Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Drama

Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Drama - Pada pembahasan materi bahasa Indonesia kali ini bertujuan agar nantinya sobat dapat menentukan unsur-unsur intrinsik drama, seperti alur, penokohan, diksi, dan tema yang ada di setiap naskah drama dan contoh soal, untuk lebih jelasnya lagi mengenai bagaimana menentukan unsur-unsur intrinsik di dalam Drama, dapat sobat simak dalam penjelasan singkat berikut ini.

Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Drama

Wawancara memiliki persamaan dengan drama, yakni sama-sama berbentuk dialog. Kamu berwawancara berarti kamu harus melakukan dialog dengan seseorang (narasumber). Begitupun dengan bermain drama, kamu harus memerankan tokoh dan tokoh itu berdialog dengan tokoh lainnya.

Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Drama
Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Drama
Bedanya, dialog dalam wawancara bertujuan mendapatkan informasi, sedangkan dialog dalam drama adalah untuk menghidupkan suatu cerita seolah-olah terjadi dalam kenyataan yang sesungguhnya.

Drama memiliki unsur-unsur, seperti alur atau kerangka cerita, penokohan, latar, tema, dan amanat

1. Alur atau kerangka cerita adalah rangkaian peristiwa yang bentuknya dapat berupa alur maju, alur balik, dan alur campuran.

2. Penokohan adalah penggambaran watak tertentu dari setiap tokohnya.

Dikenal tiga macam tokoh dalam suatu drama.
  1. Protagonis adalah tokoh yang menampilkan kebaikan.
  2. Antagonis adalah tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan.
  3. Tritagonis adalah tokoh Yono mendukung protagonis untuk memperjuangkan nilai kebaikan.
3. Tema adalah gagasan pokok yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau penonton.
4. Latar adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam drama, misalnya di sekolah, di rumah, di tengah jalan.
5. Amanat adalah pesan yang terkandung dalam drama. Contoh amanat, perlunya saling menyayangi dengan sesama, perlunya menyantuni anak yatim.

Perhatikan teks drama berikut. 
(Empat orang masuk arena pertunjukan. Satu orang yang sakit di atas tempat tidur digotong dua orang. Satu orang lagi sebagai ibu yang latah)

Otong : "Aduh! ... Hemm...Heeemmm...! (mengerang karena sakit payah).
Ayah : "Sudah-sudah, turunkan di sini! (tempat tidur diturunkan).
Otong : "Aduh....! Heemmm...! Ingin minum....Air...!"
Ibu : "Minum....Otong? Haus? Nanti,nanti, nanti (mondar-mandir, linglung)...Apa...yaa?"
Ayah : (membentak) "Cepat, Bu!"
Ibu : "Eh...air! Oh, ya...air!" (terus keluar dari arena dan kembalinya membawa ember berisi air). "Otong, Otong...! Ini airnya, Ibu bawakan banyak sekali!"
Ayah : "Ya, Allah! Ibu! Apa tidak ada gelas?"
Ibu : "Ini saja biar kenyang!" (Otong segera didudukkan dan ibu mengakat ember untuk memberi
minum). 
Otong : "Haaciih...!" (Otong bersin dan tidak jadi minum, bahkan
menolaknya).
Ibu : "Mengapa Tong, mengapa? Minumlah biar sembuh!"
Ayah : "Itu air apa, Bu? Kok baunya begini?"
Ibu : "(sadar) Ya Allah...! Ini air dari pispot!" (terus keluar membawa lagi ember).
Ucin : "Ayah, bagaimana kalau kita panggilkan dokter saja?"
Ayah : "Ya, ya..., cepat kamu lari, Ucin! Katakanlah kepada dokter penyakitnya gawat sekali!"
Ucin : "Baik, Ayah!" (sambil segera keluar).
Otong : "Aduuh....! Hemmm, hemmm....!"
Ibu : (masuk membawa air ke dalam gelas) "Ali...Ucin ke mana, Ayah?"
Ayah : "Sedang memanggil dokter, Bu!"
Ibu : "Dokter? Untuk apa memanggil dokter?"
Ayah : "Mengobati penyakit Otong. Nah, itu dokternya datang, (Ucin dan dokter masuk dengan membawa koper berisi alat-alat kedokteran.
Ibu : "Oh, Pak Dokter! Cepat Pak Dokter, Otong sudah mengkhawatirkan, sembuhkan Dokter, jangan sampai mati!"
Dokter : "Ya, ya...! Nanti saya periksa dulu!" (Dokter langsung memeriksa). "Wah ini penyakit berbahaya."
Ibu : "Berbahaya? Aduh, aduh!" (mondar-mandir). "Kasihan Otong! Nyawamu tak tertolong. Gusti...! (menangis).
Ayah : "Ibu, jangan ribut dulu! Tunggu saja bagaimana dokter!"
Dokter : "Sabar, Bu, mudah-mudahan anak ibu bisa tertolong!"
Ayah : "Bagaimana penyakitnya, Dokter?"
Dokter : "Wah, penyakitnya berbahaya. Ia mesti dioperasi. Ia terserang penyakit kencing batu!"
Ibu : "Kencing batu? (Heran) Batu apa, Dokter? Batu kali atau batu cincin?"
Dokter : "Batu baterai" (sambil membuka kopor. Alat operasi dikeluarkan, yaitu: gergaji, parang, palu, gunting kaleng, jarum karung, tang, dan obeng).
Ibu : "Aduh, aduh, aduh...! Ada gergaji, gunting, palu, dan segala macam, untuk apa Dokter?"
Dokter : "Parang ini untuk membelah kulit. Gunting untuk memotong urat, gergaji untuk menggergaji batu yang menempel pada kandung seni. Kalau batunya besar perlu dipukuli, dihancurkan dengan palu ini. Coba pegang satu-satu. Nanti kalau saya minta,segera berikan!" (Dokter memberikan alat-alat tersebut kepada ketiga orang itu). "Awas, operasi akan segera dimulai. Parang, berikan!"
Ayah : "Memberi parang kepada dokter".
Dokter : "Coba, tangan itu dipegang oleh seorang. Oleh Ibu saja! Setiap kaki dipegang oleh satu orang. Tahan jangan sampai bergerak. Operasi segera dimulai. Satu...dua...ti...(sambil mengayunkan parang diarahkan ke perut pasien).
Otong : "Tahan, Dokter!" (Otong bangun, dengan paksa melepaskan diri dari pegangan). "Operasi cara apa, kok begitu?"
Dokter : "Ini operasi istimewa, untuk mengobati penyakit malas! Bagaimana, mau operasi? Atau sudah sembuh?"
Otong : "Jangan dioperasi Dokter, saya sudah sudah sembuh!"
Dokter : "Tidak mau malas lagi?"
Otong : "Tidak, Dokter!"
Dokter : "Nah, Pa, Bu, anak ibu ini penyakitnya hanya malas, tidak mau bekerja. Sekarang sudah sembuh!"
Ibu : "Oh, pantas....Otong, Otong! Kalau tidak mau mencangkul sawah, terus terang saja. Jangan pura-pura. Membuat orang lain panik!" (maka, semua keluar. Selesai).
Sumber: Teks drama "Operasi yang Sukses" karya M. Hasbi, Rosda 1999.

Dari teks drama "Operasi yang Sukses" tersebut, kamu dapat membuat analisis berdasarkan keterkaitan antarunsurnya. Jenis drama ini termasuk komedi sebab aspek kelucuannya sangat menonjol. Tokoh drama ini terdiri atas Otong, Ayah, Ibu, Ucin, dan Dokter. Ciri tokoh dapat diketahui dengan mudah. Dari kramagung dijelaskan, misalnya tokoh Ibu sebagai orang latah. Adapun tokoh utamanya adalah Otong sebab dari awal hingga akhir cerita menjadi pusat penceritaan.

Latar cerita drama tersebut terjadi di rumah Otong. Ini terbukti sejak awal, yakni melalui keterangan pengarang berikut.
Otong : "Aduh! ... Hemm...Heeemmm...! (mengerang karena sakit payah).
Ayah : "Sudah-sudah, turunkan di sini! (tempat tidur diturunkan).

Selain itu, juga keterangan tokoh Ucin yang akan memanggil dokter. Jadi, latar tempatnya bukanlah rumah sakit.
Ucin : "Ayah, bagaimana kalau kita panggilkan dokter saja?"
Ayah : "Ya, ya..., cepat kamu lari, Ucin! Katakanlah kepada dokter penyakitnya gawat sekali!"

Tahap permulaan alur dijelaskan bahwa Otong sakit sehingga Ayah dan Ibu serta Ucin ikut panik. Dalam keadaan itu, Ucin mengusulkan untuk meminta bantuan dokter. Cerita terus berkembang menuju alur pertengahan.

Pada tahap ini, tokoh dokter meneliti penyakit Otong yang dikatakannya gawat sehingga harus dilakukan operasi. Otong menderita penyakit kencing batu. Keadaan makin panik, terutama dialami Ibu Otong. Ketika operasi hendak dilakukan, si dokter sudah siap dengan peralatan operasi, seperti dijelaskan dalam teks drama: (sambil membuka kopor. Alat operasi dikeluarkan, yaitu: gergaji, parang, palu, gunting kaleng, jarum karung, tang, dan obeng).

Konflik pun mulai mereda. Otong bangkit dari tidurnya, sebagaimana dijelaskan berikut.
Otong : "Tahan, Dokter!" (Otong bangun, dengan paksa melepaskan diri dari pegangan). "Operasi cara apa, kok begitu?"
Dokter : "Ini operasi istimewa, untuk mengobati penyakit malas! Bagaimana, mau operasi? Atau sudah sembuh?"
Otong : "Jangan dioperasi Dokter, saya sudah sudah sembuh!"

Setelah membaca utuh teks drama ini, kamu dapat menemukan tema, watak, dan amanat/pesannya. Judul drama "Operasi yang Sukses" membantu kamu menentukan unsur tema, watak, dan pesan. Otong mungkin tidak akan diketahui kalau tidak dioperasi oleh dokter. Karena merasa takut melihat alat-alat operasi, Otong tidak jadi sakit.

Ternyata, dia hanya berpura-pura sakit. Watak Otong dijelaskan melalui ucapan dokter dan pengakuan Otong, sebagaimana dijelaskan dalam adegan berikut.
Dokter : "Ini operasi istimewa, untuk mengobati penyakit malas! Bagaimana, mau operasi? Atau sudah sembuh?"
Otong : "Jangan dioperasi Dokter, saya sudah sudah sembuh!"
Dokter : "Tidak mau malas lagi?"

Teks drama ini memberikan pesan kepada pembaca bahwa perbuatan malas dan berpura-pura itu tidak baik. Kedua nilai ini jika dikaitkan dengan kehidupan kamu sehari-hari sangatlah merugikan.

Unsur-unsur intrinsik drama meliputi alur atau kerangka cerita, penokohan, latar, tema, dan amanat.

Sekian pembahasan mengenai Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Drama dan juga contoh cara membuat analisis teks drama yang didasarkan atas keterkaitan antarunsur-unsurnya, semoga dapat menambah wawasan sobat, selamat belajar!