protein darah ini digunakan sebagai bahan makanan telur-telur nyamuk.
d. Sekali bertelur, nyamuk dapat mengeluarkan 300 buah telur yang berupa koloni.
e. Perubahan warna telur nyamuk berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa.
f. Pada fase jentik, makanan mereka berupa bakteri dan mikroorganisme lainnya. Mereka makan dengan cara membuat pusaran air kecil dalam air.
g. Fase sobeknya kepompong merupakan masa kritis nyamuk, sebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibat kematian bagi nyamuk.

2. Pada bacaan kedua, secara khusus berbicara tentang keterkaitan nyamuk dengan penyebaran demam berdarah serta mutasinya virus dengue. Beberapa hal yang penting dalam bacaan tersebut, di antaranya berikut.

a. DBD dapat dikategorikan penyakit berbasis lingkungan.
b. Virus DBD amat mudah bermutasi sebagai salah satu upaya bertahan hidup.
c. Evolusi virus dengue diperkirakan terjadi selama 200 tahun yang mengakibatkan munculnya varian virus dengue dengan manifestasi klinis berbeda.
d. Sampai saat ini, hanya diketahui 4 tipe virus dengue: tipe 1, 2, 3, dan 4. Padahal, sudah muncul ratusan tipe varian yang lain.
e. Sampai saat ini baru sebagian gen virus dan fungsi dari setiap gen yang sudah terpetakan.

3. Kesamaan dan keterkaitan antara kedua artikel tersebut dapat kalian kemukakan sebagaimana berikut.

a. Untuk dapat mengurangi populasi nyamuk pembawa virus dengue atau variannya, maka perlu kesadaran bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita.


b. Memberantas nyamuk pembawa virus dengue atau variannya lebih mudah dan murah biayanya daripada harus mengatasi virus-virus dengue yang telah bermutasi.

c. Nyamuk betina biasanya sangat jeli dalam memilih tempat untuk menaruh telur-telurnya. Ia dapat saja berkembang biak pada dedaunan lembap, pohon-pohon yang berlubang, bak mandi, air tampungan dalam lemari es, dan lain sebagainya. Untuk itu, ketika kita membersihkan lingkungan sebaiknya dapat menjangkau semua tempat yang diperkirakan dapat menjadi sarang nyamuk bertelur.

d. Dengan membersihkan secara teratur, paling tidak kita telah berupaya untuk menghambat perkembangan varian-varian virus dengue.

Pengambilan gagasan atau pengetahuan yang terdapat pada bacaan disesuaikan dengan keperluan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam pengambilan gagasan ataupun pengetahuan dari artikel yang kalian baca diperlukan pemilahan atau penyeleksian.

Sebagai contoh, misalnya kalian akan membuat karya tulis mengenai upaya mencegah demam berdarah dengan cara pemberantasan nyamuk. Dalam membuat karya tulis tersebut, kalian dapat mengambil gagasan penting yang kalian catat di atas pada poin 3 sebagai referensi karya tulis kalian. Jika kalian masih memerlukan referensi tambahan lain, kalian dapat melengkapinya dengan informasi lain yang mendukung, baik dari sumber yang sama maupun sumber lain yang sesuai.

Pada artikel kedua pada materi terdapat kata klinis. Kata klinis berasal dari kata klinik yang mendapat akhiran -is. Kata klinis berarti berhubungan dengan klinik (pengamatan berdasarkan kesehatan).

Imbuhan -is, -isasi, -isme, dan -itas, berasal dari serapan bahasa asing. Namun, pada perkembangannya imbuhan tersebut lazim digunakan dalam bahasa Indonesia.

Hal tersebut dapat dicontohkan pada katakata materialis, organisasi, nasionalisme, dan produktivitas.

Fungsi penggunaan imbuhan tersebut yaitu
1) -is: bersifat atau berkaitan dengan ...; orang ...
contoh: ekonomis, patriotis
2) -isasi: berkaitan dengan ...
contoh: urbanisasi
3) -isme: paham/kepercayaan
contoh: komunisme, animisme
4) -itas: berkaitan dengan keadaan ...; bersifat ...
contoh: kontinuitas, efektivitas
Contoh Membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata berimbuhan -is, -isasi, -isme, dan -itas!
  • Jangan membakar sampah karena akan menjadi pencemaran udara, selain itu sampah plastik dan kertas masih memiliki nilai ekonomis.
  • Karena kurangnya lapangan pekerjaan di desa telah terjadi urbanisasi di kota-kota besar.
  • Fanatisme berlebihan tentunya tidak baik, karena membuat kita tidak dapat berpikir secara positif.
  • Penurunan harga jual BBM tidak memiliki efektivitas terhadap kenaikan sembako.
Sekian pembahasan mengenai Membaca Ekstensif dan Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel dan Buku dan juga menemukan gagasan dari beberapa artikel dan buku melalui kegiatan membaca ekstensif, contoh artikel membaca ekstensif, contoh membaca ekstensif teks berita, sumber bacaan dalam membaca ekstensif, contoh membaca intensif, makalah membaca ekstensif, ciri-ciri membaca ekstensif, jenis membaca ekstensif, semoga mudah kalian pahami, selamat belajar!